Run

10.8K 507 19
                                    

"Ada apa Sasori?" Deidara bertanya keheranan ketika Sasori tiba-tiba menghentikan laju kudanya secara mendadak. Pemuda berkuncir itu mensejajarkan kuda yang ditungganginya dengan Sasori lalu melirik Sasori dengan alis terangkat.

Sasori tak menjawab, matanya terus memperhatikan keadaan sekitar hutan. Tak biasanya hutan ini sepi, biasanya ada yang berlalu lalang untuk mencari air atau makanan di sekitar hutan meskipun hanya satu dua orang saja. Tapi sekarang benar-benar sepi, hanya keheningan mencekam yang menyelimuti hutan seolah baru saja terjadi sesuatu.

"Sial!"

Dengan sekali hentakan, Sasori mempercepat laju kuda putih yang ditungganginya untuk segera sampai ke tempat persembunyian setelah ia merasa ada yang aneh di sekitar sini. Rambut merah pemuda itu berkibar setelah angin kencang menerpa tubuhnya. Ia tidak menghiraukan teriakan Deidara di belakang yang meminta penjelasan.

Pemuda merah itu terus memacu kuda putihnya, mencambuk kasar perut kuda itu agar berlari lebih cepat. Pikirannya kacau melihat bekas darah berceceran di sepanjang jalan, tubuhnya bergetar saat melihat mayat dua orang wanita tergeletak di depan gerbang. Namun ia tidak berniat menghentikan kudanya karena tujuan utamanya adalah Sakura.

Sasori menarik kasar tali kekang kuda putihnya ke kanan, menghentikan laju kuda secara tiba-tiba. Sosok jederal Suna itu langsung melompat setelah tiba di halaman tempat persembunyian.

Iris hazelnya membulat sempurna saat melihat tumpukan mayat berlumuran darah bergeletakan dimana-mana. Banyak orang terluka parah, tangisan terdengar di setiap sudut tempat. Ia semakin membulatkan mata ketika melihat sosok yang tak asing baginya terbujur kaku tanpa kedua tangan di atas tumpukan mayat-mayat itu.

"N-Neji?"

Seketika pikirannya bertanya-tanya. Untuk apa Neji—raja kerajaan Hyuuga, salah satu sekutu terbesar Uchiha berada di tempat persembunyian Suna. Lagi pula, kenapa mereka membawa sedikit pasukan dan terlihat mewah seperti akan melamar seseorang dari kerajaan lain.

Ada apa ini, apa yang terjadi, kenapa tak satu pun seorang pembawa pesan memberi tahu Sasori tentang kabar kedatangan Neji ke tempat persembunyian Suna. Lalu, siapa yang membunuh mereka?

"Ini mengerikan sekali, kudengar Uchiha Sasuke dan pengawal setianya yang membantai mereka semua. Kita harus segera mencari Sakura-sama."

Sasori tersentak seakan tersadar dari lamunannya. Bodoh, kenapa di saat seperti ini ia malah melupakan Sakura.

"Deidara, kau urus sisanya. Aku akan mencari Sakura-sama!" ia berteriak sembari berlari meninggalkan Deidara yang membalasnya dengan sebuah anggukkan tanda mengerti.

...

"Sakura!"

"Sakura dimana kau!"

Sasori berteriak kencang untuk memastikan keselamatan dan keberadaan Sakura. Ia terus berputar-putar tanpa berniat bertanya kepada penduduk di sekitarnya. Mereka terlalu ketakutan sembari terus bersumpah mengutuk King Sasuke hingga membuat pemuda merah itu tak berani bertanya karena kasihan.

Kurang ajar!

Berani-beraninya raja terkutuk itu menyerang tempat persembunyian mereka saat ia tidak ada. Dan Sasuke, dia benar-benar sudah melanggar aturan karena telah menyerang secara membabi buta saat bendera perang sudah tidak kibarkan.

"Sasori-sama."

Seorang pelayan istana menghampirinya dan membungkuk hormat.

Sasori menoleh seketika, napasnya memburu. "Ada apa?"

"Sakura-sama pingsan dan kini ada di kamar tabib Kabuto." ucap pelayan itu menjelaskan keadaan dan keberadaan Sakura. Dari nada bicaranya terdengar jelas bahwa pelayan itu sedang mengkhawatirkan keadaan pemimpinnya. Ini pasti buruk sekali.

King SasukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang