My Wife Doll

8.4K 97 0
                                    

Title: My Wife Doll
Cast: Kim Myungsoo
Bae Suzy
Jiyeon
Author: Nam Ohyun
Genre: Married life, sad.
Length : Oneshoot
Rating: PG-17

Happy reading  *^_^*

“appa tidak akan menyerahkan warisan appa sebelum kau menikah Kim Myungsoo. Dan kalau kau belum menikah dalam kurun waktu semingggu, appa akan memberikan warisan appa ke panti asuhan.” Kata seorang namja berumur 45 tahunan itu.
“Apa?! Menikah dalam seminggu?! Oh ayolah appa, Jiyeon masih akan kembali bulan depan, dan aku tidak bisa menikah dengan wanita lain selain dia.” Ujar Namja berambut coklat itu menolak permintaan appanya. Saat ini yeoja yang ingin ia nikahi sedang berada di Amerika dan akan kembali bulan depan.
“tidak bisa Myungsoo. Pokoknya kalau dalam seminggu kau belum menikah, appa tidak akan mewariskan harta appa kepadamu titik!” Kim Myungsoo mencoba menghubungi Jiyeon yang sedang di Amerika, tapi handphone yeoja itu tidak aktif. Beberapa kali ia mencobanya Namun hasilnya tetap saja nihil.
∞∞∞
Disisi lain seorang yeoja tengah menangis sampai sesegukan karena eommanya harus segera menjalani rehabilitasi. Tapi sayangnya yeoja itu tidak punya uang untuk membiayai rehabilitasi eommanya yang sedang menderita stroke. Ia berusaha mencari pinjaman keorang-orang kaya tapi tidak satu pun yang mau memberinya pinjaman uang. Kemudian datang seorang Namja menghampirinya.
“Are you cry?” tanya Namja itu.
“Nugu seyo?” tanya Suzy lirih.
“Oh, Jeo neun Kim Myungsoo imnida. What happen?”
“aku... sedang membutuhkan uang untuk biaya rehabilitasi eomma.”
“Kamu tenang saja. Aku akan membantumu.”
“Jjinjayo?” Suzy tidak percaya ada namja sebaik dia yang mau meminjamkan uang kepadanya.
“Tapi yang pasti ada syaratnya.”
“Syarat? Syarat apa?” Suzy mengerutkan dahinya.
“kau harus menikah denganku.”
“Kenapa kau ingin aku menikah denganmu?”
“Karena aku menginginkan harta warisan appa. Tapi kau tenang saja. Kau tidak akan dirugikan disini. Aku akan menanggung semua biaya rumah sakit untuk eommamu. Dengan begitu eommamu bisa sembuh. Bagaimana?”
“Geundae,,,”
“Kalau kau tidak mau ya tidak apa-apa. Aku tidak akan meminjamkan uang padamu.”
Eomma, haruskah aku menikah dengannya? Tapi, aku sangat membutuhkan uang itu. Oh Tuhan.... seru Suzy dalam hati.
“Baiklah kalau kamu tidak mau. Permisi.” Myungsoo beranjak dari duduknya Namun beberapa langkah kemudian Suzy memanggilnya.
“Ahjussi. Baiklah, aku terima syaratmu.” Tanpa membalikkan badan Namja itu tersenyum dan melanjutkan jalannya. Sebenarnya Suzy tidak yakin untuk melakukannya, tapi demi eommanya ia siap melakukan apa saja.
∞∞∞
Akhirnya enam hari kemudian mereka menikah dan warisan itu jatuh ketangan Myungsoo. Tapi, tak lama setelah mereka menikah appa Myungsoo meninggal karena serangan jantung. Satu bulan kemudian, seorang yeoja berambut pirang datang ke rumah yang dihuni oleh Suzy dan Myungsoo sambil membawa koper. Yeoja itu tak senganja melihat Suzy sedang lewat.
“Ahjumma, tolong bawakan aku jus tomat, secepatnya.” Perintah yeoja itu sambil duduk manis di kursi panjang yang ada diruang tamu.
“Mian, geundae... nugu seyo?” tanya Suzy.
“Na? Aku Jiyeon, yeoja chingunya Kim Myungsoo.” Katanya santai.
“Maaf, tapi saya istri sah dari Namja bernama Kim Myungsoo.” Jawab Suzy tegas.
“Mworago? Myungsoo’s Wife? Haha, don’t lie.”
“Ani, I’m not lie, na jinjjayo.”
“Ada apa ini? Kenapa bising sekali?!” teriak seorang Namja yang keluar dari lantai dua. “Oh Jiyeon-a neo wasseo?” tanya Namja itu sambil menghampiri Jiyeon dan memeluknya. Tapi, Jiyeon menepis tangan Myungsoo agar tidak memeluknya.
“Myungsoo-a, jangan sentuh aku.” Kesal Jiyeon.
“Oh baiklah. Dengarkan penjelasanku dulu Jiyeon-a. Ne?”
“Apa yang mau kau jelaskan? Bukankah yeoja ini sudah menjadi istri sah mu?”
“Dia hanya My Wife Doll. Aku menikahinya hanya untuk mendapatkan warisan dari appaku. Dan gilanya lagi waktu itu aku hanya diberi waktu seminggu. Lagi pula kamu kemana saja waktu itu? Aku meneleponmu tapi handphone mu tidak aktif.” Jelas Myungsoo pada Jiyeon.
“Geureohke?” tanya Jiyeon memastikan.
“Eo.”
“Handphone ku hilang ketika aku sedang perjalanan kembali ke apartemenku. Baiklah maafkan aku.”
“Ya sudah kalau begitu kau pasti lelah. Sebaiknya kamu istirahat dulu. Jumpa lagi nanti.” Jiyeon pergi dari hadapan mereka. Sedangkan Suzy, kini matanya berkaca-kaca. Ia tidak menduga semua perlakuan suaminya.
“Chagi....?” ujar Suzy lirih.
“Aku lelah. Aku mau istirahat. Oh iya kau jangan macam-macam dengan Jiyeon kalau kamu masih ingin aku membiayai perawatan eommamu.”
Suzy meneteskan air matanya. Yeoja mana yang tidak merasa sakit bila suaminya selingkuh dihadapan istrinya. Suzy selalu berdoa agar Myungsoo segera sadar atas semua perbuatannya.
∞∞∞
Seorang yeoja tengah mengepel lantai rumahnya yang sangat besar itu. Tapi yeoja yang satunya lagi sengaja menabrak ember yang berisi dengan air.
“Aww!!!” pekik Jiyeon. Seketika Suzy menoleh pada yeoja itu dan mendapatinya terjatuh dan air dalam ember itu tumpah.
“Ah, Jiyeon-a neon gwaenchanha?”
“Ada apa ini?” tanya seorang Namja yang baru keluar dari kamarnya. “Mwoaneungeoya? Kau harusnya lebih hati-hati Suzy!” teriak Namja itu. “neon gwaenchanha? Ayo aku antar kamu kekamarmu.” Myungsoo merangkul Jiyeon dan membawanya kekamar Jiyeon.
“Chagi ya...” kini air mata Suzy menetes. Ia tidak sanggup menahan air matanya. Ia segera membereskan kekacauan itu dan menuju ke kamarnya. “Hiks... hiks.... oh God, kenapa ini harus terjadi padaku? Please help me. Nae maeumeun neomu apayo. Hiks... hiks....” yeoja itu menangis, ia tidak berniat menikahi Namja itu, tapi walau bagaimanapun Myungsoo adalah suaminya, dan ia harus melayani suaminya.
∞∞∞
Suatu ketika, seseorang datang memberikan undangan untuk Myungsoo. Suzy mengambil undangan tersebut untuk diantarkan kepada Myungsoo tap Jiyeon merampasnya dan membaca undangan itu.
“Ya! Jiyeon-a! Itu untuk Myungsoo kamu tidak pantas membacanya.”
“Wow. Oppa, i bwayo. Ini undangan untuk pertemuan presdir. Bersama pasangan? Huuh, oppa pasti kau akan pergi bersama istrimu.”
“Ani, aku akan datang bersamamu. Karena aku lebih memilih kamu dari pada dia.”
“Geundae, Chagi ya.” Sambung Suzy.
“Suzy-a harusnya kamu sadar. You are only My wife doll, You know? Dan tugasmu hanya melakukan semua perintahku.”
Suzy menundukkan kepalanya. Ia tak berani untuk melawan Myungsoo, karena ia tau kalau ia melawannya, Myungsoo tidak akan membiayai rehabilitasi eommanya. Suzy diperlakukan layaknya pembantu dirumah itu. Ditambah lagi Jiyeon yang hanya yeoja chingu suaminya suka memerintah Suzy seenaknya.
∞∞∞
Akhirnya hari itu tiba -acara pertemuan presdir-. Myungsoo dan Jiyeon sudah siap untuk berangkat ke acara itu.
“Suzy-a, aku berangkat dulu. Kau tetap dirumah dan jangan kemana-mana. Arasseo?” perintah Myungsoo. Suzy hanya menunduk tidak berani mengangkat wajahnya. Ia tidak ingin melihat pemandangan buruk yang sedang berada didepannya. Myungsoo dan Jiyeon pun akhirnya pergi.
∞∞∞
Sepasang Namja dan yeoja tengah menikmati makan siangnya. Tak lama kemudian mereka pun selesai. Suzy segera membereskan meja makan itu tapi kepalanya terasa pusing dan mual. Wajahnya terlihat sangat pucat. Kemudian seorang yeoja datang membawa pakaian sangat banyak dan ia melemparkannya kearah Suzy.
“Ya! Cuci semuanya sampai bersih. Arasseo?” perintah yeoja itu.
“Geundae, aku sedang sakit Jiyeon-a. Jadi, kamu cuci saja sendiri.” Perlahan Suzy berjalan kearah Jiyeon, tapi pandangannya mulai kabur dan yeoja itu pun akhirnya terjatuh.
∞∞∞
“Istri anda sedang hamil dua bulan. Tolong jangan biarkan dia bekerja yang berat-berat karena kandungannya sangat lemah. Dan pastikan istri anda mengkonsumsi banyak vitamin untuk menjaga kesehatan bayinya. Chukkahae.” Ujar seorang uisa.
“Ne, uisanim. Gamsahamnida.” Jawab Myungsoo.
“Chagi-a. Nan neomu haengbeokhada.” Ujar Suzy pada Myungsoo. Tapi Myungsoo tidak menghiraukan Suzy dan keluar begitu saja dari ruangan Suzy.
∞∞∞
“Mwo? Suzy hamil? Benarkah dia hamil? Apakah dia hamil anakku? Oh andwae. Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku menyuruhnya menggugurkan anak itu?  Tapi itu juga anakku. Oh God…” Oceh batin Myungsoo.
∞∞∞
“Oh, kalian sudah datang?” tanya Jiyeon ketika Myungsoo dan Suzy datang.
“um... Chagi-a, aku istirahat dulu ya.”
“Ya! Neo eodigasseo? Kau harus memasak. Aku lapar.” Myungsoo memegang tangan Jiyeon ketika ia hendak menyusul Suzy.
“Biarkan dia istirahat.” Ujar Myungsoo singkat.
“Mwo? Heuh... jangan katakan kalau kau mulai menyukainya oppa. Karena aku tidak akan membiarkan yeoja itu memilikimu.”
“Ani, aku melakukan ini karena aku merasa kasihan padanya. Jadi kumohon biarkan dia istirahat. Dan sebaiknya kamu memasak sendiri kalau kamu lapar.” Kata Myungsoo. Ia meninggalkan Jiyeon diruangan itu.
“Ish... lihat saja apa yang akan terjadi. Aku tidak akan membiarkanmu merebut Kim Myungsoo dariku Bae Suzy ssi.” Oceh Jiyeon dalam hati.
∞∞∞
Beberapa bulan kemudian
“Jiyeon-a, kenapa pengeluaran bulan ini sangat banyak? Apa saja yang kamu beli? Seratus juta won? Kamu menghabiskan uang sebanyak itu?! Untuk apa?!” bentak seorang Namja berambut pirang itu.
“Aku? Heuh, kamu kan presdir, masa uang segitu kamu permasalahkan?”
“Ya! Jiyeon-a harusnya kamu mengerti, keuangan perusahanku sedang buruk dan kau menghabiskan uang sebanyak itu?”
“Jadi, kamu menyalahkan aku? Lalu bagaimana dengan Bae Suzy? Bukankah dia juga sering berbelanja dengan uangmu? Apakah itu tidak masalah untukmu? Hm?”
“Aku tau bagaimana sikap Suzy, dia tidak mungkin mengambil uangku tanpa meminta izin dulu padaku....” tiba-tiba handphone Myungsoo berdering.
“Nugu seyo?”
“....”
“Mwo? Bagaimana bisa? Baiklah aku mengerti.” Tiba-tiba nada suara Myungsoo melemas.
“Wae?” tanya Jiyeon.
“Perusahaanku hancur.”
“Maksudmu bangkrut? Hah... baguslah. kalau begitu kita putus.” Jiyeon berlalu meninggalkan Myungsoo.
“Kau... jadi kau hanya menginginkan hartaku? Tidak bisa, Jiyeon-a!!! Ya!!! Aarrrgghhh!!!” teriak Myungsoo sambil mengacak rambutnya kesal.
“Waeyo chagi?” tanya Suzy. “Aku sudah dengar semuanya. Maaf, aku tidak sengaja menguping pembicaraanmu barusan.”
“Suzy-a...” ujar Myungsoo lirih.
“Ne? Apa kau butuh sesuatu?” tanya Suzy.
“Mianhaeyo, Suzy-a. Jeongmal mianhae.” Kata Myungsoo. Ia memeluk Suzy. Hanya ia yang ada untuknya saat ini, sedangkan Jiyeon pergi meninggalkan Myungsoo. Yeoja yang kia kira mencintainya lebih dari siapapun akhirnya meninggalkannya, dan sebaliknya yeoja yang selama ini menjadi wife doll nya selalu ada untuknya dalam semua keadaannya. Air matanya mengalir, Myungsoo tidak mampu menahan air mata itu. Ia menyesali semua yang telah ia lakukan pada Suzy. “Suzy-a, mianhae. Aku menyesal sudah menyia-nyiakanmu. Aku menyesal sudah memperlakukanmu secara tidak adil. Aku sadar, ternyata aku sudah dibutakan oleh yeoja itu. Geu yeoja, hanya menginginkan hartaku dan tidak tulus mencintaiku. Pergilah. Aku sudah miskin dan tidak bisa membiayai rumah sakit eommamu lagi.”
“Aniyo chagi. Aku akan tetap disini bersamamu. Bersama anak kita. Aku tulus menikah denganmu. Bukan karena hartamu dan bukan juga karena kau mau membiayai rumah sakit eommaku. Aku sadar ternyata aku mencintaimu. Aku terlanjur mencintaimu.” Ujar Suzy sambil memeluk Myungsoo. Biasanya Myungsoo selalu menolak pelukan Suzy. tapi kali ini, ia benar-benar merasa tenang dalam pelukan istrinya.
“Chagi-a, Apakah kau mau memaafkanku?”
Suzy tersenyum saat Myungsoo memanggilnya dengan sebutan ‘chagi’. “Aku sudah memaafkanmu, jauh sebelum kau meminta maaf padaku.” Suzy.
Myungsoo memegang kedua pipi Suzy. Myungsoo mencium pipi Suzy sekilas. Seketika wajah Suzy memerah. Pipinya terasa  panas. Ia menundukkan kepalanya. Malu. Itulah yang Suzy rasakan saat ini. Ini pertama kalinya Myungsoo mencium istrinya dengan tulus. Istri yang ia anggap sebagai wife doll nya akhirnya benar-benar menjadi seorang istri untuk Myungsoo.
“Gomawo sudah bersedia untuk berada disini bersamaku.” Ujar Myungsoo sambil memeluk istrinya kembali.
∞∞∞
5 Bulan kemudian
“Aaarrrggghh!!!” seorang yeoja tengah terbaring berusaha melahirkan bayi yang ada dalam kandungannya.
“Ayo chagi, kau pasti bisa. Tarik napas dan dorong, ok? Hana, dul set..” Namja itu terus menyuruh istrinya untu melakukan hal itu. Suzy menuruti perkataannya dan mendorong bayinya untuk keluar.
“Huuhh... eomma akan berusaha agar kau bisa melihat dunia sayang.” Yeoja itu menarik napas dan mendorong bayinya sekali lagi agar ia segera lahir ke dunia yang sangat indah baginya. “Aaaaaaarrrrrrggggghhhhh!!!!!” yeoja itu berteriak panjang. Akhirnya, perjuangannya tidak sia-sia. Seorang bayi yeoja sudah terlahir kedunia.
“Chukhahae. anak kalian yeoja.” Kata seorang Uisa sambil menyerahkan anak itu pada Myungsoo.
“Anak ini tampan seperti appanya.” Kata Myungsoo sambil memegang pipi anak itu.
“Ne. Chagi-a, apa kau punya nama untuk anak ini?”
“umm.... Kim Myungzy.” Jawab Myungsoo.
“Kim.... Myungzy?”
“Eo. Kim Myungzy. Kim adalah margaku. Sedangkan Myungzy adalah singkatan Myungsoo dan Suzy.”
“nama yang bagus. Joahae nado.”
“Chagi-a.” Panggil Myungsoo lembut.
“Ne?” jawab Suzy.
“Gomawo.”
“For what?”
“Gomawo sudah memberikanku anak yang cantik. Sshh..... tapi aku masih menginginkan satu lagi. Namja. Nanti, akan ku beri nama Kim Myunggyu. Myungsoo and Suzy.”
“Ya!” bentak Suzy kesal. Sedangkkan Myungsoo menunjukkan senyum evilnya pada Suzy.
∞∞∞
6 Tahun kemudian.
Tempat itu dengan dengan anak-anak. Hari ini adalah hari ulang tahun Kim Myungzy, anak dari pasangan Kim Myungsoo dan Bae Suzy.
“Saengil Chukhahe Kim Myungzy.” Ujar Myungsoo pada anaknya.
“Gamsahamnida appa.” anak itu mengambil sekotak makanan dan berlari menuju kesebuah tempat sampah yang berada di sudut halaman. Ia mendapati seorang yeoja dengan baju yang sangat kusut dan kotor tengah memungut sampah yang ada didalamnya.
“Ahjumma!!!” panggil anak itu sambil mendekatinya. Yeoja itu lantas menoleh kearah suara anak itu. “Ini untukmu ahjumma.” Anak itu memberikan sebuah kotak berisi makanan pada yeoja yang ada di depannya.
“Myungzy-a.... neo eodigayo?” teriak seorang yeoja yang tengah mencari anaknya. Dan mendapatinya sedang bersama seorang yeoja. “oh, kau disana? Hah!” Suzy kaget saat melihat yeoja yang ada didepan Myungzy. “Jiyeon-a. Mwohaneungeoya yeogi?” tanya Suzy.
“Suzy-a.... Mianhaeyo.... jeongmal mianhae....” Jiyeon berlutut di hadapan Suzy.
Suzy membangunkan Jiyeon. “Gwaenchanha. Aku sudah memaafkanmu dari dulu.”
“Oh, Chagi-a ternyata kau disini.” Myungsoo mendekati anak dan istrinya dan melihat yeoja yang ada didepannya. “Jiyeon-a.”
“Myungsoo-a mianhae, jeongmal mianhae.”
“Gwaenchanha. Aku sudah memaafkanmu. Geundae, wae ireohke? Mwoaneungeoya?” tanya Myungsoo.
“Aku, kehilangan semuanya setelah aku meninggalkanmu. Aku tidak punya rumah, pekerjaan, dan semuanya. Maaf kalau aku sudah menghancurkan rumah tangga kalian.” Jiyeon pergi dari hadapan mereka.
“Jiyeon-a.” Panggil Suzy.
“Aku bisa memberimu pekerjaan, walaupun ini sangat berat. Kami sedang membutuhkan seorang pembantu. Kau mau? Tapi, kalau kamu tidak mau tidak apa. Kami tidak memaksa.”
“Jeongmalyo? Tapi, aku sudah banyak melakukan kesalahan pada kalian. Kenapa kalian masih baik padaku.”
“Anindeyo. Gwaenchanhayo. Kau bisa bekerja mulai besok.”
“Geureom. Gomawoyo.” Jawab Jiyeon berterima kasih. Ia sangat tidak menduga kalau mereka masih baik padanya.
“Chagi-a, kita harus memulai pestanya.” Ujar Myungsoo.
“Baiklah kalau begitu. Kami pamit dulu. Annyeong. Gaja chagi-a” akhirnya Bae Suzy dan Kim Myungsoo memasuki halaman mereka kembali.
Akhirnya keluarga kecil Kim Myung Soo dan Bae oh bukan Kim Suzy. Menjadi keluarga yang bahagia dan karir Kim Myung Soo kembali seperti semula.

“Kita akan merasakan cinta yang sesungguhnya apabila orang itu bersedia menerima kita apa adanya. Ada 3 sikap yang harus kita terapkan apa bila ingin membiasakan sesuatu, termasuk cinta. Pertama kita melakukan hal itu karena terpaksa, kemudian memaksa, dan akhirnya kita akan terbiasa. Keterbiasaan itulah yang nanti akan menumbuhkan rasa cinta dalam diri kita.”
-Mrs. Kim-

Ff OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang