The Queen

712 31 1
                                    

Whoooa wanita ini, apakah rambutnya terbakar? Apa ia habis terkena hujan darah?pikir Liz.

“ and Who’s this newbie, sepupu Elle?” tanya gadis itu sambil menatap Liz from head to toe. Liz melemparkan fake smile lalu menyodorkan tangannya. Alih- alih menyambutnya, gadis itu malah bergelayut manja di lengan kokoh Colin. Dan . . . .  tangan Liz hanya teracung di udara tanpa siapa pun menyambutnya. Very awkward.

Liz membuka mulut “ mmm Colin, is she ur girlfriend ?”

Colin langsung melepaskan tangan gadis itu “ big no! Dan kau harus bersikap baik terhadap Liz!” suara Colin meninggi.

 Gadis itu langsung menyodorkan tangannya kepada Liz “ okay Liz, I’m Britanny, nice to know you” Liz menyambut tangannya mantap “ nice to know you too, walking fire”

Mata Britt melebar “ What?! Baby Colin, kau tdk membelaku?”

“ kau siapanya Colin samapai dia harus membelamu?” tanya Liz dgn nada mengejek

“ I’m the queen of his heart” ujar Britt sambil memeluk manja Colin yg langsung menyemburkan tawa.

Colin memegangi perutnya “ apa kau bilang? The queen? Ridiculous”  Liz menyeka sudut matanya karena ia terlalu bersemangat tertawa sampai- sampai mengeluarkan air mata. Okay, mungkin mereka terlalu keterlaluan menertawakan Britt yg telah menghilang dari hadapan mereka.

“ We’re in big trouble, she’s not just the queen of my heart, she’s the queen of this world” Colin terkekeh. Liz hanya melongo mendengar perkataannya. “ sorry Liz, aku tak menjamin kalau Britt tak akan mengganggumu” tambah Colin.

“ mengganggu? Karena apa?” Liz mengetuk- ngetuk kepalanya.

Colin berdehem “ karena kau dekat- dekat dgn prince charmingnya ini” Colin menunjuk dirinya sendiri. Mulut Liz berhasil ternganga lebar.

“ Just kidding” Colin tersenyum lebar dgn 2  jari membentuk huruf ‘v’ di depan wajah Liz. Mau tak mau, Liz pun ikut tersenyum

* * * * * * * * * *

Liz tak henti- hentinya tersenyum mengingat senyum hangat Colin. Sebenarnya, di Atlantis, Liz punya crush seorang mermaid laki- laki. Tapi ia tak pernah sebahagia ini. Elle yg melihatnya, hanya geleng- geleng kepala.

“ hey, what happened?” tanya Elle

“ I love Colin” jawab Liz cepat dan ia pun terkejut mendengarnya

“. . . . . .”

“ups!” Liz lantas menutup mulutnya

“. . . . . .”

“ Elle, are you okay?”

“ arghh, kau cepat sekali membuat keputusan”

“ sorry, aku tadi hanya keceplosan, in fact, i just like the way he smiles”

“ what ever” ujar Elle sambil bangkit dari duduknya dan berjalan ke lapangan volley

*  * * * * * * * * *

Liz berbaring di tempat tidurnya dan menatap langit- langit. Pandangannya menerawang. Ia sangat merindukan Atlantis, semua kehidupannya. Daratan memang indah dan menyenangkan tapi ia tak merasakan hal yg sama saat ia berada di Atlantis. Di bukanya laci meja di sebelah tempat tidurnya dan mengeluarkan necklace kesayangannya. Saat ia melihat apa yg di tampilkan necklace itu, ia menangis. Ini memang tdk mudah, tapi ia harus tetap mencoba. Saat ia capek menangis, ia pun teertidur. Di siang hari.

" Liz, Liz, c'mon, wake up lazy girl, ini siang hari idiot " sayup- sayup suara Elle membangunkannya. Liz membuka matanya paksa dan mengucek- ngucek matanya. 

Liz meregangkan otot- otot badannya " memangnya ada peraturan di dunia ini utk tdk memperbolehkanku tidur di siang hari? sepertinya banyak sekali hal yg belum ku ketahui di sini "

Elle memutar bola matanya " di dunia ini memang tdk ada peraturan seperti itu “ lantas Elle menarik paksa tangan Liz dari tempat tidur “ tapi di tempatku ini ada peraturan yg seperti itu” Liz memanyunkan bibirnya. Padahal baru saja ia memulai mimpi indahnya bersama Baby Colinnya. What? Baby Colin? Sejak kapan Liz tertular virus Britt The Queen? Ia harap tak akan pernah tertular virus mematikan itu. Liz membiarkan tangannya terjulur di seret Elle. Benar- benar Elle ini, pikirnya. Sinar matahari siang hari sangat menyengat kulit. Air keringat bercucuran membasahi wajah dua gadis ini.

“ Elle, what’s up? Kau terlihat terburu- buru sekali” tanya Liz

“ listen, sebentar akan di adakan kejuaraan surfing, dan aku terlibat”

“ whoa whoa whoa, wait, apa ini ada hubungannya dgnku? “

Elle berhenti berjalan “ of course, aku ingin kau mengikuti kejuaraa ini”

“ Wait, what? Aku ikut kejuaraan surf- ? apa? “ Liz gelagapan

“ yes, and colin will be ur coach”

Liz merasa pipinya memanas, lantas langsung memalingkan wajah.

“ okay aku akan ikut” Elle tersenyum penuh kemenangan.

Liz tak sabar utk memulai latihan surfingnya. Otomatis aku akan bertemu Baby Colin terus, pikirnya senang. Ergh, hentikan panggilan ‘ Baby ‘ itu.

“ dgn waktu yg sedikit ini, apakah aku punya harapan utk menag dlm pertandingan itu? “ Liz memberanikan diri bertanya pada Elle

Elle tersenyum tipis “ well, selama kau ‘ faith trust and pixie dust’ kemungkinan besar kau bisa menang” Liz agaknya tampak kebingungan

“ pixie dust itu apa ? kau bisa menjelaskannya padaku?”

“ yep, tapi selesai kau latihan pertamamu, aku akan langsung menunjukkanmu apa itu pixie dust, c’mon hurry up” Elle berlari- lari menuju pantai. Liz yg tadi kebingungan langsung tersadar dan langsung menyamakan langkahnya. What a great day. 

Well, Liz pikir ia akan menjadi ‘ The Queen of Wave’ or ‘ The Queen of Death’ sepertinya yg terakhir lebih bagus . . . .  . . . . . .  . .

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

To be Continued . .  . .  . .  .

Hope you like it <3 <3 <3

leave ur vote and comment -if you want to- 

My Fate, My Adventure (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang