Koo Junhoe, dia adalah namja berusia 23 tahun yang mempunyai postur tubuh kekar dan tinggi dengan paras wajah tampan yang selama tiga tahun terakhir ini menjadi idola para gadis-gadis Cina. Dua bola mata hitam yang ia miliki akan membuat siapapun yang menatapnya menjadi mati kutu karena ketajamannya. Tatapan dingin penuh keangkuhan yang ia layangkan pada orang-orang yang tak ia kenal selalu mampu membuat siapa saja tak punya nyali untuk membalasnya barang satu detikpun.
Junhoe, namja tinggi yang selalu menebar pesona- aahh bukan menebar tapi memang pesona ketampanan yang sudah melekat di dalam dirinya selalu membuat gadis manapun terpukau oleh setiap pergerakannya. Surai hitam kelam yang terkadang terlihat berantakan di atas kepalanya malah membuat aura ketampanannya menjadi kian bertambah. Dengan hidung macungnya yang bertengker bak pahatan berseni selalu menjadi penyangga sebuah kacamata trendy yang ia pakai membuat dirinya seperti seorang pangeran masa kini. Lalu bibir seksi -ini poin plus yang ia miliki, sepasang bibir yang tak henti-hentinya dielu-elukan para yeoja yang menatapnya selalu terlihat merah siap untuk di santap (?) Namja tampan cucu dari pengusaha kaya di Korea ini tak akan pernah berhenti membuat gadis-gadis Cina mengejarnya sekedar untuk menyentuh tangan kekarnya berkenalan.
Tiga tahun, yaa itu semua sudah terjadi 3 tahun- aahh lebih tepatnya baru terjadi 3 tahun terakhir ini. Saat dirinya berada di Cina. Saat dengan terpaksanya dia meninggalkan Korea dan memulai semuanya seperti sebuah awal dari kehidupannya yang baru.
Lalu hari ini, untuk pertama kalinya Junhoe menjadi dirinya yang berbeda di negara kelahirannya. Korea. Negera asal yang sudah ia tinggalkan dengan meninggalkan sebuah tanggung jawab yang tak sepantasnya ia tinggalkan begitu saja.
Kini ia sudah kembali. Kembali ke sebuah rumah megah bak istana kerajaan yang menyimpan banyak kenangan untuk dirinya.
Kediaman besar Koo. Rumah megah berornamen klasik yang dulu sempat ia benci. Rumah megah yang menjadi satu-satunya tempat baginya menghabiskan waktu. Disinilah dia kembali lagi dan akan menjadi salah satu penghuni rumah ini kembali.
Hampir tidak ada perubahan apapun di dalam rumah megah Koo. Ornamen rumah masih seklasik dulu. Barang-barang di sanapun tak berganti. Semua masih berada di tempatnya masing-masing. Junhoe hafal betul posisi mereka satu persatu. Bagaimana tidak, 20 tahun dia menghabiskan hari-harinya di dalam rumah megah ini. Itu bukan waktu yang sebentar untuk menghafal semua barang-barang disana. Bahkan Junhoe sudah muak melihat mereka. Dan kini, ia melihat mereka lagi.
Sebuah jam besar dengan pahatan kayu yang terukir indah masih berada di samping tangga. Junhoe memincingkan pandangannya menatap jam bulat lebar yang mempunyai kaki kayu tebal sebagai sebuah penyangga itu sinis. Itu adalah salah satu benda yang tak henti-hentinya ia tatap semasa kecilnya dulu. Menunggu jam raksasa itu berdenting kencang saat waktu menunjukan pukul 6 pagi, 12 siang, 6 sore dan 12 malam. Dan saat suara dentingan jam sudah berbunyi kencang ia akan berlari menuju gerbang utama kediaman Koo, menunggu seseorang datang. Atau kalau tidak, saat dia merasa bosan berlari menuju gerbang dia akan memilih berlari menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua. Itu dia lakukan kurang lebih selama 20 tahun.
Junhoe tersenyum sinis. Mata tajamnya semakin terlihat memukau. Sekelebat ingatan masa lalunya membuat keangkuhannya muncul. Dia tak perlu lagi mengingat semua itu. Itu adalah bagian dari kehidupannya di masa lalu. Dan kini, dia sudah menjalani kehidupannya yang berbeda. Junhoe tak akan lagi mengalami itu semua. Dia tak akan lagi merasakan apa yang dulu dia rasakan itu. Semua sudah berubah. Semua sudah berganti. Kini dia adalah namja dengan sejuta aura tampan yang bisa menakhlukan siapapun yang melihatnya. Dia sudah menjadi Koo Junhoe, Koo Junhoe yang berbeda dari tiga tahun lalu. Bahkan sang kakak yang sudah tak melihatnya selama tiga tahun saja sudah terpikat oleh pesonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Has To Be YOU
FanfictionKisah percintaan JunHwan yang di awali oleh kebencian dan perlahan berubah menjadi rasa iba. Sampai keduanya tak menyadari jika benih-benih cinta sudah bersemayam di dalam hati mereka. JunHwan only.. ©kim_nann