Title : I’m Sorry
Cast : Park Jimin (BTS), Jinsol (APRIL), Jeon Jungkook (BTS)
Genre : School Life, Sad, Romance, and other.
Author : Nam OhyunAuthor POV
Seorang gadis kini tengah duduk di perpustakaan dengan sebuah buku berwarna cokelat yang berada ditangannya. Sesekali ia melirik jam tangan berwarna pink yang berada di tangan kirinya.
“Jinsol-a.” terdengar suara seorang pria memanggil nama gadis itu dari belakang -JungKook-. Tidak keras namun cukup jelas terdengar oleh Jinsol. Seketika bibirnya melukis sebuah senyuman yang sangat indah. Pria itu berjalan mendekati Jinsol dan duduk disebelah Jinsol. “Kau sudah lama menunggu?” ujar pria itu sambil memegang pipi Jinsol. Jinsol hanya menggeleng. Senyumannya masih terlukis dengan sempurna seperti tadi. Seperti inilah kegiatan mereka setiap hari. Setiap kali istirahat. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar bersama. Apalagi saat ini mereka sudah berada di kelas akhir. Mereka harus lebih giat belajar agar mereka dapat lulus dengan nilai yang baik. Tak jarang pasangan lain iri dengan pasangan yang dinilai romantis ini. Sifat Jinsol dan Jungkook tidak berbeda jauh. Mereka lebih suka membaca, belajar, dan memanfaatkan waktu untuk hal positif. Tak banyak percakapan diantara mereka. Namun saat mereka sedang belajar bersama dirumah Jinsol atau Jungkook, mereka menjadi cerewet. Suka berdebat dengan jawaban masing-masing.
.
Bel pulang telah berbunyi. Seseorang yang sedari tadi hanya meletakkan kepalanya diatas meja akhirnya bangun dan mengemasi barang-barangnya –Park Jimin-. Pria itu terkenal sebagai badboy di sekolah karena sifatnya yang sering meminta uang pada hoobae-hoobaenya. Tak jarang ia memukul hoobaenya jika ia tidak diberi uang. Ia kembali mengenakan jaket jeansnya yang menampakkan bahwa dirinya seorang badboy. Ia berjalan seenaknya tanpa menghiraukan siswi lain yang terdorong karenanya. Namun tidak dengan seorang gadis yang sangat ia hargai dari dulu. Jinsol. Kenyataan bahwa ia menyukai Jinsol tidak bisa ia ungkapkan. Karena ia tau, Jinsol tidak akan pernah menyukainya.
“Kookie!” panggil Jinsol pada seseorang yang tengah bersandar didepan kelas Jinsol. Pria itu lantas berbalik dan menghampiri Jinsol. Keduanya kini berpelukan dengan mesaranya di depan kelas Jinsol.
Jimin hanya bisa melihatnya dari kejauhan dengan perasaan yang hancur. Ia tak bisa menangis. Saat ini dia adalah seorang badboy. Menurutnya hanya orang yang lemah yang boleh menangis. Ia melewati pasangan romantis itu. Jimin pergi menuju parkiran dan mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi.
Sesampainya dirumah, Jimin membuka pintu dengan kasar dan berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Biarpun ia seorang badboy, ia sangat menghormati dan menghargai orang tuanya. Karena ia adalah anak satu-satunya dikeluarganya.
“Appa.” Panggil Jimin lalu membanting tubuhnya duduk di sofa panjang yang ada di depan meja kerja ayahnya.
“Ada apa? Tidak biasanya kau langsung menuju ruang kerja appa.” Jawab Ayah Jimin sambil menghentikan aktivitasnya.
“Appa, aku ingin kau melamar Jinsol untukku.” Ujar Jimin langsung ke inti pembicaraannya.
Seketika Ayah Jimin kaget dengan ucapan Jimin. Ia tidak mempercayai bahwa putra satu-satunya yang terkenal badboy ingin melamar seseorang. “Wae? Bukankah biasanya kau hanya bertahan dua hari dengan gadis-gadismu?” Tanya Ayah Jimin tidak percaya.
“Aih, appa. Aku serius. Lamarkan Jinsol untukku.”
“Baiklah. Appa akan menuruti permintaanmu. Tapi dengan satu syarat. Kau harus merubah kebiasaan burukmu meminta pajak pada hoobae disekolahmu.”
“Aku akan berubah jika Jinsol yang merubahku. Titik.” Jimin beranjak dari duduknya dan pergi dari ruangan ayahnya. Diluar ia tersenyum. Karena sebentar lagi Jinsol akan segera menjadi istrinya.
.
Second days Later
.
“Mwo?!” Jinsol tampak kaget dengan ucapan ayahnya. “Appa, bukankah appa tau sendiri kalau aku tidak menyukai pria lain selain Kookie? Aku tidak mau!” tolak Jinsol mentah-mentah.
“Jinsol! Kau ingin melihat kehidupan kita hancur? Kalau kau tidak ingin kita diusir dari rumah ini, kau harus menikah dengan Jimin!” bentak ayah Jinsol tepat dihadapan Jinsol. Jinsol hanya bisa menangis dan berlari menuju kamarnya. Mengingat rumah yang tinggalinya itu bukanlah rumah milik ayah, ibu atau kerabat dekatnya. Melainkan rumah milik ayah Jimin yang bisa kapan saja disuruh untuk pergi dari sana.
.
“Jinsol.” Sapa JungKook sambil menghampiri Jinsol yang sedang duduk di taman. Jungkook melihat raut wajah Jinsol. Jinsol menangis! Ia juga melamun. “ada apa? Kau menangis?” Ujar Jungkook sambil menangkup wajah Jinsol.
“A-aniya.” Ujar Jinsol sambil menghapus jejak air matanya.
“Kau kenapa? Apa kau sedang ada masalah? Cerita padaku.” ujar Jungkook. Jinsol tidak menjawab. Ia langsung memeluk Jungkook erat. Ia sangan mencintai Jungkook. Ia tidak sanggup untuk mengatakan semuanya pada Jungkook. Ia tidak ingin hubungan yang sudah ia bangun selama setahun bersama Jungkook harus berakhir begitu saja tanpa ada akhir yang indah. “Kau kenapa hm?” Jungkook dengan sayangnya mengusap punggung Jinsol.
‘mianhae Kookie. Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya padamu. Aku tidak sanggup mengatakannya padamu. Biarkan waktu saja yang mengatakan semuanya padamu.’ Jawab Jinsol dalam hati. Jungkook melepaskan pelukan mereka dan menghapus jejak airmata Jinsol.
Bel masuk sudah berbunyi. Jinsol dan Jungkook segera menuju kelasnya masing-masing. Jinsol langsung duduk di bangkunya dan meletakkan kepalanya diatas meja. Ia merogoh handphonenya dan menatap sebuah foto yang menjadi wallpaper di handphonenya selama satu tahun. Sebuah foto yang mungkin hanya akan menjadi kenangan baginya. Tiba-tiba saja seseorang menghampirinya dan meletakkan tasnya tepat disebelah bangku Jinsol. Ia segera meraih handphone Jinsol dan ikut melihatnya.
“ckckck… kau ini sudah punya calon suami masih saja mengenang hubunganmu dengan Jungkook.” Ujar Jimin.
“Y-ya! Apa yang kau lakukan? Dan siapa juga yang mau menjadi istri seorang badboy sepertimu?! Kembali ke bangkumu!” Jinsol merebut kembali handphonenya dan mengusir Jimin.
“Mulai sekarang ini bangkuku Jinsol sayang. Bersiaplah untuk minggu depan.” Goda Jimin sambil berusaha memegang dagu Jinsol namun Jinsol menepisnya.
“Jangan sentuh aku! Aku tidak akan pernah mau menjadi istri seorang badboy sepertimu!” bentak Jinsol sambil menjauh dari Jimin.
“sstt… ini kelas. Kau ingin semua orang tau kalau kita akan menikah? Kalau aku sih tidak masalah. Tapi kamu. Bagaimana kalau Jungkook sampai tau? Dan aku yakin suatu hari nanti kau akan menyukaiku.” Jimin berbisik tepat di telinga Jinsol. Seketika Jinsol menjadi sangat marah. Ia ingin pergi, namun apa daya. Ia berada tepat di antara tembok dan Jimin.
.
One week later
.
Pernikahan Jinsol dan Jimin hari ini akan dilaksanakan di sebuah gereja yang sangat megah. Jimin berjalan menuju altar pernikahan bersama dengan ayahnya. Begitupun dengan Jinsol. Jimin memegang tangan Jinsol. Ia dapat merasakan tangan Jinsol yang sangat dingin. Menandakan bahwa Jinsol sedang gugup. Namun ia melihat air mata yang mengalir di wajah Jinsol saat mereka mengucapkan janji suci dihadapan Tuhan.
Jam sudah menunjukkan jam 10 malam. Jimin dan Jinsol baru saja tiba di sebuah rumah yag menjadi hadiah pernikahan mereka. Ingat! Rumah bukan Apartement. Jinsol menutup pintu mobil dengan kasar dan membuka pintu rumah itu. Jimin hanya mengikuti Jinsol dari belakang dengan langkah yang sangat santai. Ia menyusul Jinsol ke kamarnya namun Jinsol mengunci pintu kamarnya sebelum Jimin masuk.
“Jinsol-a… buka pintunya. Aku mau masuk.” Jimin mengetuk pintu kamar itu dengan lembut. Ia tak tampak seperti seorang badboy yang suka meminta pajak dari hoobae-hoobaenya. “Jinsol-a… buka pintunya…” ujar Jimin sekali lagi. Ia merasa putus asa. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidur diluar. “Baiklah kalau kau tidak ingin membuka pintu. Aku tidak akan memaksamu. Selamat malam. Semoga mimpi indah Jinsol sayang.” Ujar Jimin. Ia berjalan menuju ruang tv dan tidur di sofa.
Jinsol hanya menangis sambil mendengarkan suara Jimin di luar kamar. Jinsol menangis. Jinsol tidak percaya dengan kenyataan bahwa dirinya adalah seorang istri dari seorang badboy seperti Jimin. Namun disisi lain, ia merasakan sisi baik dari seorang Jimin. Jinsol berjalan menuju kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Ia membersihkan sisa make up diwajahnya. Ia menyisir rambutnya yang kusut hingga rapi. Kira-kira setengah jam kemudian, ia keluar dari kamarnya. Ia hendak menuju dapur untuk mengambil minuman. Namun langkahnya terhenti saat ia mendengar dengkuran halus seseorang. Pria yang saat ini sudah berstatus sebagai suaminya. Ia mendekati pria itu dan berlutut di sebelah sofa yang ditiduri Jimin. ia menatap wajah Jimin. Memperhatikan setiap inci dari wajah suaminya. Hingga akhirnya Jinsol tersadar bahwa ini sudah sangat malam. Ia mengambil selimut dikamarnya dan kembali ke ruang tv. Jinsol menyelimuti tubuh Jimin dengan selimut yang dibawanya dan segera kembali ke kamar untuk istirahat. Kali ini Jinsol tidak lagi mengunci pintu kamarnya.
.
Matahari telah menampakkan sinarnya. Jinsol yang sedari tadi tertidur kini membuka matanya dan mengumpulkan segenap kesadarannya. Ia menggeliat pelan sebelum akhirnya ia bangun dan mandi. Beberapa menit kemudian, Jinsol selesai mandi dan keluar dengan pakaian lengkap. Ia memakaikan sedikit make up di wajahnya dan merapihkan rambutnya. Setelah ia selesai berdandan, ia berjalan keluar kamar. Ia berniat ingin membangunkan Jimin. namun sosok yang dicarinya tidak berada di tempatnya semalam. Jinsol memanggil Jimin berkali-kali hingga akhirnya ia melihat Jimin keluar dari kamar mandi di dapur hanya dengan memakai handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. “Hah!” Jinsol tersentak kaget melihat Jimin. ia segera menutupi wajahnya dan berbalik arah memunggungi Jimin. sedangkan Jimin hanya tersenyum melihat tingkah aneh istrinya.
“Kau kenapa?” Tanya Jimin sambil mendekati Jinsol. Ia memegang pundak Jinsol dan menyingkap rambut Jinsol ke depan.
“Ap-apa ya-yang k-k-kau lakukan Ji-jimin?” Tanya Jinsol gugup. Ia menyingkirkan tangan Jimin dari bahunya.
“Ah. Tidak. Mianhae.” Ujar Jimin.
“Aku sudah menyiapkan bajumu di kamar. Cepatlah ganti baju. Kita harus cepat ke sekolah.” Ujar Jinsol. Ia kemudian berjalan menuju meja makan dan membuat pancake untuk Jimin dan untuknya sendiri. Tak lama kemudian setelah Jinsol selesai membuat pancake, Jimin keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sangat rapi. Baju yang dimasukkan kedalam celana, ikat pinggang hitam dari sekolah, dan jas sekolah tanpa bolongan disiku tangan. ‘Dia terlihat jauh lebih tampan dari Jungkook.’ Sedetik kemudian Jinsol menggelengkan kepalanya cepat. ‘ah tidak. Jungkook jauh lebih tampan dari Jimin. Jungkook juga lebih sempurna darinya.’ Ujar batin Jinsol lagi.
“Kau memasak ini?” Tanya Jimin sambil memperhatikan pancake yang ada di meja makan. Ia melirik Jinsol karena Jinsol tidak menjawab. Ia melihat Jinsol sedang melamun sambil menopang dagunya. “Hello…” ujar Jimin sambil melambaikan tangannya di depan wajah Jinsol. Jinsol tersentak dan sadar dari lamunannya.
“a-ah. Kau sudah selesai? Ayo makan. Maaf, aku hanya bisa memasak ini untukmu.” Ujar Jinsol sambil menyodorkan pancake yang dimasaknya ke hadapan Jimin.
“Gwaenchanha. Lain kali kau tidak perlu memasak. Kita bisa membeli makanan di luar.” Jinsol hanya mengangguk pelan. “Ya sudah. Ayo makan.” Jimin mulai memakan pancakenya. “umm… kau juga bisa memasak? Masitta.” Jinsol tidak merespon pujian dari Jimin. Jimin meneruskan makannya hingga habis. Beberapa detik kemudian, Jinsol juga selesai makan. Mereka pun akhirnya pergi bersama ke sekolah.
.
Sesampainya disekolah, Jinsol turun lebih dulu dari mobil Jimin. yah, mulai hari ini Jimin tidak lagi membawa motor. Ia akan membawa mobil kesayangannya kesekolah bersama Jinsol. Ia juga akan berpenampilan rapi untuk Jinsol. Dan sepertinya semua yang ia lakukan hanya untuk Jinsol.
Jinsol berjalan menuju kelasnya. Ia tanpa sengaja melihat Jungkook duduk di kursi yang ada di taman sekolah. Tanpa berpikir panjang, ia segera menghampiri Jungkook. “Kookie.” Ujarnya sambil memeluk leher jungkook dari belakang. Namun sayangnya Jungkook melepaskan kembali pelukan Jinsol. “Kau… kenapa?” Tanya Jinsol sambil duduk disamping Jungkook. Jungkook tampak menghindar dari Jinsol namun Jinsol mengejarnya dan meminta penjelasan dari Jungkook. Hingga akhirnya Jungkook berhenti di belakang sekolah. Jungkook membalikkan badannya menghadap Jinsol. Ia merogoh ponselnya dan menunjukkan sebuah gambar disana.
“Apa maksudnya ini?” Tanya Jungkook dingin.
“K-kookie… i-ini tidak seperti yang kau bayangkan.” Jawab Jinsol gelagapan.
“semuanya sudah jelas Jinsol. Aku tidak menduga kalau kau akan sejahat ini padaku. Setahun kita menjalin hubungan. Setahun juga kita bersama-sama meningkatkan prestasi. Dan sekarang. Tiba-tiba kau meninggalkanku dan menikah dengan orang lain tanpa ada kata putus. Kau bukan milikku lagi. Dan mulai sekarang. Aku ingin hubungan kita berakhir sampai disini.” Singkat saja. Jungkook melangkah meninggalkan Jinsol.
“Kookie! Aku melakukan ini karena terpaksa! Aku tidak pernah berniat untuk menikah dengan JIMIN! Aku hanya mencintaimu Kookie! Hanya Kamu! Tidak ada yang bisa menggantikan posisimu di hatiku! Sampai kapanpun! Terserah kau percaya atau tidak dengan ucapanku! Setahun kita bersama! Setahun kita saling mencintai! Dan setahun juga kau membuat hariku menyenangkan! Apakah kau akan dengan mudahnya mengakhiri perjuangan kita selama setahun terakhir?! Tidak adakah sedikitpun perasaanmu padaku saat ini?! Tidak adakah sedikitpun perasaanmu untuk mempercayaiku?! Tidak adakah kesempatan kedua untukku?! Aku hanya mencintaimu Kookie…” Jinsol berteriak meluapkan semua isi dalam pikirannya. Jungkook menghentikan langkahnya saat mendengar teriakan dari Jinsol. Ia membalikkan badannya. Ia Manahan air matanya yang terasa ingin keluar.
“Jawaban dari semua pertanyaanmu adalah tidak. Cukup sudah. Aku tidak ingin jadi PHO diantara kalian. Semoga kalian bahagia.” Jungkook akhirnya kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Jinsol.
Perlahan tubuh Jinsol melemas dan terjatuh di lantai. Ia menangis. lagi. Belakangan ini Jinsol sering menangis. hal yang ia takutkan kini terlanjur terjadi. beberapa saat kemudian seorang pria datang menghampiri Jinsol dan membantunya untuk bangun. “Lepaskan aku! Jangan sentuh aku!” bentak Jinsol.
“Kau kenapa? Apakah kalian putus?” Tanya pria itu lembut.
“Eo! Puas kamu sudah membuat hubungan kita hancur?!” bentak Jinsol lagi. Ia kemudian bangun dan meninggalkan pria itu namun ia menahan tangan Jinsol.
“Mianhae. Gara-gara aku kalian seperti ini. Aku berjanji. Aku akan mengembalikan hubungan kalian seperti semula. Mianhae.” Ujar Jimin.
“Tidak perlu. Semua sudah terlanjur terjadi. lepaskan tanganku.” Jinsol melepaskan pegangan tangan Jimin di tangannya dan pergi menuju kelasnya.
.
Bel istirahat telah berbunyi. Biasanya Jinsol pergi ke perpustakaan untuk membaca buku bersama Jungkook. Namun sepertinya itu hanya akan menjadi kenangan terindah baginya. Jinsol berjalan menuju perpustakaan. Sesampainya didepan pintu ia menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia mulai memasuki ruangan itu. Sepi. Setiap hari perpustakaan memang sepi. Karena semua siswa lebih suka meramaikan kantin daripada perpustakaan. Jinsol melihat sosok pria yang sangat ia sayangi sedang membaca buku di sudut rungan yang sangat luas itu. Jinsol menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Namun pria itu menjauh dan meninggalkan perpustakaan. “Kookie… segitu bencinyakah kamu padaku?” Tanya Jinsol lirih. Pria itu tidak menghiraukan pertanyaan Jinsol dan melanjutkan langkahnya. Namun pria itu tiba-tiba terhenti saat seorang pria lagi datang dan berhenti tepat dihadapannya. Jungkook vs Jimin. “Jimin?” ujar Jinsol.
“Jungkook. Sepertinya kita perlu bicara.” Jimin membuka pembicaraan.
“bicara apa? Bicara saja.” Jawab Jungkook dingin.
“Sebelumnya aku minta maaf padamu. Aku yang meminta appa melamar Jinsol untukku. Dan Jinsol. Dia tidak ada perasaan apa-apa padaku. dia hanya melakukannya karena terpaksa. Dia menikah denganku karena ancaman appanya. Semalam pun dia menangis. dia terus memikirkanmu. Dia takut hubungan kalian berakhir begitu saja.” Jelas Jimin.
“Lalu?”
“Aku akan mengalah. Aku akan menceraikannya dalam enam bulan kedepan. Kau tenang saja. Aku tidak menyentuhnya semalam karena aku tidak ingin merebut sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya. Sesuatu yang seharusnya hanya diberikan pada orang yang benar-benar ia cintai dan mencintainya. Aku mengalah. Tolong. Kembalilah dengannya. Aku memang mencintainya tapi dia tidak bahagia bersamaku. Dia lebih bahagia bersamamu. Aku merelakannya untukmu. Tolong. Beri dia kesempatan untuk yang kedua kalinya. Ku mohon. Aku tidak ingin menjadi PHO diantara kalian.” Jelas Jimin lagi. Air mata Jungkook tiba-tiba saja mengalir. “Kau mau kan melanjutkan hubungan kalian lagi?” Tanya Jimin. beberapa detik kemudian, Jungkook berbalik dan memeluk Jinsol yang sedari tadi hanya duduk sambil menangis di sudut ruangan perpustakaan.
“Mianhae Jinsol-a… aku minta maaf karena aku tidak mempercayaimu tadi…” Jungkook memeluk Jinsol sangat erat. Jinsol membalas pelukan Jungkook dan tersenyum. Ia terharu. Ia tidak percaya Jimin akan melakukan hal ini untuknya.
Jimin menundukkan kepalanya sambil menahan tangisnya. Ia tersenyum manis walaupun air matanya sudah menggenang. Perlahan ia berbalik dan meninggalkan Jungkook dengan Jinsol.
.
“Jinsol, pulanglah dengan Jungkook. Hari ini dan seterusnya. Ku harap kalian akan menjadi pasangan yang romantis seperti yang selalu orang katakan.” Ujar Jimin saat ia hendak meninggalkan kelas. “Aku pulang dulu. Ah iya. Ini untukmu jika kau perlu sesuatu untuk dibeli.” Jimin memberikan kartu kreditnya untuk Jinsol. Jinsol sempat menolak namun Jimin memaksa Jinsol untuk menerimanya.
.
Hari sudah malam. Jam menunjukkan pukul 7 malam. Jinsol baru saja pulang ke rumahnya. Rumah tempat tinggalnya bersama Jimin. “Aku pulang.” Seru Jinsol saat ia memasuki rumahnya. Tak ada sahutan. Ia segera menuju ruang tv. Ia melihat Jimin sedang tertidur dengan lelap. Ia bahkan menggunakan selimut. Jinsol menatap sekilas wajah Jimin dan pergi ke kamarnya. Ia menatap foto pernikahannya dengan Jimin. Pernikahan. Satu kata yang yang membuatnya penasaran. Ia tidak tau apa tujuannya menikah dan seperti apa suasana pernikahan itu jika ia benar-benar menikah dengan orang yang ia cintai. Jinsol meletakkan kembali foto itu dan mengganti bajunya lalu tidur.
.
Sudah hampir satu bulan Jinsol selalu pulang malam bersama Jungkook. Berangkat sekolah bersama Jungkook. Sedangkan Jimin kembali membawa motor ke sekolah. Berangkat sekolah sendirian dan pulang pun sendirian. Jinsol selalu menghabiskan waktunya bersama Jungkook. Entah apa saja yang dia lakukan bersama Jungkook. Setiap hari Jinsol melihat Jimin tidur di sofa. Namun kali ini ia tidak melihat Jimin di ruang tv. Di kamar pun tidak ada. Ia berjalan menuju dapur. Satu-satunya tempat yang belum ia lihat. Dan benar saja. Jimin sedang duduk di meja makan. tentunya ia tidak sendirian. Jimin ditemani dengan beberapa botol soju yang sudah habis diminumnya. Hanya ada satu botol yang saat ini dipegangnya yang tersisa. Jinsol segera menghentikan aktivitas Jimin dengan merebut botol minuman itu.
“Jinsol? Kau sudah datang?” Tanya Jimin dengan nada orang mabuk. Hey! Dia memang mabuk! Jimin berusaha mengambil kembali botol yang direbut oleh Jinsol.
“Sudah hentikan Jimin! kau sudah mabuk berat!” bentak Jinsol sambil menjauhkan botol soju yang dipegangnya.
“Aku? Tidak… aku tidak mabuk. Dan aku tidak akan pernah mabuk.” Jawab Jimin sambil sesekali di ikuti dengan cegukan.
“Sudahlah! Ini sudah malam! Harusnya kau tidur.” Ujar Jinsol. Ia berusaha mengangkat lengan Jimin dan merangkulnya.
“Jangan pedulikan aku. Aku tidak ingin membuat Jungkook cemburu. Kau tidur duluan saja jika kau ngantuk.” Jimin menolak bantuan Jinsol.
“Kau menolak bantuanku? Ya sudah kalau begitu. Aku pergi saja dari rumah ini.” ancam Jinsol.
“Kau mau pergi kemana? Orang tuamu sudah pindah ke luar negeri. Kalau kau mau pulang ke rumah Jungkook, silahkan saja. Aku tidak akan melarangmu. Pintu rumahku selalu terbuka untukmu jika kau ingin kembali.” Jawab Jimin. Entah kenapa Jinsol tiba-tiba ingin menangis saat mendengar kalimat Jimin. ‘Segitu besarnyakah cintamu padaku? kau rela mengorbankan perasaanmu demi kebahagiaanku. Istri macam apa aku ini? aku hanya memikirkan diriku sendiri. Suamiku disini sedang menderita karenaku. AArrrgghh!!!’ rutuk batin Jinsol.
“Jimin-a… mianhae… gara-gara aku, kau seperti ini. aku memang istri yang tidak tau diri. Mianhae…” ujar Jinsol sambil membawa Jimin ke dalam pelukannya. Jimin melihat wajah Jinsol.
“Kau menangis? jangan menangis Jinsol. Apakah aku membuatmu menangis lagi? Atau kau sedang ada masalah dengan Jungkook? Perlukah aku yang meluruskannya?” Tanya Jimin sambil menghapus air mata Jinsol.
“Anya… mataku hanya kelilipan saja. Sudahlah ayo tidur.” ajak Jinsol sambil merangkul lengan Jimin. Langkah mereka tehenti di ruang tv. Jimin melepaskan rangkulannya di bahu Jinsol dan berjalan menuju sofa.
“Gomawo. Jaljayo Jinsol-a.” ujar Jimin.
“Kau mau kemana? Ayo tidur di kamar. Kau bisa sakit jika kau tidur di sofa setiap hari.” Jinsol menahan Jimin dan kembali membawanya ke kamar. Awalnya Jimin menolak namun Jinsol memaksa hingga akhirnya ia mau tidur di kamarnya. Sesampainya di kamar, Jinsol membaringkan Jimin di tempat tidurnya. Ia melepaskan sepatu, kaos kaki, dasi dan jas yang di kenakan Jimin sejak tadi. Jimin masih mengenakan seragam sekolahnya. Ia tidak mengganti bajunya. Jinsol dapat mendengar dengkuran halus yang berasal dari bibir Jimin. Jinsol beralih memandang wajah Jimin. ia mengusap dahi Jimin dengan sayangnya kemudian berbaring tepat di sebelah Jimin dengan posisi menghadap Jimin.
.
Pagi sudah tiba. Hari ini Jimin dan Jinsol libur sekolah karena ini adalah hari minggu. Jimin yang masih tertidur kini mulai membuka matanya. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh di atas perutnya. Ia melirik ke sampingnya dan ia mendapatkan seorang gadis yang selalu terlihat cantik baginya sedang tertidur lelap sambil memeluknya. Jimin hendak bangun namun kepalanya terasa pening. Jimin menggelengkan kepalanya beberapa kali sambil sesekali memukul pelan kepalanya.
“Euunngghh…” Jinsol melenguh pelan sambil mengusap matanya. “Eumh? Kau sudah bangun?” Tanya Jinsol saat ia menyadari Jimin sudah bangun. “Maaf.” Ujar Jinsol tiba-tiba. Ia menunduk. Tidak mampu menatap Jimin.
“Untuk apa?” Tanya Jimin tidak mengerti.
“Aku tau. Aku bukanlah istri yang baik. Setiap hari aku bersenang-senang dengan pacarku. Sedangkan di aku sendiri sudah punya suami. Seharusnya aku menghabiskan waktuku untuk suamiku. Istri macam apa aku ini? maafkan aku jika perlakuanku padamu tidak seperti yang kau harapkan.” Jelas Jinsol. Ia merasa sangat bersalah pada Jimin.
Jimin menoleh ke arah Jinsol dan membawanya ke dalam pelukan hangatnya. Sesekali Jimin mengusap rambut Jinsol. “Gwaenchanha. Aku mengerti. Seharusnya dari awal aku tidak menyuruh appa melamarmu. Ini salahku. Dan aku bahagia selama kau juga bahagia Jinsol.”
Jinsol membalas pelukan Jimin dan menyembunyikan kepalanya di dada bidang Jimin. “Tidak. Ini bukan salahmu. Ini salahku Jimin. aku tidak pernah membuatmu bahagia. Aku juga tau kau tidak benar-benar bahagia saat kau melihatku bahagia bersama Kookie.” Jinsol tak bisa menahan air matanya. Ia meluapkan tangisannya dalam pelukan Jimin.
Jimin melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Jinsol. Jimin menghapus jejak air mata Jinsol dengan jempolnya. “Uljima… kau terlihat jelek saat menangis…” Jinsol menghentikan tangisnya. “Sudahlah. Sebaiknya kau mandi dan bersiap pergi sebelum Jungkook datang menjemputmu.” Perintah Jimin. Jinsol semakin merasa bersalah pada Jimin. ‘Jimin merelakanku untuk orang lain yang lebih mencintaiku. Jimin juga mengorbankan seluruh kebahagiaannya untukku. Jika saja saat itu aku membiarkan Jungkook pergi dariku, Jimin pasti tidak akan seperti ini. ini semua terjadi karena kesalahanku. Aku membuat seseorang menangis sedangkan diriku sendiri tersenyum. Aku jahat.’ Rutuk batin Jinsol. Ia kemudian berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya.
.
Hari ini Jungkook dan Jinsol pergi ke sebuah taman hiburan. Mereka berjalan mengelilingi taman hiburan itu sambil bermain. Cukup lama mereka bermain mereka memutuskan untuk mendekati sebuah permainan yang berputar dan sangat tinggi. Jungkook dan Jinsol berdiri di depan mainan tersebut menunggu giliran mereka. Jinsol tampak sedang memikirkan sesuatu. Wajahnya tampak sedih.
“Jinsol kau kenapa? Kau sakit?” Tanya Jungkook saat melihat perubahan ekspresi diwajah Jinsol. Jinsol menggeleng cepat. “Ya sudah. Ayo masuk.” Ujar Jungkook sambil memasuki sebuah mainan yang berbentuk seperti keranjang itu. “Kau suka naik bianglala?” Tanya Jungkook sambil melihat-lihat pemandangan di luar keranjang mereka.
“Kookie. Aku ingin bicara sesuatu padamu.” Ucap Jinsol tiba-tiba. Wajahnya sangat serius.
“Katakan saja. Aku akan mendengarkannya.” Jawab Jungkook sambil meraih tangan Jinsol dan menyatukan tangannya dengan tangan Jinsol.
“Selama ini kita bersenang-senang dan menghabiskan waktu berdua. Semalam Jimin mabuk. Aku tidak tahu masalah apa yang membuatnya mabuk. Tapi disitu, aku merasa sangat bersalah padanya. Mungkin aku seseorang yang sangat jahat. Bahagia diatas penderitaan orang lain. Jimin mungkin dikenal sebagai seorang badboy disekolah tapi perlakuannya di rumah berbanding terbalik dengan Jimin badboy di sekolah. Dia tidak pernah mengeluh, dia tidak pernah marah padaku setiap kali aku pulang malam, dia tidak pernah protes dengan perlakuanku padanya. Tapi semalam. Aku mulai menyadari bahwa Jimin adalah seseorang yang sangat baik. Dia bukanlah seseorang yang pantas disebut dengan seorang badboy. Tadi pagi dia bahkan mengingatkanku tentang janjiku denganmu untuk pergi berdua. Aku merasa bersalah padanya.” Jinsol menangis. ia mengatakan semuanya pada Jungkook. Berharap pria itu dapat mengerti suasana hatinya saat ini. Jinsol menghapus jejak air mata di wajahnya. “Kookie… maafkan aku. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku ingin kau mengakhiri hubungan kita. Putuskan aku sekarang juga Kookie.” Jinsol memohon pada Jungkook agar Jungkook memutuskan hubungannya dengan Jinsol. Jinsol tidak ingin mengucapkan kata putus terlebih dahulu. Karena ia tidak ingin pria di depannya merasa bahwa perlakuan Jinsol hanya untuk balas dendam atas kejadian waktu itu. Jinsol takut Jungkook berpikiran bahwa Jinsol meminta Jimin untuk mengembalikan hubungan mereka karena Jinsol tidak terima kalau Jungkook memutuskannya.
Jungkook tidak merespon cerita Jinsol. Ia membawa Jinsol ke dalam pelukannya. Pelukan yang sudah biasa ia lakukan dengan Jinsol. “Gwaenchanha. Aku mengerti perasaanmu. Dan aku sendiri tidak ingin menjadi PHO diantara kalian. Aku senang kau memilih Jimin. itu berarti kau sudah dewasa. Kau bisa merasakan rasa bersalahmu padanya. Dan jujur saja. Aku juga merasa tidak nyaman dengan Jimin. aku sudah merebutmu darinya. Dan aku menyita waktumu untuk bersamaku. Jika kau ingin kita mengakhiri hubungan kita. Mari kita ucapkan kata putus bersama-sama. Aku tidak ingin menjadi orang yang jahat setelah aku merebutmu dari Jimin.” Ujar Jungkook yang dijawab dengan sebuah anggukan dari Jinsol.
“Aku. Ingin. Kita. Putus.” Ujar keduanya bersamaan. Dan akhirnya mereka berpelukan. Seiring dengan bianglala yang mereka tumpangi berhenti tepat di atas.
“Terima kasih untuk semua kasih sayangmu yang sudah kau berikan padaku. terima kasih juga kau sudah menemaniku belajar setiap hari. Ku harap setelah ini kita bisa menjadi teman baik.” Jungkook memeluk Jinsol dengan erat. Pelukan terakhir yang mereka lakukan.
“Nado. Aku harap setelah ini kau mendapatkan seseorang yang lebih menyayangimu, mencintaimu lebih dari aku.”
.
Jinsol baru saja tiba di depan sebuah rumah. Rumah yang ia tinggali selama hampir satu bulan bersama Jimin. ia memasuki rumah tersebut dengan perlahan. Ia berjalan menuju kamarnya. Jinsol mendengar suara orang memasak di dapur. Tanpa berpikir panjang, ia berjalan menuju dapur untuk melihat siapa yang memasak. Dan betapa terkejutnya Jinsol saat ia melihat Jimin memasak beberapa makanan yang sudah tersaji di meja makan. “Jimin? huwaa… Jadi kau memasak makanan sendiri setiap harinya?” ujar Jinsol tiba-tiba. Dan tentu saja Jimin kaget saat melihat Jinsol yang sedang berdiri di dekat meja makan sambil memperhatikan masakan Jimin.
“Kau sudah datang?” Tanya Jimin ia melirik jam dinding yang berada di atas pintu dapur. “masih jam 4. Tidak biasanya kau pulang sore.” Tanya Jimin lagi.
“Aku sengaja pulang sore karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu.” Ujar Jinsol. Jimin heran dengan Jinsol. Jinsol biasa pulang malam namun hari ini ia pulang lebih awal. Dan satu lagi yang membuatnya semakin heran dengan Jinsol. Ada sesuatu yang ingin Jinsol sampaikan. Perasaan Jimin kini tertuju pada sesuatu yang negatif. Sesuatu yang akan membuatnya terpisah dengan Jinsol. Jimin mematikan kompor dan memindah masakannya ke piring. Jimin meletakkannya di meja makan dan duduk di sebelah Jinsol.
“Ada apa? Apakah kau sedang ada masalah dengan Jungkook? Apakah itu karenaku? Haruskah aku meluruskan permasalahan kalian?”
“Aniya Jimin.” dengan cepat Jinsol menghentikan kalimat Jimin. “Aku… mulai sekarang aku bukan lagi milik Jungkook. Aku milikmu.” Jimin hendak berbicara. Namun dengan cepat Jinsol kembali melanjutkan kalimatnya. “Aku sudah putus dengan Jungkook. Aku memintanya untuk memutuskanku. Aku sadar. Aku bukanlah istri yang baik. Aku jahat. Aku bersenang-senang dengan orang lain dan menghabiskan waktuku bersamanya. Sedangkan disini, suamiku tidak pernah ku perdulikan. Entah dia sudah makan atau belum aku tidak pernah peduli dengan hal itu. Tapi mulai saat ini. aku akan memperbaiki semua kesalahanku padamu dan mulai membangun rumah tangga kita. Aku ingin hidup bahagia bersamamu. Kau sudah sangat baik padaku. Kau mengorbankan semua kebahagiaanmu demi melihatku tersenyum. Kau juga merelakanku bersama orang lain karena kau tidak ingin aku menangis dan menderita. Dan kali ini. itu tidak akan pernah terjadi lagi. Aku akan bahagia bersamamu. Tersenyum karenamu. Dan menghabiskan waktuku bersamamu. Aku ingin menjadi istri yang baik dimatamu. Maafkan aku jika perlakuanku selalu membuatmu sedih dan menderita.” Jinsol menangis. lagi. Jimin bangkit dari duduknya dan mendekati Jinsol. Ia memeluk Jinsol dengan penuh kasih sayang. Jinsol menangis untuk ketiga kalinya dalam satu hari. Dan kedua kalinya ia menangis dalam pelukan Jimin.
“Kau tidak perlu menyesali semua yang sudah terjadi. dengan kau selalu tersenyum, itu sudah cukup membuatku bahagia. Walaupun senyuman itu bukan untukku. Aku tidak pernah merasa sedih karena kau tidak memilihku. Aku bahagia saat kau bahagia.” Jimin mengusap lembut rambut Jinsol.
.
Malam ini Jimin dan Jinsol menonton tv bersama. Lebih tepatnya baru pertama kalinya mereka menonton tv bersama. Mereka tidak pernah melakukan sesuatu bersama-sama sejak mereka menikah kecuali berangkat sekolah di hari pertama mereka menikah. “hooaammh…” Jimin menguap. Ia tampak sangat lelah.
“Kau ngantuk?” Tanya Jinsol seraya menoleh ke arah Jimin. Jimin hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan. “Kalau begitu ayo tidur.” ajak Jinsol sambil menarik tangan Jimin.
“Mau kemana?” Tanya Jimin heran.
“Kau bilang kau ngantuk. Ayo tidur. Mulai sekarang, jangan lagi tidur di sofa. Aku istrimu. Kau tidak ingin tidur denganku?” Tanya Jinsol balik.
“Aniya. Aku hanya takut saja.” Jawab Jimin.
“Takut kenapa? Takut kau akan menyerangku tiba-tiba?” Jimin mengangguk cepat. “bukankah itu hal yang wajar? Kau kan suamiku. Jadi apapun yang kau lakukan terhadapku, aku akan menerimanya dengan senang hati. Baiklah kalau begitu ayo tidur. Kau terlihat sangat lelah oppa.” Ujar Jinsol. Jimin tidak percaya dengan kata terakhir yang di ucapkan Jinsol.
“Apa kau bilang tadi? Kau memanggilku apa?” Tanya Jimin. namun Jinsol tidak menghiraukannya dan membawanya ke kamar lalu berbaring di sebelah Jimin. Jimin memiringkan tubuhnya menghadap Jinsol. Ia menatap wajah cantik Jinsol. “Jinsol kau sangat cantik.” Puji Jimin.
“Tidurlah oppa. Kau bilang-”
“Arasseo…” potong Jimin kemudian. Jimin mencium bibir Jinsol dan melumatnya sebentar. Tidak ada respon dari Jinsol. Jinsol hanya sedikit kaget dengan perlakuan Jimin barusan. Jinsol menoleh ke arah Jimin dan menatapnya. Jimin membalas tatapan Jinsol. “Waeyo? Kau mau lagi?” tawar Jimin. Jinsol kemudian menggeleng dan meletakkan kepalanya diatas dada bidang Jimin sambil memeluknya. Jimin kemudian tersenyum dan membalas pelukan Jinsol. Mereka pun akhirnya tertidur.
.
Satu bulan telah berlalu. Jimin dan Jinsol kini menjadi pasangan suami istri yang sangat romantis. Mereka kembali berangkat sekolah bersama dan pulang bersama. Jimin dan Jinsol sering menghabiskan waktu berdua di rumah. Beberapa minggu lagi mereka akan menghadapi ujian kelulusan. Hal itu membuat Jinsol dan Jimin semakin dekat karena Jinsol harus mengajari Jimin setiap hari di rumah dan ice cream sebagai bayaran untuk Jinsol. Sampai saat ini, Jinsol tidak diijinkan untuk memasak sarapan maupun makan malam. Karena Jimin yang akan melakukan semuanya.
“Oppa aku mau ke perpustakaan. Aku malas di sini.” Ujar Jinsol sambil bangkit dari duduknya.
“Kau mau ke perpustakaan? Aku ikut.” Jimin langsung mengikuti Jinsol dan merangkul bahunya. Jinsol pun membalasnya dengan pelukan di pinggang Jimin.
Sesampainya di perpustakaan, Jinsol dan Jimin berpisah untuk memilih buku. Saat Jinsol sedang mencari buku favoritnya, Jinsol melihat dua orang sedang membaca buku berdua di pojok ruangan. Tempat itu mengingatkan Jinsol pada mantan kekasihnya Jungkook. Jimin baru saja selesai mencari buku. Ia mengambil buku yang berisi tentang kata-kata cinta. Ia segera menghampiri Jinsol yang berada tak jauh darinya. “Chagi. Apa yang kau lihat?” Tanya Jimin. Jinsol tidak menjawab. Jimin akhirnya mengikuti arah pandang Jinsol. “Kau cemburu?” Tanya Jimin. Jinsol memukul pelan kepala Jimin dengan buku yang ia pegang. Jinsol kemudian berjalan menuju dua orang yang di lihatnya dari tadi. Jimin menyusul di belakang Jinsol.
“Annyeong.” Sapa Jinsol penuh senyum. Jimin duduk di sebelah Jinsol sambil membuka bukunya.
“Jinsol? Hyung?” Jungkook tampak kaget melihat Jinsol dan Jimin duduk di hadapannya.
“Sunbae? Maaf. Aku-” Jinsol memotong kalimat gadis yang sedang berada di sebelah Jungkook. Gadis itu bangkit dari duduknya dan hendak pergi dari hadapan mereka.
“Aniya. Duduklah. Kami tidak ada apa-apa kok.” Jawab Jinsol sambil menarik gadis itu dan mendudukkannya kembali. “Apakah kau pacarnya Kookie?” lanjut Jinsol.
“Ne sunbaenim.” Jawab Gadis itu sambil menunduk.
“Cantik. Siapa namamu?” Tanya Jinsol lagi.
“Halla.”
“Hey kau tidak perlu takut. Aku tidak akan menyerangmu.” Ujar Jinsol.
“Pantas saja jika dia takut padamu. Kau kan mantan kekasih Jungkook.” Sambung Jimin cepat.
“Aih. Oppa.” Jinsol mengalihkan pandangannya ke arah Jimin sejenak dan kemudian melihat ke arah Halla lagi. “Ah iya. Kenalkan ini suamiku. Jimin. Park Jimin.” Jinsol mengenalkan Jimin sebagai suaminya. Ini pertama kalinya Jinsol mengakui status Jimin dengan dirinya.
“Suami?” Tanya Halla tidak mengerti.
“Ne. mereka sudah menikah. Dua bulan yang lalu.” Sambung Jungkook kemudian.
“Ne. betul itu. Aku suami sah dari Jinsol. kau tidak perlu takut. Dia tidak akan menyerangmu. Karena dia milikku sekarang. Jadi dia tidak berhak untuk menyerangmu dengan alasan cemburu.”
“Hyung. Kau ada acara tidak nanti malam? Aku ingin mengajak kalian makan malam bersama.” Ajak Jungkook.
“Umm… nanti malam? Sepertinya tidak bisa. Karena aku berencana untuk membuat anak bersama istriku nanti malam.” Jawab Jimin santai.
“Yak! Oppa. Apa yang kau katakan barusan?! Membuat anak? Aku tidak mau! Aku masih di bawah umur!” bentak Jinsol sambil memukul Jimin dengan bukunya.
“Yakk! Hentikan. Itu sakit!” Ujar Jimin sambil melindungi kepalanya dengan tangannya. Jinsol akhirnya menghentikan pukulannya dan kembali duduk. “Abaikan kata-kataku barusan. Baiklah. Kami akan ikut.” Jawab Jimin. “Tapi setelah itu kau mau kan membuat anak denganku Jinsol?” Tanya Jimin lagi. Namun dengan cepat Jimin berlari menghindari pukulan Jinsol.
HallaKook hanya bisa tertawa melihat tingkah laku pasangan itu.
.
.
.
Cinta itu butuh perngorbanan. Aku rela mengorbankan Jinsol untuk kebahagiaannya. Aku tidak ingin dia menangis karenaku. Tapi itu dulu. Sekarang, aku tidak akan lagi mengorbankan orang yang aku sayangi untuk orang lain. Karena aku ingin dia bahagia karenaku dan hanya untukku. -Jimin-
.
Jangan menilai seseorang dari luarnya. Tapi lihatlah sisi baiknya. Terkadang seseorang yang terlihat badboy memiliki sifat yang sangat baik yang tidak dimiliki oleh orang lain. Memiliki kasih sayang yang sangat besar kepada seorang wanita yang ia cintai. Dan juga patuh pada orang tuanya. Aku mungkin bukan orang yang sempurna. Tapi aku akan berusaha menjadi orang yang terbaik untuk suamiku Park Jimin. -Jinsol-
KAMU SEDANG MEMBACA
Ff Oneshoot
Hayran KurguFf ini dibuat oleh author yang sama dengan @Kim_JungYeoniii