OO2

5.4K 617 152
                                    

"Jae udah mam?"

Jaemin terkejut mendengar suara Mark yang tiba-tiba itu. "B-belum," jawabnya terbata.

"Gue beliin makanan di kantin ya," tawar Mark.

"E-eh... Nggak usah deh. Gue ga laper kok."

Entah kenapa Jaemin sendiri merasa dirinya berbeda. Tidak secuek biasanya kepada Mark.

"Hmm yaudah deh." Mark pun berjalan keluar kelas.

"Gue kenapa sih. Pengen bentak-bentak dia, tapi gabisa. Apa gue lagi PMS ya... Etapi kan gue laki, manly lagi," Jaemin bermonolog ria, membuat Haechan dan Chenle berusaha menahan tawanya.

"Kalo ketawa gausah ditahan, ntar malah kentut," ujar Jaemin kepada Haechan dan Chenle.

"Lo sendiri kalo emang suka juga jangan ditahan, ntar sakit kek nahan kentut."

"Tai lo kek Mark aja. Au ah kek tai semua, kecuali gue sih."

"Lo napa sih Jae? Curiga deh lo lagi PMS," ujar Chenle.

"Au ah, gue panggilin Renjun baru tau rasa lo." Jaemin menoleh ke arah jendela, kemudian tersenyum jail.

"Keknya ga perlu gue panggilin deh, hehe."

Chenle mengikuti arah pandangan Jaemin. Matanya melebar saat melihat seseorang yang berdiri di luar jendela.

"Chenle dicariin Renjunnnn," seru Hina.

"Wihh rambutnya udah klimis nih."

"Chenle sana samperin Renjunnya."

"Le rambutnya dipakein pomade tuh, cepet samperin. Mau menyatakan cinta katanya buahahahahaha."

Dan seketika kelas kembali ricuh.

Chenle tiba-tiba berlari menuju meja guru. Menyembunyikan tubuh 'kecil'nya disana.

"Tai lo semua! Usir sana! Tutup tirainya ga? Tutup pokoknya!" Chenle berteriak seperti orang kesetanan.

"Napa sih le? Dia cuma mau ngobrol loh," ujar Haechan.

"Ogah banget gue ngobrol sama dia! Usir deh pokoknya!"

"Lo kek disuruh ketemuan sama setan aja Le."

"Dia emang setan. Renjun itu setan."

"Perasaan lo kemarin ketemu dia biasa aja kok sekarang kek orang keeetanan gini."

"Ya kan kemarin. Au ah."

Jaemin melihat ke arah jendela kembali kemudian terkikik geli melihat Renjun masih setia berdiri di sana dengan gaya (sok) keren.

Pandangannya teralihkan saat seseorang menaruh sebuah roti di mejanya.

"Jangan lupa mam," ujar Mark sembari mengusap rambutnya. Kemudian berlalu ke tempat duduknya.

Jaemin terdiam sejenak, mencerna kejadian barusan. Pipinya terasa memanas. Beruntung semua anak terfokus pada Renjun dan Chenle sehingga tidak ada yang melihat kejadian itu.

"T-thanks Mark." Mark hanya membalasnya dengan senyuman.

Sejujurnya Jaemin memang sangat lapar, tapi ia lupa membawa dompetnya.

Baru saja Jaemin akan membuka bungkus rotinya saat sebuah tulisan di bungkus itu menarik perhatiannya. Seketika Jaemin membeku membaca tulisan tersebut.

'Jae, gue sayang sama lo'

***

"Eh Sanha abis kecelakaan nih, jenguk yuk," saran Lami.

"Ayok deh. Perangkat kelasnya aja ya," saran Jaemin.

"Tapi gue mau ikuttt," ujar Haechan.

"Okedeh, perangkat kelas sama siapapun yang mau ikut. Eh tapi kan kita ga semuanya bawa motor, rumah Sanha jauh loh. Gue ga bawa motor." Jaemin mengerucutkan bibirnya.

"Gampang, yang ga bawa nebeng-nebeng aja," usul Herin.

"Ntar Lami nebeng gue, Chenle nebeng Haechan, dan pasti ketua tau dong harus nebeng siapa," ujar Herin sambil menaik turunkan alisnya.

'Glek'.

"Ketua nebeng gue dong," sahut Mark sembari merangkul Jaemin.

"Oke, cus kita berangkat~"

Mereka berenam pun berangkat menuju rumah Sanha. Jaemin dibonceng Mark dengan motor sportnya.

Oke, rasanya Jaemin ingin turun dari motor itu. Mark melajukan motornya dengan kencang dan dengan sengaja ia akan berhenti mendadak. Tidak hanya sekali, hal itu sengaja dilakukan Mark berkali-kali sampai di rumah Sanha.

Jaemin yang baru saja turun dari motor Mark merasa kakinya gemetar. Tadi itu menyeramkan menurutnya. Jaemin harus menjaga keseimbangannya saat dibonceng Mark.

"Lo kenapa Jae?" tanya Lami melihat Jaemin berjalan terhuyung-huyung.

"G-gue? Ah gapapa kok, gue cuma cape aja hehe."

"Yaudahlah yuk kita masuk. Sanha~"

Seseorang keluar dari pintu, ah bukan hanya seseorang. Itu dua orang.

Chenle membelalakkan matanya melihat siapa yang sedang bersama Sanha. "Anterin gue pulang sekarang juga!"

TBC

Relationshit ❥markminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang