15

1.2K 113 6
                                    

*Author POV*

"Keluarga Sara?"

"Saya dok"

"Maaf anda siapanya ya?"

"Saya Fian, kakak nya Ibunya baru akan kesini nanti malam."

"Sara sudah berhasil di selamatkan tetapi maaf mengalami amnesia jangka pendek."

"Apa? Bagimana bisa?" Kaget Efra.

"Saat terjatuh kepala bagian belakang Sara membentur sebuah benda keras,"

"Lalu kapan ia akan sembuh?"

"Tidak tau, semoga saja cepat."

Lalu dengan cepat Fian menarik kerah baju Sandy dan hampir saja melayangkan bogeman nya, untung saja ada Efra yang menahan nya.

"Stop, kalian tau kenapa Sara kayak gini? Ini semua karena kalian!" Marah Efra.

"Sudah kalian pulanglah dan aku akan menjaga Sara, kalau kalian terus-terusan disini Sara gak akan sembuh,"

Akhirnya Fian dan Sandy pun pergi menunggalkan Efra dan Sara.

------------------

Keesokan nya.

Sandy pergi ke rumah sakit membawa satu bucket bunga untuk menemui Sara yang katanya sudah sadar. Tetapi di dalam hanya ada Efra.

"Sandy?"

"Tante kemana?"

"Dia pulang dulu mandi"

"Em Fra.."

"Iya-iya ngerti gue keluar dulu ya,"

Efra pun keluar dari ruangan.

*Sandy POV*

*Sandy POV*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hi Ra"

"Hi,"

"Maafin gue ya,"

"Maaf untuk? Lagi juga saya tidak kenal kamu siapa yang saya tau Efra sahabat saya dan Ibu yang tadi adalah Ibu saya dan kau?"

"G...g..gue temen depan rumah lu, inget gak? Kalau setiap sore atau malam atau pagi atau seharian lu memanjat pohon hanya untuk melihat gue bermain gitar, olah raga bahkan tidur,"

"Oh ya? Pasti seru."

"Ra lu gak inget?"

"Maaf.."

*Sara POV*

Ahh sakit sekali kepala ini rasanya seperti berputar, dia siapa? Kenapa di kepala gue seperti putaran film semuanya lewat dalam kepala ini. Sakit.

"Ra kalau begitu gue pulang dulu ya," ujar Fian seraya mengecup kening gue.

Seketika semua kembali, ingatan gue. Dia Sandy, cinta gue dan gue juga inget kenapa gue disini. Sandy maafin gue lu pasti sedih tunggu gue Sandy. Gue disini, gue inget semuanya.

Gue pun bangun dari tempat tidur dan berlari keluar pintu, gue dengar Efra memanggil gue tetapi gue tetap berlari mengejar Sandy.

Gue pun bangun dari tempat tidur dan berlari keluar pintu, gue dengar Efra memanggil gue tetapi gue tetap berlari mengejar Sandy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sandy.."

Teriak gue dari ujung rumah sakit melihat Sandy yang sedang menyebrang dan tiba-tiba Sandy tertabrak oleh sebuah truk.

Teriak gue dari ujung rumah sakit melihat Sandy yang sedang menyebrang dan tiba-tiba Sandy tertabrak oleh sebuah truk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SANDYYY!!!!!"

"TOLONG!"

Teriak gue panik.
Sandy bertahan plis untuk gue Sandy maafin gue. Sandy bangun.

Seraya ucapan itu terus keluar dari mulut gue, Efra pun datang dan berteriak akhirnya para suster rumah sakit itu mengangkat badan Sandy dan segera di bawa ke UGD.

------------

"Maaf, Sandy kritis,"

Gue langsung masuk ke dalam dan menemui Sandy.

"Sandy maafin gue, gue inget semua. Semuanya,"

"Raa m m maafin gue ya,"

"Untuk?"

"Untuk semua perlakuan gue sama lu dan sebenernya gue sangat-sangat mencintai lu,"

Langsung gue memeluk Sandy dan saat gue lihat Sandy menggenggam tangan gue dan dia telah tiada. Gue menangis sejadi-jadinya.

"SANDYYYYYY!" Histeris gue.

"Ra udah ikhlasin."

"Gak bisa!"

"Ra masih ada kita, gue dan Fian,"

"Gue mau Sandy!!!"

"Gue mau Sandy!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------















INI BUKAN AKHIR DARI COLDEST AKAN BANYAK KEJUTAN DI NEXT PART.

Coldest[Manu Rios/Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang