10 : Sorry

6 1 0
                                    

Hey! Fyi, i'm officially 17 y.o (horayyy)!! I kno dats not important but yaudah laa cuma mau kasih tau aja si hehe. Enjoyy!!

⚫⚫⚫

NAYA merapihkan buku beserta alat tulisnya dan bersiap untuk pulang begitu pun dengan Gina.

"Eh, Nay. Kapan kita ngerjain tugas kelompoknya?" Tanya Renita.

"Iya, Nay. Kapan?" Sahut Ashilla.

Naya melirik teman-temannya sekilas dan kembali fokus merapihkan isi dalam tas nya setelah selesai dia baru kembali menatap teman-temannya.

"Kelompok kita siapa aja sih?" Tanya Naya kemudian.

"Gue, elo, Gina, Shilla, Angga, Dirga." Ucap Renita.

"Tugasnya presentasinya besok nih Nay harus dikumpulinnya." Keluh Gina.

"Anjeng, ribet. Presentasi juga baru minggu depan. Segala tugas ppt-nya disuruh kumpulin besok." Sahutan Dirga yang tiba-tiba menimbrung membuat keempat gadis itu terperanjat.

"Anjirr, Dirga udah kayak setan. Suka muncul tiba-tiba."

"Anying ya Dirga. Tiba-tiba muncul kek jin iprit."

"Yah Dirga mah bukan jin iprit. Dia utusan genderuwo."

Seketika suasana kelas pun menjadi ramai akibat tawa keenam orang siswa yang berderai. Sahutan Renita memang selalu mengundang gelak tawa orang. Dibalik sikap Renita yang jutek bin galak, Renita juga memiliki sifat humoris walaupun dia tidak menunjukkannya secara langsung. Hanya dengan sekali celetuk, Renita sudah bisa membuat tawa orang disekitarnya pecah. Kalau kata Aryo sih 'The power of Renita.' Sayang, pria itu sudah pulang duluan karena ingin mengerjakan kelompok dengan teman kelompoknya.

"Hhhh... Naya?" Panggilan seseorang dengan suara tersenggal itu membuat tawa berhenti dan perhatian mereka langsung tertuju ke arah pria dengan seragam dan rambut berantakan.

"Busetttt Kenan abis ngapain tuh?"

"Wah, Kenan patut dicurigai."

"Jangan-jangan abis mojok ama cewek laen lo ya? Wah, Nay nggak bisa dibiarin itu."

"Au, Nay. Putusin ae Kenan terus terima cintanya Babang Dirga."

Naya terbahak begitupun yang lain. Apa coba maksud ucapan Dirga?

"Anjing Dirga bikin gue mules."

"Setelah Aa kini Dirga punya panggilan baru eyy."

"Dirga bikin geli."

"Eneg ih dengernya."

"Apaan banget coba Dirga. Babang? Ew. Geli banget Dir, geli."

Dirga memberengut, "Paan si Ngga? Emang lu gua kelitikin mangkanya kegelian hah? Hebat ya gua? Gua diem aja bisa bikin lu kegelian gitu."

Renita berdesis, "Dia geli bukan karena lo gelitikin pe'a. Tapi gara-gara omongan lo tu yang bikin kita eneg, mules, geli, pengen muntah."

Tawa mereka kembali berderai. Sudah dibilang bukan kalau Renita punya bakat khusus. Bukan hanya karena perkataan tapi ekspresi wajah Renita yang banyak itu membuat mereka tertawa. Tanpa pengecualian Dirga. Dia hanya memasang wajah masam dan penuh dendam pada Renita.

"Udah, gue balik duluan ya? Nanti gue chat line lo-lo pada, kay?"

"Eh, Gin? Lo mau bareng gue sama Kenan nggak?" Lanjut Naya.

Gina menggeleng, "Gue bareng Reni, Nay. Nggak pa-pa 'kan?"

Naya mengangguk lalu keduanya pun berpamitan untuk pulang lebih dulu. Seperti biasa, Kenan menggenggam tangan Naya hingga tiba di tempat parkir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With You, I FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang