Vote dan komentar!!!Selamat membaca!!!
Hidupku hanya untuk membantu adik tiriku. Aku membesarkanya dan merawatnya sendirian. Saat itu usiaku 17 tahun, aku harus kehilangan papiku dan jatuh miskin karena ibu tiriku.
Aku dan bayi berumur 9 bulan hidup terlunta-luta di usir oleh ibu tiriku. Jangankan untuk merawatku, anaknya yang masih bayipun ia serahkan kepadaku.
Aku membesarkanya seorang diri di rumah kontrakanku yang amat sempit. Vano, adikku satu-satunya. Aku akan berjuang demi dia dan hanya dia satu-satunya keluargaku yang tersisa.
Aku berhasil menamatkan SMAku dengan nilai yang membuatku bangga. Aku juga mendapatkan beasiswa di universitas Alexsander. Aku memilih jurusan hukum agar suatu saat aku bisa mengambil hakku atas harta peninggalan papiku yang berada dia tangan ibu tiriku tante Mely.
Meskipun aku mendapatkan beasiswa tapi aku harus memikirkan bagaimana adikku. Dalam kurun 3,5 tahun ini aku melakukan banyak prkerjaan agar dapat mencukupi kebutuhan kami. Adiku Vano sekarang berumur 4 tahun, aku harus bisa memberikan kehidupan yang layak untuknya.
Aku bekerja di berbagai tempat.
Pagi hari jadwal senin sampai kamis dari pukul 8 pagi sampai jam 3 sore jadwalku kuliah.Sore hari jam 5 sampai jam 9, aku bekerja menjadi pelayan kafe. Jumat, sabtu dan minggu dipagi hari aku adalah tukang parkir disalah satu pasar tradisional sampai jam 1 siang dan Jam 3 sampai jam 5 sore aku mengajar les privat.
Waktuku ku habisakan dengan bekerja, Vano aku titipkan di penitipan anak dan adik kecilku itu, tidak keberatan sama sekali.
Aku tidak berharap bisa betemu dengan Tante Mely ibu tiriku sekaligus ibu kandung Vano saat ini. karena aku ingin bertemu denganya, saat aku bisa mengangkat kepalaku dan bisa menujukan jika aku berhasil membesarkan Vano dengan baik.
Tapi jika suatu saat aku bertemu denganya, keinginanku hanya satu yaitu memintanya mengembalikan kepemilikan rumah keluargaku. karena banyak kenangan aku, mami dan papi disana.
Hari ini aku berhasil membujuk kiki untuk menggantikanya menjadi supir taxi. Aku membutuhkan uang untuk membelikan vano tas. Vano ingin sekali memiliki tas Ben ten karena uang yang kupunya harus ku tabung untuk pendidikan Vano dan untuk membayar sewa kamar. Makanya dalam 3 hari ini aku yakin bisa mengumpulkan uang 250 ribu untuk membeli Tas Vano tanpa menggunakan tabunganku.
Semua orang yang berada dilingkungan ini menggosipkanku hamil diluar nikah dan diusir orang tuaku. Mereka juga memanggilku jalang karena masih muda aku telah memiliki seorang anak.
Ini juga karena Vano memanggilku bunda. Aku hanya belum siap mengatakan padanya jika aku adalah saudaranya bukan ibunya. Mungkin jika Vano sudah berumur 8 tahun dan cukup mengerti aku akan memintanya memanggilku mbk.
Autor.
Siang ini Anatasya Himawan, Sasa sedang menunggu penumpang di salah satu mall. Ya...ia menggantingkan Kiki beberapa jam agar bisa mendapatkan uang untuk membelikan Vano Tas.
Tak lama kemudian seorang laki-laki tampan memasuki taxinya.
"Jalan pak...ke Mabes ya pak!" Ucapnya.
Tanpa menjawab Sasa segera mengemudikan taxinya. Mobil berjalan dengan kecepatan santai.
Suara ponsel penumpang tiba-tiba berbunyi.
"Kampret...apa lagi Bima!!!, ini semua gara-gara lo gue jadi bahan lelucuan orang-orang nih! Kenapa lo upload foto gue menjilati lolipop arghhhhhh!" Kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelit Vs Mata Duitan
RomanceNaik cetak. Sebagian part sudah dihapus sebagian. Vano segalanya bagiku. Kehadiranya menjadi penyemangat hidupku. Aku akan selalu bersama dan tidak akan ku biarkan wanita itu mengambilnya kembali. Aku harus kuat menghadapi cobaan demi cobaan yang me...