Suara gemuruh petir menggema membuat chanyeol yang tengah membuat secangkir ekspresso hangat terkejut. Chanyeol terdiam. Nampak memikirkan sesuatu.
"astaga! Biji coffee ku!"
Namja tinggi itu meninggalkan cangkirnya, melesat dengan cepat menuju depan kedainya. Ia memang sengaja menjemur biji-biji coffee nya diluar cafe, selain untuk menambah cita rasa itu juga sebagai ajang iklan.
Hujan nampak cukup deras disana. Membuat chanyeol terus saja meruntuki dirinya karna semua biji coffee yang telah kering kini basah sepenuhnya. Namja itu menghela nafas seraya memasukkan biji coffee basahnya keatas wadah kering.
Tapi perhatian chanyeol tercuri sepenuhnya kala ia mendapati namja mungil yang terlihat kedingingan karna ia menggenggam kuat kedua lengannya. Chanyeol menyingkirkan poni didahinya, membuat ia berkali-kali lipat lebih tampan. "ada yang bisa aku bantu? -" namja mungil itu hanya mengangguk. Membuat chanyeol termenung. "-kau mau pesan coffee hangat? "
Baekhyun mendekat. Mendekap kuat badan chanyeol yang terasa kaku mengingat betapa terkejut nya ia. "bisa aku pesan satu pelukan?"
Dan gemuruh disana menemani keterkejutan chanyeol.
-end of prolog-
Haii! Lama yah wkwk maaf ya aku lagi sibuk sama tugas sekolah yang menumpuk wkwk
Dan sebagai gantinya, nanti malem aku bakal nge post :
- oxytocin (oneshoot)
- cotard delusion
- outside the window (sequel rate M)Salam sayang, dari daddy chanyeol
YOU ARE READING
Chanbaek Fanfic Collection.
Fanfictionnew part! 'CAT' Chanyeol itu bukan bodoh, ia pintar tapi terlalu malas untuk menggunakan otaknya. Ia lebih memilih menyisir bulu-bulu kucing-kucing milik nya daripada menghafal rumus fisika fluida statis atau pun persamaan linier matematika. "pasien...