Ketika tahu ketulusan yang kau lihat hanyalah sebatas kepalsuan.
Meskipun terus menyangkal keras.
Kau masih terluka.
.
.
Kenyataan memang menyakitkan
Benar?
.
.
.
.
Nada yang jelas tidak mengandung kebohongan atau keraguan sedikitpun.
"Aku... Kiryuu," Ucapnya tenang. "Zero Kiryuu."
Zero remaja menatap – sampai tidak berkedip. Sejenak kehilangan kata-kata. Lalu bingung merespon apa. Alisnya menjadi terpaut, berpikir keras dalam menemukan solusi.
Melihat kebingungan remaja muda, entah mengapa membuatnya ingin tertawa geli. Hampir.
Ekspresinya tetap datar dan kembali menjelasakan lebih perlahan. Seolah-olah bicara pada seorang anak yang tersesat. "Aku adalah Kau. Aku –– dari masa depan," Zero surai panjang, ujung jarinya menekan lembut persimpangan dahi remaja berambut pendek.
Zero remaja berkedip dari sentuhan.
"Dan ..." Jeda sejenak. Ia tersenyum kecil. "Aku tidak pantas menerima rasa terima kasihmu." Ucap pria berambut perak lalu menarik tangannya menjauh dan meletakan kembali di atas paha. Jari-jarinya yang elegan bagai pianis menyentuh untai panjang silver yang tersampir di pahanya. Sedetik mengelusnya, iseng.
Mendengar itu membuat Zero remaja tidak mengerti. Ia menatap lekat refleksi sempurna yang kini tersenyum – namun senyum yang tidak mencapai matanya.
Ada. Itu lagi. Kesedihan dalam sepasang mata Amethyst?
Telapak tangan terkepal, membawa sebagian salju mengejutkan hangat terselip diantara jari. Lalu remaja berambut perak menekuk sikunya, dan menjadikan tangan sebagai tumpuan ketika ia mendorong tubuh bagian atasnya bangun.
Zero remaja agak sedikit merasa sayang untuk membawa kepalanya pergi dari paha nyaman pria bermata Amethyst.
Remaja membalik tubuhnya, mengubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan Zero surai panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Wishes (Vampire Knight)
FanfictionSangat kontras dengan kegelapan sendiri adalah warna merah. Api yang bernapas, terus berkobar tinggi ke atas bagaikan tembok api yang mengitari kegelapan suram. Cahaya merah yang mengerikan seperti darah yang bersinar. Itu adalah pembantaian. Keke...