kedekatan

161 22 0
                                    

Xiumin pov.

Aku bangun,dan di pagi ini. Aku melihat sebuah keganjalan. Keganjalan terbesar yang ku alami.

Aku menatap sesosok yeoja tinggi dengan poros tubuh yang bisa di bilang masuk kriteria yeoja idaman. Ya,bukan lain kalau nuna-ku sendiri. Sejak malam saat ia pulang dari cafe. Muka kecutnya,senyum mirisnya tidak kunjung hilang dari wajahnya.

Ada apa dengan nuna-ku? Apa aku membuat kesalahan yang membuatnya membenci diriku? Apa dia sedang patah hati? Jawaban itu mungkin tidak akan datang. Aku hanya bisa melihatnya dari samping. Tapi,aku tetap tidak bisa mempertahankan rasa penasaranku.

Kringgg...

Suara getaran ponsel menganggetkan ku. Nuna mengambil ponselnya, dia mengangguk,lalu nuna beranjak pergi dari sofa. Astaga... Aku bingung kenapa nuna sangat beda 180° dari biasanya? Apa aku harus menguntitnya? Tunggu..aku tidak ingin di kira seorang namja jail bukan. Arghhh.. Ku acak-ack rambutku frustrasi. Ayolah Xiumin ssi!! Kau harus berpikir dengan jernih, pakai otakmu!!

Aku masa bodo dengan pikiran jika aku di sebut dengan namja penguntit biar saja asalkan nuna-ku baik-baik saja selama perjalanan entah dia menuju kemana. Ku ikuti dari belakang mengunakan mobil. Dia berhenti di sebuah cafe. Tunggu,cafe itu bukannya milik Bomi nuna ya?

Dia masuk. Arghhh...aku kembali frustasi dan mengacak acak rambut. Aku harus bagaimana jika dia mengetahui samaranku? Tidak ada ide sama sekali di pikiranku,yang ada cuma sekumpulan pertanyaan bodoh.

Saat aku sedang asik asiknya menguntit nuna. Tiba tiba saja ada yang mengagetkanku. Aku tersentak membalik tubuhku menatap siapa yang mengagetkanku.

"Yak!! Kau ni.." bentakku dengan suara kecil,dia ikut tersentak. Dasar yeoja ini. "Waeyo?" tanyanya dengan mata kucing. Aku berdecak. Kalau begini aku bisa ketahuan. Tanpa  seizinnya aku menarik tangannya menjauh dari cafe.

Dia tampak bingung. Saat sudah sampai di tempat tujuan. Aku duduk terlebih dahulu. "Untuk apa kita ke sini??" tanyanya membuka obrolan. Aku yang tadi menatap sekeliling langsung menatapnya. "Ck.. Hanya ingin mengetahui dirimu" ucapku ketus. "Diriku?" ulangnya,aku berdecak kembali.

"Pertama.. Kau di suruh siapa?" aku melontarkan pertanyaan yang pernah di jawab olehnya,tapi aku tidak yakin dengan jawabannya. "Marga nya.. Ju..jung gitu lah.." jawabnya, "jung eunji??" tambahku. Dia tersentak. "Bagaimana kau bisa tau??" ucapnya tidak percaya. Jujur,kenapa harus nuna yang menjadi dalang?. "Dia nuna-ku bodoh" aku mulai sebal.

"Kedua,mengapa? Dan mengapa?" di pertanyaan keduaku, dia tampak tidak mengerti. "Hhh.. Maksudku, kenapa nuna-ku melakukan hal semacam itu??" aku menambahkan- nya dengan perasaan sedikit kesal. Dia menaikkan bahunya. "Eunji sunbae,hanya menyuruhku" baiklah. Aku menyerah menyelidiki Nuna dan dia.

"Oh ya,kau itu punya kakak kembar ya?"

Sebuah pertanyaan yang di lontarkan. Membuatku terkejut. Dia kah yang mengucapkan pertanyaan itu? A.. Atau orang lain yang di sini selain kami berdua?? Tidak..Tidak.. Ini adalah tempat rahasiaku. Saat aku menoleh. Dirinya sedang mengotak atik gudang.

"Yak!! Kau sedang apa??" bentakku. Dia menoleh tanpa bersalah. "Mwo? Aku hanya melihat lihat barangmu" cihh.. Dia benar-benar tidak sopan. "Kau ini hanya partner, dan kau tidak berhak mengotak atik barangku" dia masih saja tidak memperdulikan kalimatku. "Tunggu.. Kau.. Ada dua??" suaranya sangat tidak mempercayai apa yang dia liat. Dengan pasrah, aku menyamakan posisi duduknya. Ku liat apa yang sedang ia pegang.

"Ohh,dia hyung-ku dan ini aku" ucapku sambil menunjuk orang yang ku maksud. "Kalian tampan,dan.." dia menggantung kalimatnya sambil membalik halaman selanjutnya. "Dia.. Kok tidak ada di sini?" tanyanya bingung. Jujur ini membuat perasaanku tergores. "Dia sedang pergi saat itu" dustaku. "Kemana? Kenapa dia belum sampai juga sekarang?" Xiumin kau pandai. Mungkin dari sananya kau memang tidak bisa berbohong. "D..dia sedang bersama kakeknya" ini bukan yang terbaik. "Ohh.." dia mengangguk. Dasar yeoja polos.

Yeoja itu duduk bersila sambil menaruh album di pahanya. "Xiumin ah, kau tau. Sejak aku mempunyai kakak baru aku selalu bertengkar dengannya" dia memulai ceritanya. Dia mirip denganku. "Sejak itu,aku mulai membencinya. " Tapi.." dia menggantung.

"Aku malah membuatnya meninggalkanku.. Sehingga dia.."

"Aku sangat bersalah.. Karena aku telah membuatnya seperti ini-"

Arghh,ku merasa pusing. Bukan karena mendengarkan ceritanya. Aku sangat berharap bisa mendengarkan dia bercerita. Tapi apa dayaku, sakit ini kembali muncul. Di tambah aku lupa menaruh obatku. Apakah aku akan mati seperti hyung?

Normal pov.

Pandangan xiumin mulai kemana mana. Dia tidak bisa melihat jelas semuanya. Seperti sekarang bumi sedang berputar. Dia merasa seperti terbalik. Sementara neun memperhatikan xiumin sambil sekali kali melanjutkan ceritanya. Tapi naasnya. Naeun harus memberhenti- kan ceritanya.

Bruk...

"Xiumin-a??" ucap naeun khawatir. Dia menggoyangkan tubuh xiumin. "Tunggu, penyakit ini??" naeun mulai mengingat sesuatu. Seseorang pernah memberi tahu cara menghentikan penyakit yang ganas ini. Dengan cepat naeun menarik bantal dan selimut. Lalu ia beranjak. Dan kembali membawa kompres serta obat.

Naeun perlahan menaruh kompres ke jidat xiumin. Berharap agar cara ini bisa menghentikan pernyakit xiumin. Naeun.

Naeun kembali bingung. Karena xiumin tak kunjung sembuh. Dia hanya bisa berdoa.. Dan terus berdoa meminta agar xiumin cepat sembuh.

"Arghmm.. Aku di mana??"

"Xiumin ah.."

Seseorang yeoja sangat bercahaya sampai xiumin tidak sanggup melihatnya. Yeoja itu nampak mengulurkan pelukan untuk xiumin. Semakin lama xiumin melihat yeoja itu semakin xiumin tersadar dari pingsannya.

"Xiumin ah.." panggilan yang sama. Aku masih berada di mimpi?? Pikir xiumin. Matanya benar benar sehat. Dia melihat naeun sedang tersenyum lega karena xiumin tersadar.

"Ah.. Xiumin ah.. Aku membuatkan mu bubur.. Kau mau??" tanya naeun. "Aku bukan anak kecil.." tolak xiumin. Xiumin berusaha memakan makanan yg di buat naeun. Tapi hari ini tangannya seperti sama sekali tidak bisa diangkat. Sangat berat. "Dengan keadaan seperti itu.. Kamu terus bersikap tak acuh padaku??" tanya naeun yang mirip dengan sindiran di banding pertanyaan.

"Biar ku suapi.." jawab naeun sambil memasukkan sesendok bubur. Xiumin pasrah memakan bubur itu dengan di suapi naeun. "Good job.."

- To bet continue -

Waaaa... Ide2 inspirasi.. Dimana kau?? Kenapa tak kunjung datang?? Weee.. Sedih.. Ada.. Yg bisa bantu author unyuk ni?? Buat bantu ngelanjutin epep yg gagal jadi ni?? (Gk da..) y dah..

Sorry klo feel nya kagak dapet di part yg ni,di usahakan bakal dapet di part yg lain.

My Lovely DongsaengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang