The Wedding

2.2K 46 7
                                    

Kehidupan telah membawaku
Ke masa lalu
Aku dikelilingi oleh kenangan
Yang tak terhitung jumlahnya

Sekarang aku menemukan
Jawaban yang kucari
Apa yang kurindukan
Dan apa yang kuterima

Aku diperintahkan untuk terus hidup
Tapi tanpamu
Namun dalam hatiku
Api cinta selalu membakar
Untukmu

...

Hari itu pun telah tiba. Hari di mana putrinya menikah. Namun Naruto merasa kesal. Sebenarnya di manakah Himawari? Tiba-tiba saja dia kabur sebelum memasuki Gereja. Padahal gadis itu datang bersamanya. Dan juga sang mempelai pria sudah menunggu bersama para tamu yang hadir.
Kemudian datanglah mobil yang berhenti di depan parkir. Awalnya Naruto bersiap-siap memarahi Himawari karena telah kabur di hari yang penting ini. Namun, dia harus kecewa karena yang keluar dari mobil itu ternyata adalah putranya bersama sang istri dan anak.
"Tou-chan, kenapa ada di luar?" tanya Boruto.
"Adikmu itu telah kabur entah kemana. Sekarang tou-chan harus menahan malu jika acara ini gagal." Ucap Naruto frustasi.
"Sebaiknya kita masuk dulu ke dalam dan mencoba berbicara dengan Inojin." Ajak Boruto.
...
Di waktu saat Himawari kabur, Hinata telah siap di depan gerbang Gereja. Tidak ada yang tahu jika Himawari kabur untuk menemui sang ibu yang berdiam diri di luar tanpa ada niatan untuk masuk ke dalam gedung.
"Hima, apa yang kau lakukan? Bukankah harusnya kau ada di dalam?" tanya Hinata.
"Aku ingin kaa-chan ikut masuk!"
Tanpa sempat Hinata bicara, Himawari menariknya ke dalam. Dia tahu kalau sang ibu tidak berani masuk ke dalam karena tidak ingin bertemu dengan Naruto.
...
Ketiga pria yang terdiri dari Naruto sebagai wali mempelai wanita, Inojin sebagai mempelai pria, serta Boruto sebagai keluarga dari mempelai wanita. Ketiga lelaki itu sedang berdebat di mimbar membicarakan perihal pernikahan yang terancam batal karena sang mempelai wanitanya kabur.
Setelah lama kemudian, seseorang datang dari pintu masuk dan membuat semua orang yang hadir menoleh kepada orang tersebut. Ada yang aneh dari acara ini karena sang mempelai wanita telah hadir tapi tidak memakai baju pengantinnya. Dan yang paling menarik perhatian mereka adalah wanita tua yang hadir bersamanya.
Naruto sedikit terkejut dengan kehadiran wanita yang dibawa Himawari. Lalu dia berjalan mendekati kedua perempuan itu.
"Hima, katakan padaku apa yang terjadi?" tanya Naruto yang siap menginterogerasi.
"Kaa-chan, kau tunggu di sini!"
Himawari membawa Naruto ke mimbar. Sedangkan Boruto beralih berjalan mendekati Hinata.
"Jelaskan apa maksud dari ini semua?"
Himawari dan Inojin saling berhadapan.
"Baiklah! Begini,...." Himawari menggantungkan kalimatnya. "Kami telah merencanakan ini semua bersama onii-chan. Tou-chan pernah berkata kalau kau masih mencintai kaa-chan, bukan? Dan kau ingin sekali menikah dengannya. Kaa-chan pun sama begitu. Dia pernah berkata padaku kalau dia masih sangat mencintaimu. Dia ingin hidup bersamamu." Jelas Himawari.
"Tapi lamaranku memang tidak mengada-ngada. Kami akan menikah besok." Lanjut Inojin.
Naruto terkejut. Tidak menyangka jika anak-anaknya akan melakukan ini padanya.
"Tapi, tou-chan sudah tua!" lirih Naruto.
"Tidak ada batasan untuk menikah. Asalkan kalian saling mencintai, bukan?"
Mata Naruto masih membulat. Perkataan Himawari benar adanya. Lalu mereka beralih pada Hinata dan Boruto yang masih berdiri di tempatnya.
Boruto pun telah menjelaskan semuanya pada Hinata. Lalu mereka berjalan kearah di mana Naruto berada.
"Oke, saya akan menjelaskan semuanya!" Himawari mulai berbicara lewat mikrofon. "Saya dengan Inojin memang akan menikah, tapi besok. Dan sekarang adalah pernikahan orang tua kami yang sudah lama terpisah. Saya, Inojin, dan kakak saya, Boruto yang telah merencanakan ini. Karena pernikahan itu begitu sakral, kami tidak main-main dengan ini." Jelas Himawari. "Mereka adalah sepasang kekasih yang telah lama saling mencintai, tapi terpisah karena suatu factor. Meski sudah berumur senja, tapi untuk mencintai, tidak ada batasan umur, bukan? Untuk menikah pun tidak ada larangan untuk orang lanjut usia." Lanjutnya.
Selanjutnya Boruto mengambil alih mikrofon. "Itu benar! kami selaku anak-anak dari Uzumaki Naruto dan Hyuuga Hinata berharap tidak ada yang keberatan dengan acara ini. Kami merencanakan ini karena kami ingin menyatukan ayah dan ibu kami." Jelas Boruto.
Semua orang tampak mengangguk-ngangguk.
"Tanpa berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan acara ini!" lanjut Boruto.
Sang pendeta pun mulai berpidato. Naruto dan Hinata saling memandang. Ada kerinduan yang lepas setelah bertahun-tahun lamanya terpendam. Mereka mulai mengucapkan janji suci.
Naruto melihat Hinata seolah mereka masih muda. Dia merasa kalau Hinata masih secantik dahulu di saat mereka pertama kali bertemu meski umurnya sudah memasuki usia senja. Begitu pula dengan Hinata yang melihat Naruto seperti saat muda dulu. Dia rasa Naruto masih tampan dan gagah seperti saat mereka baru bertemu.
Kedua mempelai yang sebenarnya itu akhirnya dinyatakan sah sebagai suami dan istri. Mereka saling menempelkan bibir mereka, menyalurkan cinta yang sudah lama mereka pendam, tanpa adanya nafsu tentunya. Semua orang yang melihatnya menangis terharu melihatnya. Mereka bersorak gembira ketika Naruto dan Hinata melepaskan ciumannya dan berbalik arah kehadapan tamu.
Setelah itu, Naruto dan Hinata kembali saling berpandangan. Ingatan di saat masih bersama kembali muncul. Kenangan-kenangan di masa muda seolah kembali terulang. Di saat Naruto menyelamatkan Hinata waktu dia tenggelam, lalu di saat Hinata menjadi pelayan pribadinya, kemudian waktu Naruto menarik Hinata ke ranjang dan memeluknya semalaman, lalu di saat mereka berciuman saat dansa menggunakan topeng, kemudian di saat Hinata menyuapi Naruto ketika ia sakit, selanjutnya di saat malam pertama kali mereka saling menyatu, dan yang terakhir adalah di saat 5 tahun kemudian mereka bertemu kembali sebelum mereka berpisah.
"Lemparkan bunganya!" teriak Himawari.
Mereka menurutinya. Naruto dan Hinata berbalik arah membelakangi tamu, lalu bersama-sama melemparkan bucket itu sejauh mungkin kearah para tamu.
Semua orang mengulurkan tangannya ke atas berharap bunga itu sampai ke tangan mereka. Namun akhirnya bunga itu mengarah kepada seseorang yang tidak berniat untuk mendapatkan bunga itu.
"Papa!" ucap Sarada.
Ya, bucket itu berada di tangan Sasuke. Semua orang yang kecewa hanya dapat melihat bunga itu berada di genggaman Sasuke. Sedangkan orang yang mendapatkannya tidak tahu harus berbuat apa. Lalu dia mengarahkan bunga itu kepada wanita berambut pink di sebelahnya.
"Ini untukmu saja!" ucap Sasuke datar.
"Oh! Arigatou, Sasuke-kun!" Ucap Sakura bahagia lalu mencium pipi suaminya.
Sasuke tersenyum tipis dan wajahnya memerah. Kemudian sebelah tangannya melingkari pinggang istrinya. Ah, sudah tua pun, ternyata mereka masih tetap mesra!
Semua orang terkekeh geli melihat adegan romantis Sasuke dan Sakura itu. sedangkan Sakura tersenyum malu dan Sasuke tetap mempertahankan wajah datarnya.
Naruto dan Hinata pun ikut tersenyum bahagia. Sebelah tangan Naruto merangkul bahu Hinata lalu mencium pipinya tanpa sepengetahuan Hinata.
Hinata yang terkejut karena mendapatkan ciuman mendadak dari sang suami, langsung menolehkan pandangannya kepada wajah Naruto. Akhirnya mereka tersenyum dan Hinata pun berbalik mencium pipi Naruto. Keduanya pun jadi saling menempelkan bibirnya tak peduli orang-orang yang melihatnya.
Naruto dan Hinata sungguh bahagia hari ini. Mereka berterima kasih kepada kedua anak mereka yang berhasil menyatukan mereka dalam sebuah ikatan pernikahan. Mungkinkah ini takdir karena mereka benar-benar berjodoh? Jika iya, mereka berterima kasih kepada Tuhan yang telah menjodohkan mereka.

...

Berita tentang pernikahan Naruto dan Hinata telah tersebar luas. Banyak yang terharu dengan perjuangan cinta mereka. Kisah mereka sungguh menginspirasi semua orang di seluruh dunia. Cinta mereka mengajarkan jika jodoh itu pasti ada, hanya perlu sabar menunggu saja. dan cinta pun tak mengenal usia. Siapapun bisa menikah sebelum meninggal.
Saat ini, Hinata kembali jatuh sakit. Namun kali ini Boruto tak terlalu khawatir. Ada sang ayah yang menemainya. Tapi Himawari tidak terlalu yakin ketika melihat wajah pucat sang ayah. Akhirnya kakak beradik itu memutuskan untuk menginap di rumah Naruto yang kini telah bersama sang istri.
Malam itu, Hinata muntah darah setelah terbatuk-batuk, membuat semua orang yang ada di sana menjadi khawatir, terutama Naruto.
Karena mereka sudah sah, kan kali ini tidak ada orang lain yang akan menghalangi hubungan mereka, Naruto dan Hinata merasa aman dan senang terus bersama seperti ini. Mereka tak pernah berpisah barang sedetik saja setelah menikah. Dan sekarang mereka saling berpandangan di atas ranjang yang telah menjadi milik mereka berdua.
"Kau tahu, Hinata?" tanya Naruto.
"Apa itu?" tanya Hinata balik.
"Umur Bolt dan Hima hanya berbeda 5 tahun."
Hinata menunggu Naruto melanjutkan kalimatnya.
"Dan umur kita pun hanya berbeda 5 tahun."
Hinata tersenyum.
"Aku baru menyadari itu."
Lalu sang suami mencium kening istrinya dengan penuh cinta. Kepalanya tak henti-henti membelai kepala sang istri. Tak ada nafsu di keduanya. Hanya ada cinta. Mungkin karena umur mereka yang sudah memasuki usia senja, tingkat libido menjadi semakin berkurang.
"Akankah kita selalu seperti ini?" tanya Hinata.
Naruto tersenyum. tangan mereka saling bertautan.
"Ya. kita akan selalu bersama."
"Sudah pernah kubilang kalau kau adalah tulang rusukku. Meski kita terpisah begitu lamanya, pada akhirnya kita akan selalu bersama."
Hinata ikut tersenyum. lalu dia menutup matanya sambil memeluk sang suami dan menempatkan kepalanya di dada bidang Naruto. Sang istri tidak mengetahui jika sedari tadi Naruto sebenarnya merasakan sakit yang luar biasa pada dadanya, namun ia tahan karena tidak ingin merusak suasana bahagia dan penuh cinta ini. Kedua lengan Naruto memeluk sang istri setelah menyelimuti tubuh mereka berdua.
Hanya sang rembulan yang menjadi saksi bisu atas kisah cinta mereka yang akan berakhir malam ini. Perlahan mata Naruto tertutup. Sang angin malam membawa hawa mereka menjadi lebih sejuk menerpa tubuh keduanya yang semakin mendingin. Lama-kelamaan nafas terakhir mereka telah dihembuskan. Akhirnya Naruto dan Hinata tertidur untuk selama-lamanya. Tubuh mereka masih saling berpelukan seolah tak terpisahkan meski maut menjemput.
"Aishiteru!"

...

Paginya keadaan di mansion Uzumaki menjadi berkabung. Sarada yang pada saat itu berniat membangunkan mertuanya, malah menemukan kedua orang itu tak bangun lagi. Akhirnya Boruto memeriksa tubuh keduanya yang telah mendingin dan tak ada nafas serta detakan jantung. Himawari yang melihat itu menangis tersedu-sedu.
Boruto dan Himawari tidak menyangka jika sang ayah ternyata mempunyai sakit jantung akibat stress berkepanjangan. Dan kebetulan sang ibu pun menderita penyakit yang sama parahnya. Akhirnya mereka meninggal bersama-sama tanpa ada unsur kesengajaan. Ini murni takdir Tuhan.
Keduanya dimakamkan sesuai tradisi agama di Jepang. Soal tanah tak masalah karena Naruto mempunyai harta yang berlimpah. Dan sesuai dengan permintaan terakhir sang ayah yang ingin menyumbangkan hartanya kepada yang membutuhkan. Boruto dan Himawari mulai menjalani hidupnya masing-masing dengan hasil keringat mereka sendiri karena harta sang ayah seluruhnya diberikan kepada fakir miskin, yatim piatu, dan orang lainnya yang membutuhkan.
Kisah cinta Naruto dan Hinata mulai diangkat ke dalam novel karya Boruto dan Hinawari sendiri. Semua orang yang membacanya meneteskan air matanya karena terharu. Ternyata di dunia ini ada kisah cinta yang seperti itu. mereka yang membacanya memberikan komentar positif. Tapi karena hubungan mereka dulunya terlarang dan di luar pernikahan, ada juga yang memberikan komentar negative.
Setiap minggu, Boruto maupun Himawari berziarah ke makam kedua orang tuanya. Mereka hanya berdoa semoga ayah dan ibunya tenang di alam sana, diringankan siksaannya, dihapuskan dosanya, dan ditempatkan di sisiNya. Semoga kedua orang tuanya menjadi pengantin di surga nanti dan bahagia selamanya.

...

Kehidupan telah membawaku
Ke masa lalu
Aku dikelilingi oleh kenangan
Yang tak terhitung jumlahnya

Sekarang aku menemukan
Jawaban yang kucari
Apa yang kurindukan
Dan apa yang kuterima

Aku diperintahkan untuk terus hidup
Tapi tanpamu
Namun dalam hatiku
Api cinta selalu membakar
Untukmu
...

The End

Anata no TameniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang