Beruang itu bergerak. Berjalan ke arah pohon-pohon besar menjulang, menghilang di balik bayangan.
Mereka mengamati tempatnya menghilang. Belum ada dari salah satu pihak memulai percakapan. Mereka cukup nyaman dengan ketenangan ini, menikmati suara angin berdesir melalui daun-daun.
Biarkan kesunyian hanya sebentar.
.
.
[A Child In The Dark Arc]
.
.
"Kau tersangkut."
Kaname berkata, nada datarnya.
Zero mengangkat alisnya.
Sepasang iris crimson tak berkedip menatap wajah remaja.
Zero hanya mengendikan bahu. "Ya, ujung bawah kain Kimono terjepit di bawah batu," akunya. "Aku tidak bisa melepaskannya." Katanya sambil melirik ke ujung bawah kaki Kimono yang tertimpa batu solid berukuran cukup besar, melebihi ukuran sebuah mobil.
Kaname diam-diam bertanya di dalam kepalanya. 'Bagaimana bisa? Apa yang kau lakukan sehingga Kimono cantik itu bisa terhimpit batu sebesar ini? ... Aneh ...'
Zero melepaskan tubuh Kaname dari pelukannya.
Kaname mulai berdiri di kedua kakinya lagi. Sepasang iris kemerahan mengamati Zero dengan cermat. Melihat yang dimulai dari ujung jari kaki telanjang sampai bergeser ke atas –rambut perak pendeknya.
Zero sama sekali tidak memakai alas kaki, ia memiliki telapak kaki yang lembut dan kuku cantik terpotong rapi. Kain Kimono yang menutupi kaki Zero telah tersibak ke samping, bagian tepi kain itu terjepit batu besar, sehingga seluruh hamparan kulit termasuk paha bagian atas juga terlihat.
Memang dapat diakui tungkai Zero itu indah. Remaja itu memiliki tungkai jenjang dan ramping. Memiliki sedikit otot yang terletak sempurna di tempatnya. Juga kulit porselen yang lembut. Ya, setahu Kaname sangat lembut, Kaname sudah merasakannya ketika tidak sengaja menyentuh kulitnya saat duduk di sana. Yah, sangat bersih dan rapi, rupanya Zero mencukur rambut di kakinya? Dan Kaname yakin semua rambut di seluruh tubuh Zero warnanya silver – seperi rambut di kepalannya.
Selain itu aroma tubuh Zero juga bagus. Memiliki wajah yang indah – cantik.
Surai silver yang membingkai wajah cantiknya. Iris mata amethyst, berwarna mendalam indah. Ia juga memakai Kimono putih yang serasi dengan warna kulit mulusnya, membuatnya tampak anggun dan bersinar di bawah cahaya bulan.
Ikat obi besar yang tampak menyerupai seperti sayap kupu-kupu asli membuatnya tampak lebih menarik, tampilan unik menawan. Ah, seperti mahluk di buku fiksi. Elf.
Manusia di depannya ini sangat mengagumkan. Tidak pernah sebelumnya Kaname melihat manusia seindah ini.
"Kenapa tidak merobek kain Kimononya." Usul Kaname.
Zero menggeleng. "Pakaian ini kuat. Aku tidak bisa merobek Kimono ini." Jelas Zero. "Lagipula aku suka pakaian ini." Nada sinis Zero.
'Laki-laki seharusnya tidak memakai kimono...' pikir Kaname, tertegun sebentar. 'Hmm.. tapi kalau Zero ... boleh...'
"Kalau begitu. Mengapa tidak melepaskannya." Kaname mulai penasaran.
Mata Zero melebar ngeri. "Maksudmu, aku harus melepas pakaianku!?"
Kaname mengangguk sekali.
"Tidak mau ..." Zero kata lemah. "Tidak bisa ..."
Kaname memiringkan kepalanya ke samping. Bertanya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Wishes (Vampire Knight)
FanfictionSangat kontras dengan kegelapan sendiri adalah warna merah. Api yang bernapas, terus berkobar tinggi ke atas bagaikan tembok api yang mengitari kegelapan suram. Cahaya merah yang mengerikan seperti darah yang bersinar. Itu adalah pembantaian. Keke...