Ketua Kelas

301 14 7
                                    

Pagi ini, kami menerima kabar bahwa Homeroom Teacher kami, Kizakura-sensei, diganti. Tak lama setelah kabar itu beredar, guru baru itu pun masuk dan memberikan senyum terbaiknya kepada kami.

"Selamat pagi, Semuanya! Namaku adalah Yukizome Chisa. Aku adalah alumni dari Kibougamine Gakuen dan mantan Ultimate Housekeeper . Dan, mulai hari ini aku adalah guru Homeroom kalian menggantikan Kizakura-sensei yang sedang sibuk. Jadi, mohon bantuannya, semuanya!"

"Selamat pagi dan mohon bantuannya, Sensei!"

Setelah memberi salam ke Homeroom Teacher kami yang baru, kami semua duduk di kursi kami masing-masing. Yah, kalau boleh jujur, aku bersyukur Kizakura-sensei diganti. Soalnya dia jarang sekali masuk ke kelas. Aku penasaran apa kesibukan guru itu.

"Kalau boleh tau, siapa ketua kelas di angkatan ke-77 ini?" tanya Chisa-sensei ke kami dan tidak ada yang menjawabnya. Tentu saja tidak ada yang bisa menjawabnya, itu karena kami belum punya ketua kelas.

"Cih, kita masih belum punya ketua kelas, Sensei," ucap Fuyuhiko.

"Ya, ya, itu benar, Sensei. Kelas Ibuki belum punya ketua kelas,"timpal Ibuki

"HAH!? Kenapa aku baru sadar kita belum punya ketua!" timpal lagi oleh Nekomaru.

"Ketua kelas? Apakah itu akan menambah aura seksual di kelas ini?" kali ini giliran Teruteru yang berbicara. Entah kenapa, dia suka sekali membicarakan hal-hal seperti itu.

Mendengar itu, Chisa-sensei sedikit terlihat kecewa lalu terlihat semangat lagi beberapa saat setelahnya."Yosh, kalau begitu, siapa yang ingin jadi ketua kelas?"

"Tidak, aku tidak mau," ucap Akane.

"Aku juga tidak mau. Bagaimana kalau mbak Kikuk saja yang jadi ketua kelas?" ucap Hiyoko.

"Ma-maafkan aku! Tapi aku juga tidak mau!" balas Mikan. Dari nadanya, nampaknya dia mau menangis. Hiyolo tertawa licik mendengar hal itu.

"Ayolah, Hiyoko-san, jangan mengerjai Mikan terus," protes Mahiru ke Hiyoko. Hiyoko langsung berhenti tertawa.

"Baiklah, Nee-sama!"

Setelah itu, keadaan kelas kembali senyap. Nampaknya tidak ada seorang pun yang ingin menjadi ketua kelas. Beberapa saat kemudian, Nagito Komaeda pun mengangkat tangannya, membuat beberapa orang beranggapan kalau dia ingin jadi ketua kelas.

"Kau Nagito-kun, 'kan? Jadi, Nagito-kun ingin jadi ketua kelas?" ucap Chisa-sensei kepada Nagito, Nagito hanya tersenyum.

"Ahaha, aku tidak mungkin menjadi ketua kelas di kelas yang terlalu terang ini, Sensei. Aku hanya punya saran untuk kalian." Nagito berdiri dari tempat duduknya. Entah kenapa, aku punya bad feeling tentang ini."Bagaimana kalau Hinata-kun saja yang menjadi ketua kelas?"

Kali ini, giliranku untuk berdiri."Hah!? Aku menjadi ketua kelas!?"

"Ya, terus kenapa? Bukankah menjadi ketua adalah salah satu hal normal yang dilakukan oleh masyarakat? Bukankah kalian juga berpikir begitu, teman-teman?"

"Hmm, Nagito-kun nampaknya benar," ucap Sonia,"walau bakatku adalah Ultimate Princess, itu bukan berarti aku berbakat menjadi ketua kelas."

"Ya, ya, bakat Sonia-san adalah menjadi princess di hatiku!" timpal Souda, tapi nampaknya tidak ada yang peduli dengan apa yang dia katakan.

"Tu-tunggu du—" sahutku kemudian, tapi dipotong oleh Nagito.

"Kalau begitu, sudah diputuskan. Ketua kelas kita adalah——" ucap Nagito sebelum dipotong oleh Nanami.

"Tunggu dulu, Nagito-kun!"

"Hmm, Nanami-san? Ada apa? Apa kau mau protes?"

"Ya. Tidak bisakah kau lihat, Hinata-kun tidak ingin menjadi ketua kelas. Kita tidak seharusnya memaksa dia untuk menjadi ketua kelas," balas Nanami. Mereka yang mendengar ucapan Nanami lantas mengangguk-angguk setuju dengan ucapannya—membuatku sedikit lega.

The Blooming Hope (HinaNami Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang