DANGER!

42 3 1
                                    


Kalau mau membandingkan Glady dengan Ernt, duh, jauuuuh banget bagi Skyce. Dan siang ini dia sangat tidak menyesal sudah ikut tawaran Glady untuk mentraktirnya minum es chocolate. Bagi Skyce, Glady tidak seperti cowok kebanyakan yang ia kenal selama ini, bahkan menurutnya berbincang dengan Glady senyaman dengan Sizi dan dia bisa tertawa selepas mungkin ketika membicarakan hal-hal yang gak melulu ada batasannya antara cowok dan cewek. Seperti cowok korea yang bertelanjang dada, misalnya. Tapi mungkin akan beda hal bila Ernt yang mengatakannya.

Duh sial, kok gue jadi kepikiran Ernt.

"Glad, sorry yah kayanya gue mesti balik sekarang deh.." Skyce berkata was-was. Glady mengangguk dan mengeluarkan dompetnya untuk membayar  tagihan. Untung saja Glady memaklumi privasi orang lain. 

"It's ok, lain kali kita bisa nongki-nongki bareng lagi, ya kan?" Glady tersenyum lebar. Sesaat Skyce  terpikat kemudian mengalihkan pandangannya. "Lo pulang naik apa Sky?" 

"Ah-ehm.. naik angkot!"

"Bareng gue aja sekalian, kearah mana emang?"

Gue kerumah lo abis pulang sekolah....

Skyce teringat kembali soal pesan yang dikirim Ernt, dia segera melirik arlojinya. Sekarang sudah pukul 15.00, kalau benar berarti Ernt sudah menunggunya selama dua jam. Sumpah demi apapun dia tidak ingin berurusan dengan Ernt baik disekolah ataupun dirumahnya sendiri, tapi kali ini dia telah menggali lubang kuburannya sendiri. RIP Skyce!

"Sky?"

"Eh iya sorry, Glad. Gak usah, gue janjian sama Sizi soalnya." Skyce bohong. Kalau menyangkut Glady, dia jadi teringat kejadian tadi siang dimana Ernt dengan bringasnya ingin menghajar Glady tanpa sebab. Bisa repot kalau mereka adu jotos dirumahnya. 

"Oke, yuk balik!"

Mereka berdua berjalan keluar cafe menuju tempat parkir yang jaraknya hanya 5 meteran. Sesekali Skyce memerhatikan Glady yang jalan mendahuluinya. Dari sekian banyak perbincangan mereka tadi Skyce menyimpan beberapa pertanyaan yang sebenarnya membuat dia penasaran.

"Glad...." panggilnya pelan. Glady sudah sampai di motornya kemudian menoleh kearah cewek manis di sampingnya, ia menaikkan alisnya sebagai jawaban. "Sebenernya daritadi gue mau nanya ini, cuma takut ngerusak suasana.."

"Apa?" Glady sudah duduk di motor sportnya sedangkan Skyce bersandar distang sebelah kiri motor berwarna hitam putih itu. Membuat ke duanya berhadap-hadapan.

"Tadi ditoilet gue sempet denger selentingan-selentingan tentang lo, kayak kenapa sih lo bawa kotak pensil warna pink, kenapa juga bawa bekel, kenapa malah gabung sama cewek-cewek buat makan siang, dan lain-lain termasuk soal kejadian Ernt tiba-tiba ngamuk dikelas tadi.." Skyce berkata super hati-hati namun yakin. Glady sendiri malah tersenyum kecil, seolah-olah dia sudah tau apa yang akan orang-orang pertanyakan tentang dirinya.

Dan Glady tidak perlu berpikir panjang untuk menjawab, entah karena yg bertanya adalah Skyce atau memang dia tidak perlu merahasiakannya pada orang lain.

"Yang mana dulu nih, pertanyaan lo kebanyakan haha."

"Yaa terserah lo, tapi pastiin dulu lo gak terganggu sama pertanyaan gue ya, kalo keganggu gak usah dijawab."

Glady tersenyum lagi. Manusia ini memang kebanyakan senyum sekarang, seperti ia adalah dua orang yang berbeda dari yang dulu. Kalau saja Ernt tau, dia pasti mengira Glady kerasukan jin.

"Kotak pensil itu punya seseorang Sky, gue cuma ngerasa tiap liat kotak pensil itu gue langsung flashback dan muka dia otomatis muncul.."

"Someone special?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 10, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CannonerntWhere stories live. Discover now