2 : Naya's brave

15 3 0
                                    

BEL istirahat pun berbunyi. Semua penghuni kelas langsung melesat menuju kantin untuk mengisi perut mereka tidak terkecuali Naya. Ya, dia masih belum tahu apa-apa tentang sekolahnya. Maklum dia baru tiba di Indonesia hari sabtu kemarin dan belum sempat meminta Kenan untuk mendongenginya. Terlebih kondisi Naya yang kurang fit membuatnya harus bed rest 2 hari kemarin.

"Nay? Kantin yuk!" Ajak Gina yang baru saja selesai merapihkan buku beserta kawan-kawannya.

Naya terdiam. Dia tampak berpikir. Belum lagi janji Kenan yang mengajaknya bertemu jam istirahat dan makhluk bernama Kenan itu masih belum menunjukkan batang hidungnya.

"Kenapa Nay? Kok diem aja? Ayo ke kantin! Pasti nanti antreannya panjang banget deh kalo kita entar-entar an."

"Hah?"

"Kita bebas makan apa aja di kantin sampe perut kita meledak. Nggak bayar kok."

Mata Naya membulat dan dalam hati dia bertanya apa maksud dari pernyataan Gina tadi.

"Enghh, maksud gue nggak gitu. Kita bayar per bulan. Bonyok kita sih yang bayar. Pas bayar bulanan itu nah sekalian ama cathering kita tiap harinya. Jadi, uang jajan mah utuh kecuali abis pulang sekolah mau nongki-nongki dulu. Yuk ah kita ke kantin!"

Kali ini Gina langsung menarik tangan Naya sebelum Naya sempat memprotes dan memperlama waktunya tiba di kantin.

Sesampainya di kantin benar saja. Antreannya sudah lumayan panjang. Dengan lesuh Gina mengambil nampan putih beserta piring dan kawan-kawannya diikuti oleh Naya. Naya berbaris di belakang Gina.

Setelah hampir 10 menit keduanya mengantri, akhirnya mereka dapat mengambil jatah makan mereka dan menaruhnya di nampan masing-masing. Setelahnya mereka bergerak menuju meja kosong.

"Gin! Kita duduk disini aja yuk." Tanpa persetujuan Gina, Naya langsung terduduk di kursi dan menaruh nampannya di atas meja. Hal yang Naya lakukan sontak menjadi perhatian siswa kelas 12 lain. Gina menghampiri Naya dengan wajah cemasnya.

"Nay kita pindah yuk. Disini nggak enak tauk. Mending cari tempat yang di sebelah sana! Ayo Nay!" Ucap Gina sambil menunjuk ke arah lain kantin kelas 12.

Naya mendongakkan kepalanya, "Kenapa? Enak duduk di pojokkan tau. Bisa nyender gini." Naya menyandarkan punggungnya pada dinding di belakangnya. Lalu matanya menangkap Gina yang masih berdiri dengan wajah cemas membuat dia kembali membuka suara, "Udah duduk! Katanya laper tadi," Naya mulai mengambil pisau dan garpunya dan memotong makaroni keju panggangnya.

Sedangkan Gina, gadis itu sibuk memperhatikan sekitarannya yang sedang memperhatikannya dan Naya. Dengan susah payah dia meletakkan nampannya dan menarik-narik tangan Naya, "Nay, ayo kita pindah! Ini tempatnya udah ada orangnya."

"Hah? Udah ada orangnya? Mana?" Tanya Naya seraya mengedarkan matanya ke sekitaran. Mencari orang yang 'katanya' sudah menempati mejanya lebih dulu.

Naya kembali melihat Gina, "Orang mejanya kosong kok. Udah deh ya Gin, mending sekarang lo duduk terus kita makan."

Gina menggigit bibir bawahnya kuat-kuat takut kalau-kalau penghuni meja tempatnya datang tiba-tiba dan--ah! Dia tidak bisa membayangkannya.

Naya bangkit membuat Gina menghela nafas lega namun sejurus kemudian Naya malah mendudukkan Gina tepat di kursi yang bersebrangan dengannya.

"Sekarang mending kita makan. Dan nggak ada tapi-tapi an." Naya kembali duduk dan menikmati makaroninya dengan khidmat. Berbeda dengan Gina yang membagi fokusnya ke sekitarannya dan ke gadis yang di depannya--Naya. Baru saja Gina ingin mengambil pisau nya tapi langkahnya terhenti begitu mendengar suara tepuk tangan. Sontak saja Gina menaruh pisaunya kembali ke tempatnya.

With You, I FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang