Jam menunjukan pukul 07.35 tapi ketiga bocah SMA itu tak menunjukan tanda-tanda bahwa mereka khawatir akan terlambat, padahal jam masuk sekolah sudah lewat 35 menit. Mereka berhenti di lampu merah, Yaa mereka selalu tertib lalu lintas, Alvan selalu bilang gini"Lo boleh aja nakal, tapi harus tetep tertib lalu lintas, itu namanya kece. Gak norak "
"Ah, gue ada ide." Guman Alvan, Fay yang duduk di samping kemudi menoleh, lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Apaan, van ?" Tanya Davin, Alvan tersenyum misterius, lalu menoleh ke belakang.
"Ambilin almamater abang gue dong," perintahnya, Davin hanya mengangguk lalu melempar almamater berwarna biru itu ke arah Alvan. Lampu merah berganti hijau pas sama Alvan yang telah selesai memakai almamaternya, tapi Alvan masih tak bergeming.
"Udah ijo, tuh " celutuk Fay, tapi Alvan hanya meliriknya sekilas. Hingga terdengar suara klakson tak sabar. Alvan terkekeh ketika melihat polisi mengetuk kaca mobilnya.
"Selamat pagi, pak !"
"Pagi juga, bapak. Ah senangnya diucapin selamat pagi." Davin terkikik geli mendengarnya. Efek saking jonesnya apa gimana ni bocah ?! Pikirnya.
"Lampunya sudah hijau, pak. Kenapa bapak tidak menjalankan mobilnya, itu menyebabkan kemacetan." Sahut polisi itu mengabaikan sahutan Alvan.
Alvan memutar bola matanya bosan, "Saya nunggu warna favorit saya, pak. Pink, kok gak muncul ya pak ?" Kedua temannya tergelak, Polisi itu menarik nafas dengan kasar, tapi sebelum ia berkata-kata, Alvan mengegas mobilnya meninggalkan polisi itu yang diyakini sekarang sedang mengumpat sumpah serapahnya.
"Gilaaakkk, mukanya kek nahan pup. Anjirr " tawa Fay, yang disetujui kedua temannya. Sampai mereka memasuki area sekolah, sisa tawa masih melekat di wajah ketiganya, hingga mereka tak sadar bahwa dari memasuki gerbang sekolah hingga memarkirkan mobil, mereka tak lepas dari pandangan guru BK paling killer.
Ketiganya baru menyadari ketika memasuki lobby."Hawanya serem, anjir dah." Bisik Davin. Pak Harjo menyambut kedatangan ketiganya dengan tatapan tajam.
"Ini udah jam 07.45, jam masuk sekolah tepat pukul 07.00. Itu artinya apa ?"
Ketiganya saling pandang, mengangguk bersamaaan lalu bersuara
"Terlambat sudah semua kali ini, yang ku inginkan tak lagi sendiri, bila esok men . ."
"Diam !! Kalian itu udah mau kelas 11, mau jadi apa kalian ?!! " bentakan pak Harjo menghentikan nyanyian mereka, ketiganya menunduk dan kembali bersuara
"Jadikan ini perpisahan yang termanis, yang indah dalam hidupku sepanjang waktu.." beberapa siswa dan guru yang melintas terkikik geli dengan tingkah ketiganya, pak Harjo menghela nafas kasar. Pak Arya guru olahraga yang juga tak sengaja melihat geleng geleng kepala.
"Kalian berdiri dilapangan sampe jam istirahat." Putus pak Harjo, ketiganya berlari berlomba menuju lapangan secepatnya. Pak Arya menghampiri pak Harjo, menepuk bahunya pelan.
"Sabar, pak. Saya duluan." Pak Harjo hanya menghela nafas lelah. Berdoa agar ketiga muridnya segera di beri hidayah. Meskipun begitu mereka tak pernah kabur dari hukuman.
Terik matahari mulai menyengat, hingga datanglah dua gadis menghampiri ketiga murid yang tengah berjemur di lapangan. Fay menatap malas kedua gadis itu, Berbanding balik dengan Alvan yang menatap dengan binar apa yang dibawa dua gadis itu.
"Davin, kamu kenapa sampai dijemur gini sih ? Pasti gara-gara Fay ya ? Gak usah sama dia lagi lah. Bikin kamu dihukum terus. Nih, aku bawain minum." Salah satu dari gadis itu bergelayut manja di lengan Davin .
![](https://img.wattpad.com/cover/83877281-288-k190328.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle of Love~
Teen FictionIni cerita tentang Fay. Iya Fay dengan dua teman lelakinya yang hoby bikin guru senewen, bikin gaduh di sekolah, tidur di kelas, jailin temen, bolos, semua berjalan baik baik saja sampai seorang cowok tengil menurutnya, merusak semua kebebasannya. F...