Pria bermata setajam elang dengan bibir seksi dan kulit putih kecoklatan. Ia menangis di samping jendela kayu di dalam kelas 3A.
Ia menangis. Menangis karena buku binder, atau catatan harian milik nya di pinjam orang, diambil begitu saja."Hari ini gue kesel banget, gak dibeliin mobil-mobilan terbaru sm mamah. Haha... Rio, parah banget lu. Jadi laki-laki cengeng amat! Oh, ada lagi nih. Dua belas Januari, gue masuk tahun ajaran baru. Gue kan ganteng, pasti bisa memikat salah satu cewek di kelas dong ya harus nya. Idih, najis amat lo! Masih kelas tiga Sd udah niat jadi playboy! Hahaha" Damar, seorang anak kecil berambut ikal terus mengumbar isi buku harian Rio. Rio hanya dapat teriak sambil menahan malu dan kekesalan. Suasana kelas pun menjadi riuh.
Seorang gadis bertubuh curvy dengan rambut ikal berponi yang di ikat kelabang pun mendekat ke arah kedua bocah lelaki itu. Dengan galak nya gadis itu membela pria kecil yang sedang menangis disamping nya.
"Hei kalian! Sama teman sendiri kok begitu? Kalian ini gak punya hati apa? Kasian tuh muka nya udah merah. Cepet balikin! Kalau nggak, nanti aku laporin ke Bu Nuraeni loh! Hayo! Cepet!"
Gadis itu melotot dengan mata nya yang besar dan jernih, bibir nya yang kecil terlihat cemberut. Anak-anak itu pun mengembalikan binder yang dijadikan buku harian itu ke pemilik nya, dan mereka segera berlari karena ketakutan.
"Ma...makasih..ya. Aa..a..aku Nazario Ganen. Panggil aja Rio." Pria itu pun mengajukan tangan nya ke arah perempuan yang baru saja menolong nya.
"Aku Putri Emeralda. Kita sekelas." Gadis itu pun membalas tangan nya sambil tersenyum ramah. Manis sekali.
Tangan Rio menghangat, perasaan itu tumbuh begitu saja. Rasa nya nyaman berada di dalam genggaman tangan perempuan manis ini. Mau tidak mau ia pun tersenyum canggung dengan pipi yang merona, kontras sekali di wajah nya yang putih itu.
Itulah pertama kalinya Rio bertemu wanita itu. Wanita yang telah berhasil memikat hati nya. Kini, mereka hidup jauh terpisah. Sejak kelas 3 SD, Putri pergi meninggalkan Bekasi. Kepindahan nya yang begitu saja membuat hati Rio kecewa. Tak ada kabar berita sama sekali. Rumah nya kosong seketika. Kabar nya, Putri pindah pada jam satu dini hari, sehingga tetangga nya pun tak ada yang mengetahui keberadaan nya sekarang. Rio yang ditinggalkan begitu saja pun mulai menjadi playboy sungguhan. Saat di sekolah dasar dulu, ia dan Putri selalu berlomba dalam segala nya. Ketika Putri meraih ranking 3 terus dikelasnya, maka ranking 4 pasti ditempati oleh Rio. Ketika Putri membeli pulpen, maka keesokan hari nya Rio pun membeli pulpen yang sama dengan model pulpen kepunyaan Putri. Ketika Putri menceritakan antusiasme nya pada film Harry Potter, saat itu Rio pun berkata bahwa ia suka sekali pada film itu, hingga saat berbelanja di pasar swalayan di kawasan perumahan Putri pun, Rio ikut kesana dengan nenek nya. Bahkan Rio dan Putri mempunyai buku special edition yang sama. Yang hanya ada dua buah di Bekasi. Persahabatan mereka pun terus merumit. Rio selalu mencari perhatian Putri dengan cara mengganggunya, yang justru hal itu sangat dibenci oleh Putri.
***
Rio tersenyum klise. Ia menutup binder kecil nya. Binder itu selalu ia jaga sampai ia akan bertemu kembali dengan Putri. Itu tekadnya. Ia pun merebahkan badan nya ke kasur. Ingatan nya yang baru saja kembali ke masa lalu membuat hati nya kembali mengerucut. Entah. Ia tak tahu, apakah gadis yang selalu ia cintai selama delapan tahun lama nya juga mencintainya?
Apakah gadis itu juga selalu memikirkan dirinya?
Apakah gadis itu berharap menjadi belahan jiwanya?
Dan yang sangat ia pikirkan adalah, apakah gadis itu telah bertemu tambatan hati nya yang lain? Dengan laki-laki yang bukan dirinya? Ia tak tahu.
Hidupnya menjadi ironi bagi dirinya sendiri. Mungkin ia harus mandi untuk menjernihkan pikiran nya, dikala galau melanda nya lagi. Setidak nya, dia masih bisa tenang untuk sekarang, tapi entah untuk ke depan nya. Semoga saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss terakhir untuk Rio
RomansaBandung, 26 Agustus "Bagaimana bisa ia masih mencintaiku padahal aku meninggalkan nya tanpa kabar sudah lebih dari delapan tahun? kini, jika hatiku berdetak karena nya, akankah aku ini menjadi orang yang egois?" -Putri Bekasi, 26 Agustus "aku mencin...