Go Away!

344 20 9
                                    



"Boleh juga si Skyce..." gumam Ernt sambil menatap langit-langit kamarnya. Baru kali ini dia di maki oleh seorang perempuan yang menurutnya anak manis. Dia tersenyum sambil menggeleng pelan.

"HEH, enak-enakan tidur! Buat makan malam. Cepet!" perintah tante gendut. Ernt memutar matanya, kalau saja semua orang di sekolahnya tau ternyata dia babu di rumah. Pasti sudah di rendahkan.

"Iya bawel!" gerutu Ernt sambil bangun dari tidurannya. Siapa juga yang rela dia mereguh kenikmatan barang semenit saja.

Ernt menuruni tangga, di sana dia melihat Cise yang kelihatannya baru pulang belanja. "Entar malem jalan yuk Ern. Gue punya baju baru nih!"

"Ini juga udah malem.." Ernt melanjutkan langkahnya turun. Cise cemberut dan langsung berlari menuju kamarnya, kemudian berlari lagi mengikuti Ernt dari belakang.

"Yang maleman lagi!" bisik Cise mengikuti langkah Ernt. Cowok itu berhenti, dia menatap sepupu liarnya ini. "Maleman lagi gue ada acara!" ujarnya yang kemudian kembali turun. Sekarang hanya tinggal berbelok menuju dapur, Cise tetap mengintilnya dari belakang.

"Ikuuut!" Cise memeluk lengan Ernt yang sedang melihat isi kulkas. "Sekali-kali kek ajak gue."

"Ajak lo repot, banyak maunya!"

"Engga deh.. kita belom pernah jalan bareng kan!" Cise tetap ngotot ingin jalan. Ernt mengeluarkan empat ikan mas dari dalam kulkas dan langsung mencucinya, setelah itu di taburi garam halus.

"Siapa juga mau jalan bareng lo?" kata Ernt cuek, dia menyiapkan bumbu untuk di blender, dan menyalahkan kompor serta menuangkan minyaknya ke dalam penggorengan besar.

"Nyolot!" kali ini Cise mulai geram. Dia membantu Ernt mengupas bawang merah dan mengiris cabai. Mereka terdiam dan sibuk dengan masakannya. Kalau tidak malas, Cise memang sering membantu Ernt dan Cise adalah sepupunya yang paling jago masak. Walau menyebalkan dan genit, sebenarnya Cise orang paling baik di rumah ini, selain Qilo.

Setelah bumbu selesai. Ernt langsung melumurinya ke tubuh ikan mas dan langsung menaruhnya di dalam penggorengan panas. Sambil menunggu ikan matang, dia mengambil daun kangkung dan cesim yang akan di sayurnya bersama dengan jagung manis. Sementara Cise sibuk membuat sambal.

"Qilo susu ultra yang harganya seceng! Cek PR gue dong..." teriak Ernt saat melihat Qilo akan naik ke kamarnya. Qilo berhenti sejenak dan mengengok kedalam dapur.

"Cek peer lo, apa minta gue buatin?"

"Ya sekalian.. mau jatah makan gak lo?" Ernt mengancam sambil menunjuknya dengan pisau. Qilo mengernyitkan dahinya dan berjalan lagi keatas. Anak-anak tante gendut memang tau diri, mereka tau persis kalau hidup dari uang ayah dan ibu Ernt. Tapi tidak dengan tante gendut yang memperlakukan Ernt layaknya babu di rumah.

Dan Ernt pun tidak ambil pusing, asal dia masih bisa makan dan tidur. Dia akan melakukannya, lagipula hal ini juga masih sanggup di lakukannya. Jadi kalau belum sampai titik darah penghabisan ya dia tidak akan mengeluh pada orang.

"Bereesss!!!" Cise merentangkan tangannya keatas dan duduk di kursi yang tersedia. "Gimana Ern? Ikut yah......."

"Engga ada!"

*****

"Halo Cisee... Tumben ikut malem ini?" tanya Richie setelah menggoda Cise. Ernt terpaksa mengajaknya untuk sekedar nongkrong, karena Cise terus merengek di telinganya.

"Diem deh, entar kita jadi keliatan gak selevel kalo jalan bareng lo!" sahut Cise sinis. Richie yang sudah terbiasa mendapat perlakuan itu malah menyerobot ke tengah-tengah Cise dan Ernt dan langsung menaruh tangan Cise untuk memeluk lengannya.

CannonerntWhere stories live. Discover now