"Ada apa sih? Kok rame gitu?" tanya ica pada salah seorang siswa.
"Ada yang pingsan, nayra..."
"nayra?" ulangnya tak percaya. ica menerobos kerumunan itu hingga didapati seseorang yang dimaksud. Yaa, memang nayra yang pingsan. Spontan ica langsung melihatnya ke dalam UKS.Sepuluh menit berlalu. Nayra tak kunjung sadarkan diri. Lalu ica mengoleskan sedikit minyak telon ke hidungnya, dan tak lama dari itu akhirnya nayra sadar juga.
''Kamu nggak apa-apa ?'' Tanya Rafa khawatir
''Kamu ?''
''Iya saya, rafa. tadi kamu pingsan waktu kita dihukum bu endang keliling lapangan'' setelah rafa menjelaskan semuanya baru nayra teringat dengan kejadian waktu dia dihukum karena terlambat datang sekolah.
''Ooh iya aku baru ingat''
''Pasti kamu pingsan karna belum sarapan tadi pagi, nih tadi saya belikan roti isi coklat di kantin bi sri'' sambil memberikan roti-nya pada ica
''Iyaa kamu benar, isi coklat? Itu kesukaan aku dari duluu, makasih loh, tapi kok malah di kasih ke ica ?'' tanya nayra
''Iyaa saya kan punya indera ke 6 jadi bisa tau kamu luar dalam kaya gimana haha. iyaa nanti biar ica yang nyuapin kamu, orang sakit diem aja jangan banyak bergerak dulu hehe'' dengan sorot mata yang begitu tajam memandang nayra
''Hahaha.... Terus kamu mau kemana ?''
''Kenapa kamu kangen ?, bentar kok cuma mau nerusin hukuman yang tadi''
''Emm tinggal lima putaran lagi kan?'' tanya nayra sambil sedikit mikir
''Delapan, sama yang kamu biar sama saya aja, biar badannya sispack gituu hehe''
''Hahaha makasih lagi yaa, jadi punya hutang banyak dong nih haha''
''Udah gampang kalo mau balas budi, kamu saya antar pulang terus udah deh huntang kamu lunass, gimana'' tanya rafa pada nayra
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilih (Hiatus)
Teen Fiction'Cinta tak harus kusimpan, rindu tak harus kupendam, semakin dalam semakin meresahkan'