prolog

107 12 6
                                    

pukul 17.00

Kota ini mulai menunjukkan keramaiannya. Lalu lalang kendaraan dijalan raya, menambah keramaian kota ini. lampu-lampu menghiasasi sepanjang jalan. kota ini dipenuhi cafe-cafe lucu dan nyaman yang membuat tertarik pelanggan. Seperti cafe ini, salah satu cafe nyaman di kota ini. Cafe yang selalu ramai pengunjung.

Ramai. Begitulah gambaran kota ini. Aku duduk sendirian di kafe yang nyaman ini. sendirian, menatap kosong kedepan. Melamun. sampai seorang pelayan bertanya padaku, apa pesananku sebenarnya.

"Permisi mbak, mbaknya mau pesan apa?" tanya pelayan itu.

Aku hanya menatapnya dingin. seakan dari tatapanku itu tergambar pergi sana, aku tidak mau diganggu. Namun, itu hanya dalam hatiku saja. setelah menatapnya tajam aku masih bisa melukiskan senyum yang jelas-jelas ku buat-buat sok manis.

"Tidak, terimakasih" jawabku sambil menyunggingkan senyuman itu.

"Anda serius?, oh..oh baiklah. Hehe." kata dia sambil bersikap salah tingkah. sembari meninggalkan ku dengan langkah cepat.

Ku rasa setelah itu dia membocarakanku dengan temannya yang sesama pelayan. karena setelah itu aku melihatnya berbisik-bisik dengan pelayan lain dengan melirik-lirikku. Aku tidak perduli. Aku kembali melanjutkan lamunan ku.

***

Pukul 18.00

Aku masih melamun. Kafe ini tambah ramai. Pelanggan juga tambah ramai di kafe ini. tapi tidak dengan ku. Masih sendirian. Pelayan yang berbeda mulai datang lagi ke tempatku. dengan langkah yang lebih sopan dan senyum yang lebih manis.

"Permisi kak, kakak mau pesan apa?" tanyanya sambil menyunggingkan senyum manisnya.

Aku meliriknya sebentar. Lalu tersenyum.

"Tidak, terimakasih" jawabku lalu menatap keluar.

"Benarkah?, anda sudah 1 jam duduk disini" dia masih menyunggingkan senyumnya.

"Tidak" sambil menggeleng. Aku melirik pintu dapur. Ayolah peka, aku mengkodemu untuk kembali saja ke dapur. Ku pikir dia mengerti maksudku.

"Baiklah, permisi" masih tersenyum, kemudian pergi.

Dia kembali ke dapur. Aku tahu, dari langkahnya dia pergi sambil ngedumel tidak jelas.
 Aku tersenyum kecil. Ahh, akhirnya aku bisa tersenyum.

1 jam sudah aku duduk disini. 1 jam sudah aku merasa tercambuk-cambuk luka masa lalu.






* Maapkan aku :v. Amatir. Baru coba'', jadi maafkan jika ngga jelas. Makasih :p..

Lanjutkan membaca readers:)


From...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang