Pagi hari ini akhirnya ruang makan keluarga Koo terlihat penuh oleh penghuni. Tidak seperti hari-hari biasanya. Kini jejeran kursi yang mengelilingi meja panjang itu diduduki oleh seluruh anggota keluarga Koo. Dan untuk pertama kalinya Jinhwan mengikuti ritual sarapan pagi bersama Koo family, lengkap tanpa tertinggal satu orangpun.
Pagi-pagi sekali ketua Koo sudah tiba di istana megahnya dari perjalanan bisnisnya ke luar negeri. Nyonya besar Koo family itu segera mengutus pelayan rumah untuk mengumpulkan cucu-cucunya di ruang makan keluarga.
Jinhwan baru saja selesai mandi saat salah satu pelayan mendatangi kamarnya. Dia yang awalnya bingung mengapa presdir yang baru saja sampai tiba-tiba memanggil dirinya semakin kebingungan saat menyadari bahwa bukan dirinyalah yang saat ini duduk di ruang makan keluarga. Koo sibling yang menjadi cucu kandung presdir pun ternyata menyusul kedatangannya.
Suasana menjadi hening saat Koo sibling sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Percakapan kecil yang sempat terjadi antara Jinhwan dan nenek Koo pun berakhir. Jinhwan menatap kakak-beradik Koo yang berada di seberang meja. Keduanya terlihat tanpa ekspresi. Hyori yang baru saja kembali ke rumah tengah malam tadi terlihat masih kusut dengan kedua matanya yang sedikit bengkak. Lalu Junhoe yang baru saja bangun dari tidur dan baru membasuh wajahnya saja pun nampak masih enggan untuk memulai aktivitas di pagi hari yang masih begitu pagi ini. Hanya Jinhwanlah yang sudah terlihat segar bugar bersama senyum manis yang selalu terhias di wajah imutnya.
"Bagaimana keadaan kalian ?"
Ketua Koo memulai percakapan kepada kedua cucunya. Ia menatap sepasang kakak beradik itu bergantian. Tapi tak satupun dari Koo sibling membalas tatapannya.
Koo Hyori, sang model cantik yang wajahnya masih terlihat kusut itu memanyunkan bibirnya. Kedua matanya yang sedikit bengkak seperti tak mau untuk terbuka lebar, membuat keduanya nampak kian sipit. Salah satu tangannya menopang dagu lancipnya di atas meja. Dia benar-benar masih mengantuk. Tengah malam tadi ia baru kembali dari Busan. Dan seharian kemarin schedule nya memang benar-benar padat. Kalau bukan karena perintah dari presdir, dia tak akan membuang waktunya untuk duduk di meja makan sepagi ini. Tentu dia akan memilih berkelut dengan selimut tebalnya di atas ranjang empuknya.
Koo Junhoe, namja tampan yang baru beberapa hari lalu kembali dari Cina ini sepertinya berfikiran hal yang sama dengan sang noona. Kalau bukan karena sang nenek yang sudah 3 tahun ini tidak ia jumpai, saat ini dia tidak akan duduk di ruang makan yang luas ini. Dengan raut wajahnya yang terlihat cuek, namja bermata hitam legam itu terdiam menatap segelas air putih yang ada di depannya.
Jinhwan mecibirkan bibir tipisnya ke arah Koo bersaudara. Suasana di meja makan kali ini sepertinya begitu buruk. Jinhwan tidak bisa menyebut ini adalah ritual makan bersama sebuah keluarga. Tidak ada aura kehangatan yang tercipta. Semua terasa dingin.
"Hyori-yaa.. apa kau masih sibuk dengan pekerjaanmu ?"
Nenek Koo kembali memulai percakapan.
"Hhhmmm.."
Hyori yang masih mengantuk berat hanya ber-hhmm singkat seraya menganggukan kepalanya pelan.
"Kau terlihat lebih kurus dari terakhir ku lihat. Apa kau makan dengan teratur ?"
"Mungkin aku kelelahan."
"Jaga kondisimu baik-baik. Jangan kau paksakan dirimu sendiri. Kalau kau merasa sudah lelah, kau bisa masuk ke perusahaan. Pilih saja mana yang menurutmu cocok denganmu."
"Ne.. sudah puluhan kali halmeoni mengatakan itu." Balas Hyori dengan ketus.
Nenek Koo tetap sabar menghadapi sikap cucunya yang cantik ini. Dia hanya menghembuskan nafas panjangnya seraya menatap Hyori.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Has To Be YOU
FanfictionKisah percintaan JunHwan yang di awali oleh kebencian dan perlahan berubah menjadi rasa iba. Sampai keduanya tak menyadari jika benih-benih cinta sudah bersemayam di dalam hati mereka. JunHwan only.. ©kim_nann