Prolog

34 0 1
                                    

Setelah menanti sekian lama, malam ini aku bertemu dengannya, lelaki berkacamata nan misterius, bertubuh semok, dan tuturkata yang sopan. Dia adalah Dion Airlangga Pratama, lelaki workaholic yang berhasil menyihirku dengan senyum magicnya. Langit pun seolah mengetahui isi hatiku malam ini, bertabur bintang-bintang, didukung oleh suasana cafe yang makin membuat acara candle light dinner ini romantis.

Kami terpisah jarak Dion tinggal di pulau seberang nan megapolitan, yang mayoritas masyarakatnya pergi pagi pulang pagi, sedangkan aku di ujung pulau sumatera.  Pekerjaan Dion sebagai kontraktor sekaligus arsitek menyita sebagian waktunya, dan tentunya jarak juga mempengaruhi intensitas pertemuan kami.

Sejak pertemuan malam itu, kami benar-benar dimabuk cinta, Dion sangat memanjakanku, memperlakukan aku layaknya princess. Dion dengan segala kelembutannya, dengan sabarnya memahami sifat boosy, childish, arogan yang menjadi kekurangan ku. Mungkin Dion bisa jadi pasangan yang terbaik buatku..

***

Sore ini ketika sibuk mengajar, ada pesan masuk ke hp ku dari Dion.

📩 : De, lebih baik kita akhiri hubungan ini. Aku bener-bener ga tahan ngadepin mantan kamu yang selalu neror aku.

Bagai petir tanpa tanda akan datangnya badai, aku terdiam setelah membaca pesan tsb. Seribu pertanyaan muncul dibenakku, kenapa dan mengapa mantan tunanganku datang kembali setelah dua tahun lost-contact, darimana dia mengetahui kalo aku menjalin hubungan dengan Dion, padahal aku tidak pernah sedikitpun memamerkan kemesraan kami di sosmed.

Hpku berdering lagi, kali ini Dion mengirimkan pesan yang intinya hampir sama, ingin segera mengakhiri hubungan ini.

📩 : De, kamu diem berarti kamu setuju kan untuk mengakhiri hubungan ini?

📨 : Mau kamu apasih Dion? Udah ada yang baru? Kamu gamau memperjuangkan hubungan ini? Kalo kamu mau hubungan ini berakhir, silahkan! Aku udah ga peduli.

📩 : Fine! Makasih.

Entah apa yang ada dipikiran ku sampai aku membalas pesan dari Dion dengan kata-kata yang begitu kasar. Tunggu apa aku tadi menyebutkan kalo aku ga peduli lagi dengan hubungan kami? Tuhaaan, aku harus gimana.

Malamnya aku mencoba menghubungi Dion, bukan melalui aplikasi messenger seperti ritual komunikasi kami selama ini.

📱 : Kenapa lagi De?
📲 : Maafin aku ya sayang, aku khilaf.
📱 : Aku mau pulang kerumah ya, nanti kamu telpon lagi. Bisakan?
📲 : Tumben kamu pulang cepet? Masih inget rumah? Kirain udah lupa rumah kamu.
📱 : Assalamualaikum Andrea Gashella

Sambungan telpon langsung diputus begitu saja tanpa sempat aku membalas salam dari Dion. Sejak saat itu, aku tidak pernah menghubungi Dion untuk melanjutkan percakapan yang sempat tertunda dan tentu saja hubungan kami semakin gantung. Antara aku dan Dion tidak ada yang memulai untuk membahas kelanjutan hubungan ini.

***
3 bulan kemudian

Setelah sekian lama lost-contact akhirnya ada whatsapp dari Dion

📩 : De, apa maksud kamu blokir semua sosmed aku? Jelasin ke aku De!

📨 : Apa yang harus dijelasin lg? Kamu jg ga pernah ngehubungin aku. Trs kamu udah pny pengganti aku kan? Salah kl aku mau move on.

📩 : Ga gini De caranya, aku gada pasangan lain De. Aku masih nunggu kamu disini, kamu masih ada dihati aku. Aku sayang kamu, Andrea.

Kalo sayang itu memperjuangkan, bukan mengambilkan keputusan sendiri. Karna, ditinggalkan saat sedang cinta-cintanya itu sakit banget shaay.

**********************************

NB:

DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI, IDE CERITA MURNI DARI PENGALAMAN PENULIS.

©kahasiana

My Perfect ConfessionWhere stories live. Discover now