The Waitress

765 35 3
                                    

Liz mengamati ice cream kart milik Elle. Di sinilah tempatnya akan membantu usaha kecil kecilan Elle. Yap, utk membayar sewa tempat tinggal. Sebenarnya, Elle hanya iseng iseng saja membuka kedai ice cream, utk mengisi kesehariannya selain surfing. Setiap bulan orang tua Elle selalu mengirimkan uang utknya. Namanya juga iseng.

“ well, Elle, bolehkah aku mencoba benda ini? Terlihat menggiurkan” tanya Liz sambil meneguk air liurnya yg hampir menetes.

“ ini makanan bukan benda, tolong dibedakan” sahut Elle gusar. “ sini, biar aku yg buat”

Liz menatap ice cream itu dgn mata berbinar dan menikmati nya perlahan. Elle dibuat geli olehnya. 

Elle berdeham “ setelah kau habiskan ice cream itu, aku akan memberi sedikit pengarahan, How to be a good waitress, kau cukup duduk dan memperhatikan” celotehnya

Liz sukses menganga dgn mulut yg penuh ice cream. 

Elle memberikan pengarahan dgn sangat semangat.  Liz hanya melongo. Ia sama sekali tak mengerti sistem ini. 

Elle berada di dalam kart dan meracik ice cream sedangkan ia pergi ke meja mejaa utk mencatat apalah lalu memberikan nya ke Elle, lalu dia mengantarkan pesanan, membersihkan meja, memberikan bill yg dia sendiri tak tahu apa artinya, dan blah blah blah. Sebenarnya, ada beberapa teman Elle yg sukarela membantu menjadi waiter atau waitress selagi mendapat ice cream gratis dan menyewa papan surfing gratis. Arghhh, ia mengamuk frustasi di dalam hati. 

“ Liz, are you with me?” Elle yg sudah selesai memberikan pengarahan, mendapati Liz yg melamun dgn kondisi memprihatinkan. Elle menghela napas kecewa. Mungkin, dia terlalu berlebihan. 

Liz tersentak kaget “ eh,uh, yup, what?” 

Elle mau tak mau tertawa melihat ekspresi Liz yg gelagapan. Liz mengernyit tak tahu apa yg di tertawakan oleh Elle. 

Elle menyeka air matanya yg keluar karena terlalu lepas tertawa “ okay Liz, are you ready ?”

Liz mengangguk mantap “ aku tak pernah sesiap ini”

* * * * * * * * * 

Bruk! Saking gugupnya, Liz tak sengaja menabrak om kekar yg sedang berjalan. Ia pun menggumamkan maaf dan mengambil note nya yg jatuh ke tanah.

“ hey, new waitress, kami mau pesan” seseorang di meja no. 5 memanggilnya dgn suara yg agak keras dan berhasil membuat Elle memelototinya. 

“ mau pesan apa ?” tanya Liz dgn senyum termanis nya.

 Orang orang yg duduk di meja 5 itu pun saling berpandangan dan salah satunya menyeletuk, dia cantik sekali. 

Salah satu dari mereka pun berdeham “ 2 waffle double dan 2 smoothies vanila” 

Liz pun mencatat pesanan mereka. Saat hendak berbalik, salah satu dari mereka – muka mereka ber 4 lumayan mirip – menahan pergelangan tangan Liz.

“ apakah kau bebas hari ini ?” tanya nya. Liz menggeleng. 

Ia pun tersenyum ke ketiga teman nya “ jam 7 pm kami mengadakan party, kau bisa datang jika kau mau, btw, I’m Noah” ujar nya sambil mengacungkan tangan nya

Liz menyambut nya “ I’m Liz, Lizzie. I hope so, tapi seperti nya aku punya banyak pekerjaan di sini. Nice to meet you guys” lalu berbalik pergi. 

Karena tawaran nya ditolak,  Noah ditertawakan oleh teman teman nya. I’ll get you, girl, tekad nya dalam hati. 

Liz merasakan ada sesuatu yg tdk enak pada Noah maka nya ia menolak tawaaran Noah tadi. Ternyata insting mermaid nya masih berfungsi di sini. 

Selain Noah and the gank, tak sedikit laki laki yg menggoda nya. Untung Liz tak sebodoh yg mereka kira. Ia berhasil lolos. Elle hanya tertawa tawa melihat pelanggan pelanggan nya mengganggu Liz yg sama sekali tak menggubris mereka. Tapi, Elle heran pelanggan nya hari ini naik sekitar 30%. Apa karena kecantikan teman mermaid nya ini? Dan rata rata semua nya lelaki lelaki yg belum pernah di lihat nya. Sebegitu besarkah daya tarik seekor mermaid? Kapal saja karam karena nya, apalagi hanya manusia. 

Liz menarik napas dalam “ apakah mereka tak bisa berhenti menggangguku? Aku kan tak bisa berkonsentrasi” Liz berkata dgn gusar

Elle tersenyum tipis “ karena kau cantik, mereka tak bisa menahan diri utk tak mengganggumu”

“ segitu cantik nya aku? Aku rasa masih cantikan kau daripada aku” sahut Liz polos “ lagipula aku bukan manusia, apakah aku harus memberitahu mereka ?” 

Sontak Elle tergelak “ mereka tak akan percaya idiot”  “ sudah hampir jam 3 pm, ayo cepat bersihkan meja meja nya. Kita sudah mau tutup”

Liz terbelalak “ really? Cepat sekali, kau kan baru buka jam 10 am tadi”

“ memang nya kau mau buka sampai kapan? 24 hours ?” sahut Elle mengejek

Liz hanya mengangkat bahu. Kenapa manusia ini makan nya jorok sekali ?pikir nya. Ia pun menatap ombak yg sedang menderu. Tak sedikit orang yg surfing hari itu. Liz menangkap sosok yg telah di kenalnya. Colin. Ia pun tersenyum senang. Ia pun mengangkat nampan yg penuh gelas itu. Ia merasa menginjak sesuatu. Ia pun menunduk dan mendapati sebuah selebaran. Di taruhnya lagi nampan di meja dan diambil nya selebaran itu.

“ Meet One Direction. The biggest and most famous boyband in the world. Malam puncak Summer season ini “ di serati dgn foto One Direction yg membuat air liur Liz menetes (sorry, ini agak berlebihan)

Hem, One Direction. . . . . .  

Rasa nya aku ingin bertemu mereka, pikir Liz 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

FINALLY! How do you think?

please leave vomments - if you want to- 

hope you like it <3 <3 <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Fate, My Adventure (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang