A Beautiful Mine

13.1K 643 24
                                    

Haruno Sakura, sang pemimpin kerajaan Suna kini sedang berjalan-jalan di desa perbatasan. Desa kecil dimana sekarang telah bercampur antara penduduk Konoha dan Suna. Karena letaknya di perbatasan, desa ini tidak ada istilah perang yang mengerikan, hanyalah kedamaian makmur yang terlihat di setiap beluk desa.

Sakura memakai jubah hitam kebesaran milik Sasori dan sebuah tudung yang menutupi helaian rambut merah mudanya. Ia sengaja berpenampilan seperti itu karena akan sangat berbahaya jika para pasukan kerajaan Uchiha mengetahui identitas Sakura sebagai pemimpin kerajaan Suna sedang berkeliaran di wilayah mereka.

Langkah Sakura terhenti saat manik hijaunya terpaku pada salah satu pedagang aksesoris tepat berada di sampingnya. Sebuah kanzashi berwarna merah dengan ornamen berbentuk bunga teratai tiba-tiba saja menarik perhatian wanita itu.

Ah, kalau dipikir-pikir sudah lama sekali ia tidak berhias seperti perempuan lain. Padahal dulu ia senang sekali memakai kimono-kimono cantik dengan berbagai aksesoris lucu.

Semenjak perang berlangsung dirinya hanya berbalut baju perang yang terbuat dari lempengan besi seperti para lelaki hingga membuat Sakura tidak bisa bergerak secara leluasa karena terlalu berat. Rambut merah muda yang dulu selalu terurai kini selalu ia ikat. Tak lupa pedang besar miliknya selalu setia berada di pinggangnya, menjaganya dari sesuatu hal yang mungkin saja membahayakan.

Sibuk dengan lamunannya, seseorang bertudung sama seperti dirinya kini menghampiri pedagang aksesoris itu dan membeli benda yang sejak tadi menjadi pusat perhatian Sakura.

Sakura menghela napas.

"Lagipula sepertinya itu tidak cocok untukku." ia berusaha menghibur sendiri kemudian pergi melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda. Tujuannya ke tempat ini hanya untuk melihat-lihat sedangkan Sasori sedang berbelanja untuk makan malam nanti. Sebenarnya Sasori melarang Sakura untuk ikut, tapi setelah memaksa dengan sedikit ancaman akhirnya Sasori mengijinkan.

Sakura terus melangkah menyusuri desa. Ia tidak menghiraukan ucapan Sasori untuk tidak berkeliaran lebih jauh dari perbatasan karena banyak pasukan Uchiha yang berdatangan. Manik hijaunya menatap gerbang besar di depannya. Senyum tipis tersungging di wajah cantik wanita itu.

Sakura rindu tempat ini.

Kemudian ia berjalan memasuki gerbang besar di depannya, di dalam sana adalah pusat kota kerajaan Suna, salah satu tempat kesukaan Sakura sejak kecil untuk sekedar berjalan-jalan. Namun kota indah penuh kenangan itu kini telah hancur total hanya dalam hitungan hari akibat perang yang terjadi empat bulan lalu.

 Namun kota indah penuh kenangan itu kini telah hancur total hanya dalam hitungan hari akibat perang yang terjadi empat bulan lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bau busuk menyengat tercium dimana-mana, bangunan, taman, air mancur semuanya benar-benar hancur tak bersisa. Perang dan pemberontakan membuat rakyat Suna harus berjuang bertahan hidup dan dilanda kelaparan, itu semua hanya akan menyisakan perih bagi anak-anak serta generasi yang akan datang.

Suasana semakin mencekam setelah memasuki lebih dalam pusat kota Suna seolah tidak ada harapan untuk dapat merasakan kegembiraan. Dari kejauhan terlihat beberapa pasukan kerajaan Uchiha yang bergerak keluar masuk secara bebas, mereka membawa pedang dengan dibekali pakaian besi, diantara mereka bahkan terlihat berjalan sempoyongan karena mabuk berat. Tak pelak orang yang berada di dekatnya menjadi sasaran kekerasan para manusia rendahan itu.

King SasukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang