5. Ruang Hatiku Masih Terisi Dengan Dia

134 8 0
                                    

Dua hari yang akan datang, kak Shawn akan kembali ke Korea. Masa liburannya di Indonesia mungkin tidak terlalu dia nikmati, karena lebih banyak menghabiskan waktunya hanya untuk mengantar dan menjemputku.

Aku menatap kak Shawn yang sedang duduk di Sofa dan asik membuka setiap lembar buku yang cukup tebal itu.
Disampulnya bertuliskan "Anatomy", sebuah buku yang berkaitan dengan mata kuliahnya saat ini.

"Jangan terlalu lama menatapku disana, nanti kamu akan jatuh cinta!" Kata kak Shawn yang ternyata menyadari bahwa dari tadi aku sedang menatapnya

"Dan memang iya!" Jawabku belagu, berusaha membuka lebar kedua bola mataku, dan menatapnya jeli

"Bisa tekan nomor handphone dad?"

"Hm sudah, mau kabari tentang kepulangan kak Shawn?"

"Tidak!"

"Terus untuk?"

"Kamu masih mengingat ucapanmu beberapa menit yang lalu?"

"Masih, tentang kak Shawn mau mengabari dad bahwa kakak akan segera pulang?"

"Sebelum itu!" Kak Shawn yang masih asik membaca buku tersebut, tanpa melihat ke arah sedikitpun.

Sejenak aku mengingat semua ucapan yang telah kutujukan kepadanya, bola mataku tampak bergilir melirik ke kiri, kanan dan sebaliknya "hm.. tentang aku telah jatuh cinta kepada kakak?"

"Betul! Itu tujuan kakak menyuruhmu untuk menelpon dad. Aku akan mengatakan bahwa, anak gadisnya di Indonesia telah jatuh cinta.."

"Jatuh cinta, dengan?" Tanyaku, yang telah membiarkan penjelasan kak Shawn sendiri untuk menggantung

"Dengan Shawn Keifanno tentunya! Aku ingin menanyakan waktu yang tepat, kapan kita bisa melangsungkan pertunangan"

"Kak Shawn!!!", teriakku lirih dan itu cukup membuatnya menatapku sambil mengangkat kedua alisnya, "secepatnya kita melangsungkan pertunangan itu!" Lanjutku lalu tertawa bersamanya

"Kak Shawn menyesal datang ke Indonesia?"

"Tidak! Tapi sangat menyesal, bukannya datang liburan tapi malah dijadikan supir pribadi"

Aku hanya menghela nafas dalam-dalam, udara dijendela kaca apartment yang sedang terbuka rasanya ingin kuhirup semua mendengar jawaban kak Shawn, meskipun aku tahu bahwa itu hanya lelucon saja.

"Sebelum ke Korea, kak Shawn ingin pergi kesuatu tempat?

"Bagaimana jika nanti malam kita temui om Berck? Lalu memperbaiki posisi duduknya, sebagai tanda bahwa dia sedang berbicara serius

"Ohh iya, aku hampir lupa. Baiklah malam ini" ucapku sambil mengangguk-angguk setuju dengan ide kak Shawn

"Obsolutely" kak Shawn lalu berjalan menuju ke arahku dan mengacak rambutku yang sudah berantakan dan sekarang terlihat semakib berantakan

Sore itu aku langsung mengabari om Berck untuk bertemu, dan katanya ini waktu yang sangat pass karena dia sedang free dari pekerjaannya.

Om Berck memintaku dan kak Shawn untuk datang di Cafe Droptop. Jika bukan karena om Berck sebenarnya aku sangat ingin menolak bertemu ditempat itu. Aku hanya berharap semoga malam nanti aku tidak menemui wajahnya disana. Kalian pasti tahu siapa!

Kak Shawn sudah siap dengan kemeja abu-abu cerah dengan kemeja hitam diluarnya, dan aku tentunya dengan gaun putih sederhana.
Tidak terlalu banyak aksesoris yang menghiasinya, hanya saja sebuah pita kecil (bukan pemberian dia tentunya) kubiarkan menyatukan seutas rambut sebelah kiri dan kananku lalu yang lainnya tetap terurai.

ForgettingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang