Welcome Back Naya!

31 4 1
                                    

JAM sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam tetapi tidak membuat bandara Soekarno-Hatta sepi. Banyak orang-orang berlalu lalang. Ada yang baru saja mendarat, ada juga yang baru saja ingin take off. Beberapa ada yang hanya ingin menjemput teman, saudara atau keluarganya. Begitu juga dengan salah satu keluarga yang masih setia menunggu kedatangan salah seorang anggota keluarganya. Terlihat pasangan suami-istri yang masih memakai pakaian formal dan anak lelakinya yang hanya memakai kaos hitam yang dibalut dengan bomber jacket, skinny jeans hitam dan sepatu kets putih.

Anak lelaki itu berdiri dengan satu tangan berada di dalam saku jeans nya dan satu nya lagi menggenggam benda berbentuk persegi panjang dengan case hitam berhiaskan nomor 28 disana. Dia menyalakan ponselnya dan layar ponselnya pun menyala menampakkan foto dia bersama seorang gadis berambut hitam kecoklatan yang menunjukkan empat pose berbeda. Tersadar dia menyunggingkan senyumnya dan matanya tanpa sengaja melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas tepat. Dia meng-unlock ponselnya dan menggenggamnya di sisi tubuhnya.

"Pi, Mi, Naya kenapa belom dateng ya? Bukannya Naya bilang paling nggak dia udah di Jakarta jam sepuluh-an?" Tanya anak lelaki tersebut. Terdengar suara nya yang sedikit cemas--atau memang benar-benar cemas?

"Sabar Ken, sebentar lagi juga Naya sampe." Sahut wanita paruh baya.

"Iya, kamu sabar Ken. Mungkin pesawatnya sempat delay. Kita tunggu saja." Tambah pria paruh baya.

Pasangan suami-istri yang tak lain adalah orangtua anak lelaki itu berusaha menenangkan anak lelaki nya yang sedaritadi terlihat tidak tenang menunggu kedatangan gadis bernama Naya.

15 menit berlalu...

"PAPI, MAMI, KENANNNN!" Teriakkan seseorang membuat pasangan suami-istri dan anak lelaki yang sedaritadi menunggu pun menengok ke belakang.

Seorang gadis berhoodie abu-abu dengan tulisan NY di tengahnya, skinny jeans hitam, sepatu converse putih dan sling bag panda yang tersampir di bahu kanan itu menarik koper berwarna navy blue nya ke arah keluarganya.

"PAPIIIIIIII!" Teriaknya seraya meloncat ke dalam pelukan pria paruh baya yang membuka lebar kedua tangannya. Pria yang dipanggil Papa itu membalas pelukkan erat Naya dan memutarkannya.

"Kangen Papiiii! Naya kangen papiiiii." Ucapnya disertai pelukkannya yang semakin mengerat.

"Naya nggak kangen Mami nih?" Ucapan itu membuat Naya dan Papi nya melepaskan pelukkan mereka. Naya pun beralih ke dekapan wanita yang biasa dipanggilnya Mami. Pelukkannya pun tidak kalah erat dengan pelukkannya dengan Papi nya tadi.

"Miss you my mimom!"

"Miss you too Darl!" Sahut Mami Naya disertai kecupan bertubi-tubi pada pucuk kepala Naya dan kedua pipi Naya.

Kenan berdeham cukup keras dan berhasil menginterupsi Mami dan Naya. Naya tampak merangkul bahu Mami nya dan menghapus jejak air mata Mami nya yang masih tersisa di pipi Mami nya.

Kenan mendecak, "Nggak kangen gue Nay?"

Naya terdiam beberapa saat lalu menggelengkan kepalanya sambil berucap, "Nggak." Ucapnya dengan wajah serius yang dibuat-buat. Tapi bodohnya Kenan percaya kalau Naya mengatakannya serius.

Kenan menghembuskan nafasnya lalu membalikkan tubuhnya bergegas untuk pergi meninggalkan kedua orangtua nya dan Naya. Baru beberapa langkah tiba-tiba saja seseorang menubruknya dari belakang. Kenan sempat terperanjat dan pandangannya jatuh pada sepasang lengan yang melingkari perut nya erat. Dia juga merasakan seseorang menyandarkan wajahnya dibalik punggungnya.

"Kangen Kenan sangat," ucap Naya membuat kedua sudut bibir Kenan spontan terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman dengan sempurna.

Kedua tangannya mengambil kedua tangan Naya yang melingkar di perutnya lalu menggenggamnya.

"Kangen Naya sangat," Ucapnya sambil terkekeh.

Keduanya pun terdiam dalam posisi Naya yang memeluk Kenan dari belakang tanpa mengatakan apapun.

"Kangen-kangenannya di rumah aja. Udah malem juga. Kasian Naya. Pasti capek dan butuh istirahat juga deh pasti." Ucap Mami nya yang berdiri di sebelah Naya dan Kenan dengan tangan yang mengamit salah satu lengan suami nya. Koper dan sling bag Naya sudah dibawa supir mereka lebih dulu ke mobil tadi.

"Papi sama Mami duluan ya?" Pamit Papi nya yang berjalan beriringan dengan istri nya.

Kenan menarik lengan Naya pelan lalu berbalik ke arah Naya, "Lo pasti capek. Ya 'kan Nay?" Tanya Kenan sambil menyelipkan sejumput rambut Naya ke belakang telinga Naya.

"Nggak terlalu sih." Ucap Naya nyengir.

Kenan berdecih, "Halah, boong banget lu!"

"Mau jalan apa gendong?" Tambahnya.

"Jalan aja Ken."

"Gendong aja deh ya?"

Naya meninju lengan Kenan, "Ngapain nanya kalo gitu cunguk!"

Kenan tertawa, "Basa-basi doang elah. Mau gendong depan apa belakang, hm?" Tanya Kenan disertai kedua alis nya naik-turun.

"Sialan! Berbalik cepet!" Kenan pun berbalik dan sedikit merendahkan tubuhnya lalu Naya meloncat naik ke atas punggung Kenan. Tangan Kenan dengan sigap menahan kedua paha bagian bawah Naya, kedua kaki Naya sengaja Naya lingkarkan di perut Kenan dan kedua tangan Naya yang sudah melingkar memeluk leher Kenan. Kenan berjalan santai tanpa merasa keberatan sedikit pun walaupun dia sedang menggendong Naya di punggungnya. Kebiasaan Naya yang mengendus leher Kenan membuat Kenan sesekali menggeliat kegelian dan berakhir keduanya tertawa di sela-sela langkah mereka.

⚫⚫⚫

"JALAN apa gendong Nay?" Tanya Kenan begitu mobil keluarganya tiba di kediaman keluarga Zachary tersebut.

"Gendong aja Ken. Gue masa tetiba ngantuk gitu," Sahutnya lalu menutup mulutnya saat menguap.

Kenan mengangguk lalu menarik tubuh Naya lalu mengangkatnya, menggendong Naya ala bridal keluar dari mobil.

Kenzo dan Kiran yang melihat pemandangan di depan mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sudah biasa, pikir mereka.

Kenan menaiki satu per satu tangga di rumahnya dan tanpa terasa dia dan Naya sudah tiba di lantai dua dimana kamar keduanya berada. Kenan melirik Naya yang tengah bersembunyi di lekukan lehernya. Hembusan nafas Naya dapat terasa sangat jelas di leher Kenan, Kenan juga dapat merasakan nafas Naya yang teratur menandakan Naya sudah terlelap dan tengah menikmati alam mimpi nya. Tanpa basa-basi lagi Kenan membuka kamar Naya yang tidak dikunci lalu melangkah masuk ke dalam. Dia meletakkan Naya dengan hati-hati di atas ranjang, berjalan ke arah kaki Naya dan melepaskan sepatu yang dipakai Naya juga kaos kaki yang membungkus kaki Naya. Ditariknya selimut putih setinggi dada.

"Eh, den Kenan? Den Kenan..."

"Taro koper nya di sana aja Bi. Sling bag nya di sofa aja." Potong Kenan sambil menunjuk ke arah sudut kamar Naya dan sebuah sofa panjang ukuran sedang secara bergantian.

"Saya permisi dulu den," ucap asisten rumah kediaman Zachary.

"Sleep tight Nanay." Ucap Kenan lalu mencium dahi Naya selama beberapa detik setelah itu Kenan berjalan keluar kamar Naya sebelumnya Kenan mematikan lampu kamar Naya.

⚫⚫⚫

A.N

Pendek bgt ya? Mungkinan 2 chapt awal pendek gtu. Cuma intro+sedikit part aja si rencananya. Liat next nya aja deh he😂😂

Leave ur vomment(s) lovely❤❤❤

-Thx-

With You, I FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang