Cerita tambahan bagi kita semua~
Summary:
Ketika Jimin tidak sengaja ...
***
Malam ini Jimin sangat tampan.
Ia tak bisa melepaskan pandangan dari pria di depannya. Begitu indah dan mengagumkan. Jimin, di antara ratusan tamu undangan lainnya, tetaplah yang paling bersinar.
Matanya menyusuri bagaimana badan itu terbalut jas putih yang bergerak sedemikian rupa mengikuti bagaimana pria itu berbicara dengan semangat. Sesekali tawa yang keluar dari mulut itu (meskipun dia sedikit kesal karena mulut itu bisa dengan mudahnya melempar tawa kepada orang lain selain dirinya, Jungkook akan terus ngotot dia tidak cemburu) menemani lagu klasik yang menjadi latar ruang dansa malam ini.
Meskipun Jungkook hanya bisa melihat punggungnya, tapi Jungkook tahu bagaimana rupa pria itu tampak depan,
Jimin sangat tampan.
Tidak. Bahkan dari belakang bisa terlihat,
Suaminya sangat, sangat, sangat tampan.
"Jungkook?"
Pria berjas putih di depannya membawa tangan kecil (Ya Tuhan, apa itu yang berkilauan di jarinya?) ke wajah Jungkook dan melambaikannya. Tangan satu lagi ia gunakan untuk membawa gelas sampanye yang setengahnya kosong. Jungkook segera meraih gelas tersebut dan meletakkannya di meja terdekat.
"Jangan terlalu banyak minum, sayang. Jangan sampai kau tidak sadarkan diri di tengah acara, semua orang membutuhkan sang pemeran utama untuk tetap terjaga." Jungkook menyelipkan rambut sisi agar tak ada satu helai pun yang berhak menutupi wajah Jimin.
Jimin mengerucutkan bibirnya tidak senang, Jungkook memang benar, ia harus tetap terjaga sampai akhir acara, tapi bukan berarti ia tidak boleh menghabiskan minumannya. Itu bahkan gelas pertamanya! "Aku belum minum terlalu banyak, Jungkook. Tidak akan sampai mabuk..."
Jungkook hanya tersenyum lembut mendengarnya, jarinya masih bermain di pipi Jimin, mengelusnya hingga jempolnya menyapu bibir bawah Jimin yang berkilau. "Mari kita buat jangan sampai kau mabuk, hyung."
***
Jungkook baru saja selesai berbincang dengan rekan kerja dan berbagai tamu lain yang mengucapkan selamat dan doa terhadap pernikahannya dengan Jimin, ketika ia mendapati Jimin yang duduk di salah satu meja tamu dengan sisi kepala yang menempel di meja. Pria tinggi itu menggelengkan kepalanya geli menangkap pemandangan yang menurutnya sangat menggemaskan. Jadi di sini selama ini Jimin? Pantas saja pria kecil itu tidak ada di samping Jungkook sisa malam tadi...
Dia menghampiri kursi Jimin, berjongkok di sebelahnya dan menggoyang bahu Jimin pelan, "Hyung..."
"Hah Jungkooook? Apa itu kaaaau~"
Kepala Jimin langsung memutar mencari asal suara yang terdengar seperti Jungkooknya. Tapi ia tidak menemukan wajah Jungkook di mana pun, alisnya langsung terkekuk dan matanya mulai mengeluarkan air mata. "Jungkoooook~ dimana?"
"Di bawah sini..."
Jimin menemukan Jungkook yang berjongkok di bawah jarak pandangnya, senyumnya langsung merekah lebar, ia terkikik dan mengusap kepala Jungkook. "Ah, kau kecil sekali Jungkook... Pantas tidak kelihatan, kau harus minum susu lebih banyak supaya aku bisa menemukanmu~"
Jungkook memandang Jimin bingung, Jimin bicara apa sih? Jelas-jelas ia yang lebih—
Jungkook menghentikan pemikirannya karena hidungnya mencium sesuatu yang tajam. Dia menatap horor Jimin yang masih tertawa lebar, ini beraroma seperti...
"Hyung? Kau mabuk?" Sang rambut cokelat itu mendekatkan wajahnya ke mulut Jimin, mencoba mengendus bau anggur yang keluar dari belah bibir Jimin. Tapi Jimin justru mendorong wajahnya dan menutupi wajahnya sendiri.
"Jungkoooook~ sejak kapan kau berani menciumku di depan umum....? Kita bahkan bukan sepasang kekasih!" Jimin menggelengkan kepalanya dramatis, ia memegang pipinya yang memerah dan berkedip manja.
Oh tidak... Ini yang paling ia takutkan sepanjang malam. Jimin bukan tipe yang bisa mengendalikan kemampuan alkoholnya. Ia peminum yang buruk. Dan ia tipe yang akan berbicara omong kosong ketika mabuk.
Jungkook menepuk jidatnya dalam hati, seharusnya ia memang tidak melepaskan pandangannya dari Jimin satu detik pun. Rasanya waktu acara masih berlangsung, Jimin masih baik-baik saja, masih tertawa dan berbicara normal dengan orang-orang sekitarnya. Lalu sejak kapan Jimin jadi seperti ini?
"Ayo kita pulang."
To be continued...
[Note]
Kalau kalian sadar, cerita ini sudah bertambah ratingnya! Jadi mature! Yay! (?)
Dan itu karena chapter selanjutnya. Yay! (?)
Selamat membaca~ Yay!
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidental(ily) | Jikook
FanfictionKetika Jungkook tidak sengaja melamar Jimin.