Innocent Child

1.1K 33 2
                                    

Kehidupan telah membawaku
Ke masa lalu
Aku dikelilingi oleh kenangan
Yang tak terhitung jumlahnya

Sekarang aku menemukan
Jawaban yang kucari
Apa yang kurindukan
Dan apa yang kuterima

Aku diperintahkan untuk terus hidup
Tapi tanpamu
Namun dalam hatiku
Api cinta selalu membakar
Untukmu

Tidak terasa telah 5 tahun berlalu. Kisah perjalanannya begitu rumit. Setelah memutuskan untuk menikah dengan Toneri. Ada yang dia sembunyikan dari semua orang bahkan suaminya sendiri. Yaitu perasaannya pada seorang pria di masa lalu yang tidak pernah berubah.
Biarlah dia mengingat kembali masa lalunya. Sebenarnya dia merasa bersalah kepada suaminya. Toneri adalah pria yang sangat baik dan perhatian padanya. namun hatinya masih tetap tertuju pada Naruto. Saat malam pertama, dia tidak bisa untuk tidak membayangkan wajah Naruto. Ketika dirinya datang ke pernikahan Naruto, sebenarnya ada janin yang tumbuh di dalam rahimnya. Dan Toneri tidak mengetahuinya. Setelah kehamilannya berjalan 4 bulan, barulah Toneri mengetahui kalau anak yang Hinata kandung bukanlah anaknya. Mereka sempat berpisah selama beberapa lama. Tapi Toneri kembali rujuk dengannya setelah beberapa hari Hinata melahirkan. Dia bilang dia sangat mencintai Hinata dan akan menerima anak Hinata.
Toneri terlalu baik untuknya. Dia pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dari Hinata. Tapi dia malah memilih dirinya yang telah menghianatinya. Baru Hinata ketahui kalau dia tidak bisa mendapatkan anak dari suaminya itu. setelah diperiksa, ternyata Toneri mandul sehingga tidak bisa mendapatkan keturunan.
Tiga tahun pernikahannya berjalan, akhirnya Toneri meninggal akibat suatu penyakit. Meski Hinata tidak pernah mencintai suaminya, tapi dia sangat menyayangi Toneri. Harta peninggalan Toneri diambil oleh keluarganya. Sedangkan dirinya hanya mendapatkan seperempat darinya. Dan hal itu digunakannya untuk membuka usaha agar bisa menghidupi dirinya dengan anaknya.
Buah hatinya hasil cintanya dengan Naruto, dia beri nama Bolt. Setelah Toneri meninggal, Hinata melepas nama Otsutsuki dan kembali menjadi Hyuuga. Begitu juga dengan Bolt yang memakai nama keluarganya. Bukan hanya fisik yang sangat mirip dengan Naruto. Tapi sifatnya juga sangat menyerupai ayah biologisnya itu. Hinata sangat menyayangi anaknya walau dia begitu mirip dengan pria yang meninggalkannya.
Di depan makam suaminya, Hinata meminta maaf karena telah menghianatinya, tidak bisa mencintainya, dan tidak bisa menjadi istri yang sempurna. Serta berterima kasih karena telah menerima dan menafkahi dirinya walau telah dia sakiti, serta mau menerima Bolt sebagai anaknya.
Oh, waktu itu Toneri pernah berkata untuk menyembunyikan kebereadaan Bolt dari siapapun. Hinata menyetujui hal itu dan menuruti apa kata suaminya. Bahkan sampai sekarang pun, hanya ayah dan adiknya sajalah yang tahu keberadaan Bolt. Tidak ada orang luar pun yang tahu tentang anaknya. Jika ada orang yang melihatnya, mereka akan tahu siapa ayahnya.

Sang direktur utama perusahaan Uzumaki itu berjalan-jalan di sekitar kawasan perdagangan. Dia mendengar kalau di sini ada toko baru yang menjual bunga begitu lengkap. Kebetulan sekali dia ingin membeli tanaman untuk kantornya yang baru selesai di bangun. Semoga Naruto bisa bekerja sama dengan penjual toko baru itu.
Naruto melirik pintu toko itu sejenak. Rasanya dia sangat mengenal nama yang terpajang di depan bangunan itu.
Toko Bunga Lily, namanya. Di sana tak hanya menjual bunga saja. tapi juga menjual pohon bonsai serta tanaman obat-obatan dan bibit pohon besar lainnya. Ternyata pemilik bisnis ini mempunyai ilmu yang luas tentang tumbuh-tumbuhan.
Dirinya jadi teringat seseorang di masa lalunya. Dulu pelayannya sangat menyukai bunga dan sering berkebun di pekarangan rumahnya. Kedua orang tuanya tidak keberatan dengan hal itu karena yang Hinata lakukan akan semakin mempercantik keadaan mansion Uzumaki. Ditambah dengan ibunya yang sangat menyukai bunga.
KRIIING KRRIIINGG
Suara lonceng berbunyi saat Naruto membuka pintu masuk. Dirinya disambut oleh seorang gadis yang sedang menyiram bunga.
“Selamat datang di Toko Bunga Lily! Ada yang bisa kubantu?” tanyanya.
“Ano… aku ingin membeli tanaman untuk kantorku. Ada kau bisa membantuku?”
Gadis itu tampak senang.
“Tunggu sebentar. Aku akan memanggilkan pemilik kebun ini.” Ucapnya lalu pergi dari hadapannya.
Naruto pikir, gadis itu adalah penjualnya. Tapi ternyata hanya seorang yang membantu. Mungkin dia hanya yang bertugas untuk membersihkan atau semacamnya.
Dari kejauhan dapat Naruto lihat sosok wanita yang terlihat samar-samar karena kegelapan di dalam ruangan. Matanya terbelalak ketika ternyata sosok itu adalah wanita yang sangat ia kenal.
“Ada yang bisa…. Ku…—“
Wanita itu sama pula terkejutnya dengan dirinya.
“…—bantu?”
Jantung keduanya berpacu lebih kencang. Ini sama seperti dulu saat mereka masih berstatus sebagai majikan dan pelayan. Hati mereka menghangat setelah lama tidak bertemu.
“Hinata…”
“Naruto-kun…”
Gumam mereka bersamaan. Mata mereka saling bertemu dengan ekspresi terkejut saking tidak percayanya.
“Umm, sumimasen! Apa ada yang bisa saya bantu?”
Lama mereka saling memandang, akhirnya Hinata membuka mulut. Dia harus professional dan tidak boleh terbawa masalah pribadi tentang pekerjaan. Naruto pun ikut tersadar setelah Hinata bertanya.
“Eto… yeah… apa kau bisa memilihkan tanaman apa yang cocok untuk hotelku yang baru saja selesai di bangun?” kata Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Untuk hotel, sepertinya akan cocok jika pohon bonsai.” Jelasnya. “Sebentar, akan saya ambilkan!”
Ada perasaan sedikit kesal karena sikap Hinata seperti baru mengenalnya. Meski dia sendiri gugup dan agak canggung, tapi tetap saja tidak perlu seformal itu kan? Mereka sudah lama mengenal, hanya saja tidak bertemu selama 5 tahun.
Kakinya melangkah mendekati Hinata yang sedang memilih-milih tanaman. Naruto hanya mengikuti instingnya saja. walaupun dia sudah beristri, perasaannya pada Hinata tidak pernah berubah. Dia sangat merindukan wanita lavender itu. ketika bertemu, rasanya ada sesuatu yang ingin meledak.
TAP TAP TAP
Dapat Hinata dengar suara langkah kaki Naruto, tapi dia tetap meneruskan pekerjaannya.
“Hinata… bagaimana kabarmu?”
“Baik! Kau sendiri?”
“Kenapa kau bisa ada di sini? Maksudku… kemana suamimu? Bagaimana dengan Toneri?”
Hinata menghentikan pekerjaannya sejenak dan memandang Naruto. “Dia tidak ada di sini. Toneri… sudah meninggal setahun yang lalu.”
Naruto sedikit terkejut. Dan kenapa dia tidak mengetahui hal ini?
“Ohh, maafkan aku!”
“Tidak apa-apa! Dia adalah sosok yang terlalu baik, sehingga Tuhan lebih dulu mengambilnya.” Ucapnya lalu kembali meneruskan pekerjaannya.
“Bagaimana kabar Hiashi-jisan dan Hanabi?” tanyanya lagi.
“Tou-san ada di dalam. Dan Hanabi bersama suaminya.”
“Jadi, dia sudah menikah?”
Hinata mengangguk. Suasana menjadi hening. Naruto tidak tahu harus bertanya apa lagi. Jantungnya masih berdetak kencang. Jika saja tak seperti ini, ingin sekali Naruto memeluk Hinata untuk melepas rindu.
“Ini!”
Membuyarkan lamunannya, Naruto baru sadar setelah Hinata menyodorkan tanaman bonsai padanya.
“Mungkin ini akan cocok dengan kantormu.”
“Ahh, aku lupa mengatakannya! Bukan hanya satu yang kuperlukan. Jadi, aku ingin kau menyiapkan lebih banyak lagi lalu mengantarkannya ke kantorku.”
“Ohh, baiklah kalau begitu!”
“Boleh kuminta no ponsel dan e-mailmu? Supaya aku bisa menghubungimu lebih mudah.”
Hinata mengangguk sebagai jawaban lalu mengeluarkan ponselnya.

Ada yang berbeda kali ini. Memang Naruto selalu mengabaikannya dan bersikap seolah dirinya hanyalah orang asing di rumah ini. Namun kali ini sungguh tidak biasa. Suaminya itu semakin jarang pulang dan kali ini tidak pernah menyentuhnya sama sekali, meski ketika biasa pun memang jarang.
Dan yang paling tidak biasa adalah Naruto sering pulang dengan wajah yang ceria. Seperti telah mendapatkan emas di dalam sumur yang dalam. Lalu pergi entah kemana dengan penampilan yang tidak biasa. Seperti akan bertemu dengan kekasihnya.
Tidak bisa dibiarkan suaminya seperti ini! Naruto sudah menikah. Dan Shion adalah istrinya. Naruto telah menikah dengan dirinya. Apa karena dia sulit mempunyai anak sehingga suaminya berpaling kepada wanita lain? meski begitu, sudah perjanjian jika mereka tidak boleh berpisah atau kerjasama perusahaan mereka akan dibatalkan.
Shion mengambil ponselnya dan mencari nama kontak yang akan dihubunginya.
“Moshi-moshi, tou-san! ada yang ingin aku bicarakan.”
Ternyata dia mencoba mengadu kepada Minato.

BRRAAAAAK
Kedua sejoli yang sedang tertidur lelap, dikejutkan oleh suara orang yang mendobrak pintu.
“Siapa di sana?” bentak Hiashi.
Di belakang pria itu telah diikuti Naruto dan Hinata yang terkejut melihat sekumpulan pria bersama dengan orang yang sangat dikenalnya.
“Tou-san!” gumam Naruto.
Dengan angkuh, pria itu berjalan membelah kerumunan.
“Apa yang kau lakukan di sini, anakku? Ahh… Pantas saja Shion mengeluhkan ada yang berbeda darimu semenjak Toko Bunga ini dibangun.”
Lalu Minato memerintahkan kedua bodyguard-nya untuk menyeret Naruto keluar. Setelah itu, para perusuh Minato itu keluar dan hanya menyisakan dua pria di belakangnya beserta Minato dan tentunya penghuni rumah itu.
“Hyuuga-san, aku sudah mengizinkan kalian untuk tinggal di sini dan membuka usaha di sini. Tapi ternyata aku salah. Seharusnya aku belajar dari kesalahan yang dulu. Lagi-lagi putrimu menggoda putraku.”
“Apa katamu? Anakmu sendiri yang selalu datang pada Hinata. Jangan menghina kami hanya karena kami bukan dari kalangan darah biru seperti kalian!” bentak Hiashi karena emosi.
Minato menyeringai.
“Kalau begitu, katakan apa yang kalian inginkan? Aku ingin kalian menutup toko ini dan pergi dari kota ini.”
“KAU!!!” geram Hiashi.
Sebelum Hiashi meledak lagi, Hinata menepuk bahunya dan membiarkannya yang berbicara.
“Tou-san, sudahlah!”
Kemudian Hinata maju ke depan.
“Uzumaki-sama, saya akan melakukan apapun yang anda minta. Kami akan pergi dari kota ini. Tapi tolong jangan menutup toko ini. Lebih baik serahkan saja kepada orang lain yang ingin menjalaninya.”
Lama suasana hening sejenak, akhirnya Minato tersenyum tipis.
“Baiklah. Akan kuberi waktu 3 hari untuk bersiap-siap. Setelah itu, biarkan aku yang mengurus semua keberangkatanmu.”
Setelah itu Minato bersama pasukannya pergi meninggalkan Hinata dan Hiashi.
Inikah takdirnya? Kenapa sebegitu rumitnya hidup yang dijalaninya. Dia tidak pernah menginginkan ini. Sampai kapan cobaan ini terus berlanjut? Kapan penderitaan ini akan berakhir?
Setelah dipastikan Minato benar-benar pergi, Hinata tetap diam di tempatnya. Kepalanya menunduk ke bawah. Lalu tubuhnya merosot. Kedua tangannya digunakan untuk menutup wajahnya. Sudah lama ia ingin menangis dan ditahannya. Tapi sekarang dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Air matanya terus tumpah dan isakan tangisnya yang begitu menyedihkan seperti tidak mau berhenti.
“Hinata!” panggil Hiashi sambil menepuk pundak Hinata.
Seorang bocah berumur 5 tahun keluar dari kamarnya lalu berlari ke dalam pelukan ibunya.
“Kaa-san!”
Dengan polosnya, dia memeluk Hinata yang sedang menangis. Melihat anaknya, Hinata menghampus air matanya. Rasanya dia menjadi tenang setelah melihat wajah putranya.
“Setidaknya kau telah bertemu dengan ayahmu, nak!” ucapnya.

Naruto merasa ada yang aneh. Tiba-tiba saja ayahnya pulang dengan membawa bayi yang tidak bisa Naruto sendiri lihat rupanya karena langsung di bawa oleh ayahnya ke dalam kamar.
“Itu anak siapa, tou-san?” tanya Naruto. “Kenapa kau pulang membawa bayi?”
Tidak ada jawaban. Minato hanya melewatinya begitu saja. Naruto mengikutinya sampai ke kamar. Kemudian dia membelalakan matanya saat melihat surai indigo bayi itu dan juga saat dia membuka matanya.
“Otou-san… ini…”
“Ya. ini anakmu yang baru saja lahir kemarin pagi. Aku mengambilnya langsung dari ibunya.”
“NANI?”
“Suatu saat dia akan berguna untuk kita.”
Setelah itu, Minato meninggalkan Naruto bersama dengan sang bayi di dalam kamar itu.
Bayi itu menangis, dan Naruto mencoba menggendongnya. Dia pandang bayi perempuan yang masih merah itu. rambut dan wajahnya mirip dengan Hinata. Sedangkan matanya menyerupai dirinya.
“Cup cup cup! Jangan menangis, sayang! Papa ada di sini!” ucapnya.
Kenapa ayahnya tega merebut anak ini dari ibunya? dia tdak tahu jika ayahnya ternyata telah memata-matai Hinata. apa ayahnya itu tidak tahu kalau dia juga mempunyai anak laki-laki? Oh iya, Naruto lupa! Keberadaan Bolt disembunyikan dari public. Entah bagaimana Hinata melakukannya sehingga dia bisa menyembunyikan keadaan anaknya. Sehingga ayahnya pun hanya mengetahui bahwa Hinata telah melahirkan anak perempuan.
Sebelum mereka kembali berpisah, Naruto ingat Hinata paling menyukai bunga matahari. Dan anak ini lahir di pagi hari saat matahari terbit. Matanya menyerupai matanya yang sebiru langit. anak ini mengingatkannya pada Hinata dan juga matahari.
“Himawari. Namamu Uzumaki Himawari.”

Kehidupan telah membawaku
Ke masa lalu
Aku dikelilingi oleh kenangan
Yang tak terhitung jumlahnya

Sekarang aku menemukan
Jawaban yang kucari
Apa yang kurindukan
Dan apa yang kuterima

Aku diperintahkan untuk terus hidup
Tapi tanpamu
Namun dalam hatiku
Api cinta selalu membakar
Untukmu

To be continue

Anata no TameniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang