OO1

8.3K 758 164
                                    

"Ehem. Selamat pagi adek-adek. Saya Lee Taeyong, kelas 11-4. Gausah panggil sunbae ya, panggil hyung oppa atau sayang juga boleh ehe. Jadi disini saya, mbak Seulgi, dan mas Jaehyun yang paling gans ini akan menemani kalian selama MOS."

Itu Taeyong, kakak kelas sekaligus tetangga Jaemin. Jadi selama 3 hari kedepan ia akan ditemani makhluk ajaib itu.

"Oiya, karna sebenarnya MOS sudah dihapus. Jadi kita gaakan nyuruh yang aneh-aneh kok. Disini kita cuma nemenin kalian sampe pensi nanti," jelas Seulgi.

"Id cardnya dipake ya dek, biar kita tau nama kalian," tambah mengetahui "Emm disini belum ada perangkat kelas kan? Gimana kalo kita bentuk sekarang?" usul Seulgi yang kemudian disetujui oleh para siswa kelas 10-4.

"Disini siapa yang mau mencalonkan diri jadi perangkat kelas?"

Semuanya diam. Sepertinya tidak ada yang berminat menjadi perangkat kelas. Jaemin menggigit bibirnya, sebenarnya ia berminat tapi ia ragu. Jaemin mencoba memberanikan dirinya, dan dengan mantap ia mengangkat tangannya.

"Wah dek Jae mau nih. Yuk sini maju," ujar Taeyong.

"Saya mau mencalonkan diri!" seru seorang siswa. Jaemin membelalakkan matanya saat mengetahui suara siapa itu.

"Kamu Mark yang bule itu kan? Hayuk deh sini maju dek. Wah kemungkinan kamu votenya banyak nih,"

Seulgi langsung menyeret Mark yang duduk di bangku paling belakang menuju ke depan kelas.

"Dih, lo keknya seneng banget kalo liat bule-bule gitu Seul," ejek Jaehyun.

"Hidih, daripada lo suka banget liat uke-uke kek Taeyong gini."

"Buset lo berdua udah kek anak paud aja. Ini udah pada maju semua yang nyalonin diri jadi perangkat kelas, eh kakaknya malah berantem."

Seulgi dan Jaehyun pun langsung manyun.

Setelahnya, semua yang mencalonkan diri menjadi perangkat kelas pun diharuskan menyebutkan visi misi mereka. Dan barulah dimulai sesi voting.

"Oke, dan hasilnya adalah... Na Jaemin sebagai ketua kelas, Mark Lee sebagai wakil ketua kelas, Lee Sungkyung sebagai sekretaris, Seo Hyein sebagai bendahara 1, dan Zhong Chenle sebagai bendahara 2. Selamat untuk kalian semua!"

'Deg'

Jaemin membeku saat mengetahui bahwa dirinya lah yang menjadi ketua kelas. Padahal ia sudah yakin tadi menyebutkan bahwa dirinya tadi mencalonkan diri sebagai wakil ketua kelas. Dan yang lebih parah lagi. Wakilnya adalah Mark Lee.

"Hai ketua, semoga kita bisa bekerja sama selama 1 semester ini," ujar Mark sembari merangkul bahu Jaemin.

"TIDAKKK!!!"

***

"Jae napa lo murung aja? Kagak suka ya jadi ketua kelas dari 33 anak ajaib ini?" tanya Haechan.

"Bukan gitu ih, masalahnya wakil gue ga suka kalo wakil gue si bule ganas itu," jawab Jaemin.

"Udahlah, terima aja. Itu namanya takdir," ujar Haechan.

Tiba-tiba kelas menjadi ribut. Anak-anak berhamburan menuju pintu kelas.

"Woi ada Renjun!" seru Jeno.

"Eh anjir iya."

"Ada Renjun! Ada Renjun!"

Dan seketika kelas menjadi seramai pasar.

"Eng... Mau cari Chenle," ujar Renjun
ke seorang siswi.

"Cieeee, Chenle dicariin Renjun nih!"

"Cie Chenleeee."

"Jan lupa peje eak."

"Bacot deh lo pada," teriak Chenle.

Dengan kesal ia pun keluar kelas untuk menemui Renjun. Dan ternyata di luar kelas itu sangat-sangat ramai, banyak anak kelas lain yang ingin menyaksikannya.

"Ada apa kamu nyari saya?" tanya Chenle.

Renjun menggaruk tengkuknya. "Eng... Kamu punya BBM?"

"Mmm ngga punya," jawab Chenle.

"Punya Id Line?" tanya Renjun lagi.

"Engga."

"Punya WA?"

Chenle menggeleng. "ngga punya..."

"Kalo nomer telfon?"

"Eng... Ngga punya juga."

"Woi bantet trus lo punyanya apa?" Seru seorang siswa dari kerumunan. Dan seketika suasana menjadi ricuh.

"Ada apa ini?" tiba-tiba Taeyong bersama Jaehyun dan Seulgi sudah ada di sana.

"Nih anak kenapa bisa ada disini?" tanya Seulgi sambil menunjuk Renjun.

"Ehe, gapapa kok. Saya mau balik ke kelas dulu. Dadah Chenle sayang~"

Chenle bergidik ngeri. "Tuh anak sakit jiwa kali."

Dan suasana pun menjadi tenang kembali. Anak-anak dari kelas lain sudah kembali ke alamnya masing-masing.

"Hyung, kenal sama Renjun?" tanya Jaemin saat semua sudah kembali ke kelas

"Kenal dong, anaknya amazing dia," jawab Taeyong.

"Oiya, ketua sama wakil ambil buku sejarah di perpustakaan ya," ujar Jaehyun.

"Mati lo," lirih Jaemin.

"Siap hyung!" seru Mark antusias. Ia segera merangkul Jaemin, menyeretnya keluar kelas.

"Akhirnya kita bisa berduaan ya,"

"Najisun ih, gausah rangkul-rangkul lo."

Tetapi Mark tidak juga melepaskan rangkulannya sampai di perpustakaan. Keduanya kembali ke kelas dengan membawa 33 buku.

"Berat ya Jae? Sini gue bawain semuanya," tawar Mark.

"Gausah, gue kuat makasi," jawab Jaemin datar.

"Jangan cemberut gitu dong, ntar cantiknya ilang," goda mark.

Jaemin membulatkan matanya. "Cantik lo bilang? Gue ini laki ok?" Hampir saja tumpukan buku yang dibawa Jaemin jatuh. Dengan sigap Mark menahannya.

"Tuh kan lo ga kuat, sini gue bawain aja."

Jaemin hanya bisa pasrah saat Mark mengambil semua buku itu sampai ke kelas.

***

Mark Lee : 'Jae udah mam?'
Jaemina : 'kepo lo'
Mark Lee : 'biarin'
Mark Lee : 'jangan lupa mam
Mark Lee : 'udah malem, gue bobo dulu. Lo jangan bobo malem2'
Mark Lee : 'gue sayang lo'

Jaemin langsung melempar ponselnya ke ranjang membaca chat Mark.

"Ah tai lo Mark!"

TBC

Relationshit ❥markminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang