28. Kematian?

10.8K 449 36
                                    

"Tidaaaakkkk!!!!!!" teriak kencang Larasati dari dalam kamarnya, Sifa yang sedang tertawa senang di kamarnya segera keluar kamar mendengar teriakan heboh milik mak lampir itu.

"Ada apa Bu?" tanya Ambar yang lebih dulu tiba di kamar Kanjeng roro kidul Kw Super itu

"Mbar, coba liat! Tadi aku naruh perhiasan berlian itu di kotak ini, tapi kenapa sekarang perhiasannya hilang??"

"Ada apa Bu? Kok teriak - teriak?" pertanyaan ulang dari Sifa saat tiba di kamar Larasati

"Perhiasan yang kamu kasih saya, hilang" jelas Larasati lagi kepada Sifa

"Coba ibu cek lagi, siapa tau ke selip" saran Ambar dan Sifa mengangguk mengiyakan saran Ambar yang tumben ini aja tokcer.

Sifa, Ambar dan Larasati menggeledah kamar dengan nuansa hijau itu. Sepertinya Larasati terobsesi dengan Kanjeng Nyi Roro Kidul deh. Terlihat jelas isi kamar inu dengan bunga sedap malam dan nuansa hijau mendominasi.

"Kayanya ada yang ambil Bu" ujar Sifa membuat Larasati dan Ambar menoleh kearahnya

"Siapa? Kita cuma bertiga di sini?" ujar Larasati

"Kalau aku sih pasti enggak Bu, secara aku yang memberikan hadiah itu, apa mungkin..." Sifa tak melanjutkan kata - katanya dia melirik Ambar yang menatapnya tajam. Larasati pun ikut menatap Ambar

"Hei, pecun sialan! Lo mau nuduh gue? Tanpa bukti gitu?? Kurang ajar!!" teriak Ambar tak terima

"Loh, aku gak nuduh. Aku cuma mencari kemungkinan yang ada"

"Bulshit! Lo mau nuduh gue kan??"

"Sudah! Hentikan perdebatan kalian. Lebih baik kita geledah saja kamar Ambar, kamu keberatan?" tanya Larasati pada Ambar

"Silahkan saja. Aku jamin ibu akan menyesal sudah percaya dengan ular ini!!" ujar Ambar penuh rasa kesal. Sifa hanya tersenyum manis menanggapi ucapan Ambar.

Larasati pergi menuju kamar Ambar diikuti oleh dua dayang cantik, Sifa dan Ambar. Namun dengan raut wajah yang berbeda, jika Sifa tersenyum puas sementara Ambar merenggut kesal. Acara geledah menggeledahpun segera di mulai. Setiap sudut ruang kamar Ambar di periksa. Kamar yang semula bersih dan tertata rapi sekarang seperti terkena angin puting beliung. Siapa lagi yang punya kerjaan kalau bukan Sifa? Sifa dengan sengaja memeriksa lemari Ambar dan melempar baju - baju Ambar kesembarang yang sukses membuat Ambar mengepalkan tangannya kesal

"Ambar!!" panggil Larasati tegas saat membuka salah satu laci nakas. Dan Sifa menoleh, inilah yang sedari tadi ditunggu - tunggunya. Adegan paling menyenangkan.

Larasati mengangkat perhiasan itu dan menunjukkannya pada Ambar membuat Ambar membelalakan matanya. Pasalnya, Ambar memang tidak merasa menaruh perhiasan itu di laci nakasnya.

"Kamu yang mencuri perhiasan ini dari kamarku??" ini percis adegan di sinetron - sinetron. Ambar menggeleng dan berusaha untuk menjelaskan bahwa dia bukan yang dituduhkan Larasati

"Gak bu aku.."

"Ini buktinya? Mau menyangkal hah??" Larasati menarik keras rambut Ambar membuatnya terjatuh di lantai. Ini pernah dialami Nina dulu dan sekarang dialami oleh Ambar juga.

"Bu! Sumpah aku gak ambil bu, aku dijebak Sifa" ujar Ambar yang sepertinya membuat Larasati semakin murka

Plak!!

Larasati memukul keras kepala Ambar dengan tangannya "Kurang ajar! Kamu sudah ketahuan masih menuduh orang lain!!" Larasati seolah gemas, menjambak rambut Ambar dengan kencang sembari memukuli kepala Ambar. Ambar hanya bisa meringis dan melindungi kepalanya. Sementara Sifa? Sebagai penonton yang setia tentunya

DEPRESI (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang