Blurb | 2

3.2K 184 56
                                    

Wawancara dengan drh. Jeihan Kanaya Dirandra (24 tahun)
5 Agustus 2016

Di hari yang cukup terik, pukul 3 siang, Jeihan datang memenuhi panggilan penulis yang belum terlalu mengenal dirinya. Gadis itu datang mengenakan blus putih dan jeans belel.

Halo!
Oh hai.

Jeihan Kanaya Dirandra. Apa arti namamu ini?
Dari buku catatan sewaktu hamil, Mams menulis Jeihan berarti sungai, Kanaya berarti jalan hidup yang tentram,merdeka dan bahagia dan Dirandra pemberani. Saya sendiri agak bingung ya kenapa saya diberi nama sungai, tapi mungkin maksudnya Mams ingin hidup saya adem dan mengalir kayak sungai, tentram, bahagia dan pemberani tentunya.

Apa kamu punya nama kecil, nama panggilan di rumah atau saat sekolah?
Hmm, kebanyakan orang memanggil saya Jeihan atau Jei. Beberapa teman kuliah memanggil Jeje, ada pula yang memanggil Ji.

Saya dengar kamu lulusan kedokteran hewan UGM, ada alasan enggak kenapa kamu memilih jadi  dokter hewan?
Tentu aja ada alasan, setiap hal di dunia ini selalu punya alasan kan? Saya suka binatang, saya suka kucing, anjing, harimau, dan semua hewan. Ya, walau saya enggak suka nyamuk, ya. Kadang saya merasa punya empati yang berlebih ke binatang, like saya ngerasa sedih kalau kucing saya anaknya mati lebih dalam dari orang kebanyakan. Waktu kecil kucing saya sakit dan mati, saat itu saya berpikir saya mau jadi dokter hewan yang mengobati binatang-binatang yang sakit. Dan semakin besar keinginan itu makin besar, saya ingin ikut langsung menyelamatkan harimau, orangutan dan satwa liar lainnya. Alasan lain mungkin karena saya lebih suka menyentuh hewan daripada manusia.

Kenapa kamu memilih untuk ke desa ini daripada menjadi dokter hewan di Yogya atau Bogor?
Saya pikir dokter hewan di kota besar lebih banyak ya daripada di pedesaan. Kemudian, di sini saya punya kesempatan untuk bertemu lebih beragam hewan dan blusuk-blusuk buat lebih dekat dengan alam. Saya bisa mengeksplor, memotret sana-sini, dan lebih dekat dengan masyarakat. Saya merasa lebih berguna di sini. Meski ada alasan lain seperti : jauh dari keluarga besar menghindarkan diri dari pertanyaan kapan nikah. Haha, momok banget karena beberapa bulan lagi saya 25 tahun sedangkan saya enggak ada pikiran buat menjebloskan diri ke sana. Doakan saya enggak khilaf.

Apa itu kebahagiaan yang sempurna?
Apa itu kebahagiaan yang sempurna? saya baru dengar. Semua hal yang membahagiakan dan disyukuri akan menjadi kebahagiaan yang sempurna, mungkin.

Apa hal yang paling kamu takuti?
Saya takut jadi manusia yang  tidak berguna. Saya takut jadi manusia yang merugikan orang lain. Saya takut menikah dan saya takut melahirkan, untuk alasannya itu privacy. Dan saya takut masuk neraka.

Apa sifatmu  yang kamu tidak sukai?
Saya enggak suka kalau saya impulsif meski enggak selalu. Dan kadang saya terlalu ceplas-ceplos yang bisa aja buat orang sakit hati. idk.

Kamu enggak suka orang yang sifatnya gimana?
Saya enggak suka orang yang enggak jujur, sombong, dan attention seeker. Saya juga enggak suka sama perempuan yang terlalu mengagungkan cinta sampai mau dibodohi atau disakiti.

Siapa orang hidup yang sekarang kamu kagumi?
Hmm...

Pemborosan terbesar apa yang pernah kamu lakukan?
Saya bukan orang yang suka belanja sih. Tapi saya pernah kalap beli novel waktu SMA, enggak dimarahi Mams cuma abis itu ngerasa berdosa aja.

Gimana pikiran kamu sekarang? ada hal yang mengganggu?
Baik, saya pikir sehat. Mungkin sedikit cemas dengan masa depan tapi saya pikir itu wajar, setiap orang hidup dalam ketidakpastian, kan ?

Apa kebaikan yang pernah kamu lakukan yang dinilai orang sangat baik?
Saya enggak pernah mikirin kata orang atas setiap hal yang saya lakukan. Do it and forget it.

AKRABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang