Sweet Binder

52 3 0
                                    


Bandung, 23 Agustus 2015

Putri melangkahkan kaki nya dengan penuh semangat menuju sekolah nya pagi ini. Deru kendaraan berseliweran di jalanan membuat Putri kebingungan untuk menyeberang, padahal dua puluh menit lagi bel sekolah nya berbunyi. Dan ia belum naik kendaraan sama sekali.

"Gue gak niat kesiangan! Aduh ini angkot nya pada gak ada yang kosong apa?", Putri menggerutu tidak karuan.

Disebelah nya angkot jurusan sekolah nya ada yang lenggang, Putri pun langsung saja mengejar angkot itu dan masuk ke dalam nya, meski ia tahu sekarang lampu sedang berwarna merah.
Lima belas menit kemudian ia pun sampai di sekolah nya dan nyaris saja kesiangan.

"Put, kesiangan lagi lo?", Puspa bertanya dengan sengaja Puspa tak melihat kondisi Putri yang sedang terengah-engah sekarang.

"Elahhh bentar dulu napa? Ini gue baru nyampe keleus!"

"Hahaha bukan nya tiap hari juga lo kaya gini?" Ia pun tertawa tanpa merasa berdosa.

"Pus, sejak kapan lo jadi jahat banget ke gue? huhu..." aku pun memasang muka memelas di depan nya.

"Sejak negara api menyerang... haha Yaudah ah gue mau beli permen dulu ke kantin. Mau nitip?"

"Gak usah deh, gue udah manis gak perlu pemanis lagi, ntar yg ada gue bikin orang-orang overdosis lagi kalau liat gue, hehe"

"Serah lu Put, serah Lu!", Puspa pun meninggalkan Putri yang sedang asyik berimajinasi sendiri.

"Eh Pus, kok gue ditinggal sih? Oy! Liat PR bahasa Indonesia atuh ya?", Putri pun masuk ke dalam kelas dan mulai menjalankan ritual tidak terpujinya. Mencontek.

Bekasi, 23 Agustus 2015

Alunan musik jazz mengalun indah di dalam kamar cowok bernama Rio. Ia menari sambil sesekali mencoba meniru nyanyian dalam lagu yang di putarnya.

"Rio, kamu lagi ngapain?", tanya Mamah nya yang melihatnya sedang beraksi layaknya orang yang tidak makan tiga hari.

"Eh Mamah... nggak lagi apa apa kok Mah. Cuma lagi nyanyi aja hehe"

"Yasudah, kecilkan sedikit ya volume nya. Mamah lagi ada pekerjaan nih."

"Okey Mah, maaf."

Rio pun mengecilkan suara musik kesayangan nya. Sepucuk surat tergeletak di bawah buku harian nya atau 'sweet binder' nya sewaktu ia duduk di Sekolah Dasar. Ia pun menghampiri dan mulai membaca benda-benda nya di masa lalu.

'Put, kenapa sih kamu ninggalin aku? Tanpa kabar pula! Kamu dimana sekarang?'

Rio pun mengusap rambutnya kasar. Kenangan masa lalu nya kembali lagi.

Edelweiss terakhir untuk RioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang