Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi, kini murid peserta MOS telah berkumpul di lapangan Nada Bangsa. Mereka semua tampang sangat antusias. Senyuman terpancar dari wajah mereka karena bisa berkenalan dengan teman baru dari berbagai sekolah. Ada rasa bangga yang menyeruak dari hati mereka karena bisa menjadi salah satu murid di Nada Bangsa ini. Rasa bangga dan senyuman itu terpancar jelas dari wajah Lunetta, Rara dan Ciara. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan kali ini. Mereka tak perlu khawatir akan senioritas. Mereka bisa menjalankan MOS dengan perasaan tenang dan nyaman.
"Eh kira kira kita bakalan sekelompok gak ya? Gue takut gaada temen nih." kata Ciara dengan tampang SANGAT polosnya.
"Tenang aja, Lunetta siap mengaturnya." kata Lunetta dengan gaya yang gak banget.
"Elah songong amat gaya lu Lun, palingan lo nyogok abang lu, iya kan." tebak Rara kaya peramal.
"Hehehe, tau aja lu." jawab Lunetta sambil cengengesan.
"Perhatian adik adik, kegiatan MOS akan segera kita mulai. Sebelumnya mari kita berdoa bersama agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar." kata salah satu kakak OSIS.
Setelah acara berdoa selesai mereka diajak untuk mengelilingi Nada Bangsa untuk mengenal lingkungan sekolah mereka yang baru dan benar saja Lunetta, Rara dan Ciara ada dalam satu kelompok. Di kelompok mereka juga kedatangan anggota baru yang bernama Mitha. Rupanya mereka sudah sangat akrab dan cukup mengenal satu sama lain.
Setelah kurang lebih 1 jam mengelilingi Nada Bangsa yang cukup atau memang sangat luas itu mereka kembali ke lapangan untuk sesi perkenalan dengan kakak OSIS.
"Yak adik adik semua, sekarang kita akan masuk ke sesi perkenalan. Kita hanya akan perkenalan dengan Ketua OSIS dan wakil ketuanya saja yang mengambil bagian penting dari penyelenggaraan MOS ini." kata salah satu anak OSIS yang bertugas sebagai MC.
"Di sebelah kanan saya ada Juno Bramantyo sebagai Ketua OSIS SMA Nada Bangsa dan di sebelah kiri saya ada Deka Susanto sebagai wakil ketua OSIS nya." lanjut sang MC
"Eh, kak Juno itu kakaknya Lunetta ya? kok nama belakangnya sama?" kata Mitha yang memang belum mengerti segala hal tentang mereka.
"Iya, itu abang gue. Dia itu ngeselin pake banget." jawan Lunetta dengan tampang sebel.
"Ooh gitu ya." kata Mitha.
Waktu telah menunjukkan pukul 10.00 setelah istirahat selama 30 menit para siswa berkumpul di Aula Nada Bangsa untuk pengarahan mengenai tugas proyek mereka. Setelah dirasa sudah cukup mereka boleh mempersiapkan proyek mereka untuk dipresentasikan esok hari.
Kelompok Lunetta sudah berkumpul membentuk lingkaran untuk berdiskusi tentang proyek mereka. Mereka sudah memutuskan untuk mengangkat sebuah tema untuk proyek mereka. Saat mereka sedang bekerja...
"Ekhm, sorry ganggu waktunya, lo adeknya Juno ya?" kata salah satu orang.
"Eh, iya, gue adeknya Juno. Ada apa ya?" kata orang yang mengaku sebagai adek Juno a.k.a Lunetta.
"Mm, kenalin gue..."
belum selesai orang itu berbicara Lunetta langsung memotong pembicaraannya"Gue udah tau, nama lo Deka Susanto kan? Wakil Ketua OSIS Nada Bangsa? Gue udah cukup mendengarkan penjelasan lo kok." kata Lunetta dengan tampang datarnya.
"Eh iya, gue udah perkenalan ya tadi. Ya udah deh lanjutin aja kerjanya, goodluck ya, jangan capek capek."
DEG
"kok dia perhatian banget ya sama gue? eh apa dia gitu ke semua orang? elah apaan sih gue kok malah baper gini. gak gak lo ga boleh baper Lun, belum tentu perhatiannya cuma buat lo." kata Lunetta dalam hati.
Lunetta terus memperhatikan langkah Deka dan ternyata Deka berhenti di salah satu kelompok perempuan yang dekat dengan dirinya sehingga ia bisa mendengarkan percakapan mereka. Dan Gotcha! dia juga mengatakan hal yang sama seperti yang dikatannya dengan Lunetta.
"Masa bodo lah gua, kagak kenal juga. Ngapain sempet baper coba, ga banget." kata Lunetta lagi lagi dalam hati.
"Eh Lun, ngapain nglamun terus sih? Udah mau kelar nih." kata Rara
"Eh iya iya ya udah yuk buruan." kata Lunetta sambil merapikan pekerjaanya.
30 menit kemudian pekerjaan mereka telah selesai dan mereka diperbolehkan untuk pulang dan mempersiapkan diri untuk presentasi esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On?
Teen Fiction"Cinta pertama yang seharusnya menjadi hal yang manis bagi gue berubah 180 derajat karena lo. Lo yang gak bisa move on dan gabisa peka atau gue yang terlalu berharap. Belum lagi "dia" yang notabennya temen gue yang juga ada rasa sama lo. Lo selalu g...