Chp 2 (Welcome to Park Family)

753 102 30
                                    

Didunia ini ada dua hal yang paling Eunji tidak bisa untuk menolaknya, yang pertama adalah saat Wonwoo ber aegyo. Walaupun wajah Wonwoo terlihat emo serta dingin dan kelam disaat yang bersamaan namun bila ingin meminta sesuatu hal kepada Eunji, Wonwoo tidak segan-segan menunjukkan aegyonya pada Eunji, ralat hanya pada Eunji dan Jessica. Itupun dengan catatan hanya ada mereka tanpa ada orang lain. Wajah Wonwoo saat ber aegyo itu bukan imut namun lucu, kau tahu anak kucing yang dibuang dipinggir jalan lalu saat kau menghampirinya anak kucing itu justru menatapmu dengan tatapan memohon untuk dibawa pulang? Seperti itulah wajah aegyo Wonwoo dimata Eunji.

Dan yang kedua adalah permintaan Jessica, moto Eunji adalah membahagiakan Eommanya. Untuk itu menjadi anak yang penurut serta patuh pada ucapan Jessica adalah keseharian Eunji.

Namun untuk permintaan gila Jessica kali ini mampu membuat Eunji membulatkan kedua bola matanya, tenggorokannya bahkan sudah kering, ingin sekali menolak permintaan Jessica yang menurutnya sangat tidak bisa ia turuti itu.

"Kenapa ekspresimu seperti itu?" tanya Jessica bingung.

"Eomma,  kau belum menikah dengan Tuan Park. Kenapa kita sudah harus tinggal disana? Apa kata tetangga nanti?"

"Itu kan untuk mengakrabkan diri. Kau harus mengenal sosok keluarga Park dahulu kan sebelum kita menjadi satu keluarga?"

"Tapi aku tidak setuju. Kalian belum menikah. Apakah kalian akan tidur dalam satu kamar juga nantinya? Aku tidak mau pesta pernikahan terjadi saat adanya adik bayi."

Jessica tertawa keras. Ia menepuk pelan kepala putrinya itu lalu berdecak kesal.

"Aish, kamu pikir Eommamu orang yang seperti itu?"

"Aku memang mengenal Eomma, tapi aku tidak mengenal Tuan Park secara pribadi. Jadi aku tidak tahu!"

"Kalau begitu lusa kita akan tinggal disana. Kau jadi bisa mengenal secara pribadi Tuan Park dan kedua anaknya."

Eunji baru saja hendak menyuarakan protesnya sebelum Jessica kembali berucap sesuatu yang membuat kepala Eunji tertunduk kesal bercampur pasrah.

"Tidak ada penolakan. Ah. Kemana Jung Eunji ku yang penurut? Aku sungguh merindukannya."

🎥

"Woo, jam berapa kelasmu selesai?" tanya Jun pada namja emo yang sedang menikmati sandwich tuna pada bekal berwarna merah muda dihadapannya.

"Pukul 16.20," jawab Wonwoo sekenanya. "Ugh kenapa kotak bekalnya harus berwarna seperti ini sih?" lanjut Wonwoo kesal dengan meneguk beberapa kali air mineral yang berada tak jauh darinya.

"Masih mending kau bisa makan Woo, lagipula itu kan dari seorang yeoja, salah satu fansku." ujar Jun.

Wonwoo tampak acuh, namja itu memilih kembali berkutat pada buku tebalnya.

"Damn! Jeon Wonwoo jangan terlalu fokus. Kau tidak lihat ada aku?" tanya Jun kesal dengan merebut buku yang Wonwoo baca.

"Kau berisik, Junhui."

"Ayo, pergi bersamaku setelah kelasmu usai." Jun tidak mengubris ucapan Wonwoo sebelumnya, namja keturunan China itu hanya tersenyum manis. Membuat Wonwoo menatapnya heran.

"Sebuah kencan? Sial, aku masih normal oke? Aku masih sangat menyukai gunung daripada pedang." ujar Wonwoo asal.

"Jadi aku ditolak? Oh sakitnya..." Jun terlihat memasang wajah sedih, seolah ia benar-benar ditolak Wonwoo.

"Berhenti bercanda."

"Kau tahu, Minghao? Besok ulangtahunnya dan aku belum memberikan kado untuk adik kecilku itu, jadi aku ingin kau membantuku."

False SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang