1. 1/2

1.6K 106 17
                                    

"Wohoo!" Seorang pria bernama Ha Chul melompat kegirangan. "Ending! Saranghae! Chae Eun! Saranghabnida." Teriaknya.

Saranghae/saranghabnida : ungkapan rasa cinta dalam bahasa Korea.

Sedangkan seorang pria lainnya sedang menekuk wajah, menatap ponsel di tangan.

"Hei Chanyeol! Ini memang yang terbaik. Si penulis akhirnya sadar betapa buruknya cerita dia, dan akhirnya ending juga. Kamu sendiri yang bilang dia penulis amatiran, kan?." Itu kenyataan yang membuat Chanyeol menghembuskan nafas pasrah.

Ha Chul dan Chanyeol adalah dokter psikolog utama di rumah sakit umum swasta, GangGroup atau yang sering disebut GG. Ruangan dokter Chanyeol dan kamar pasien sakit jiwa berada di lantai paling atas, karena mereka berfikir akan bahaya bila ada pasien mengamuk dan menganggu aktivitas lainnya. Maka dari itu, semua yang berhubungan dengan psikolog beserta kamar dan ruangan-ruangannya berada di lantai paling atas. Biasanya mereka juga hanya menerima pasien dengan keluhan ringan dan tidak beresiko, tapi terkadang rumah sakit jiwa lain yang pasiennya terlihat tenang dipindahkan ke GG karena rumah sakit tersebut akan menerima pasien baru.

Hubungan Ha Chul dan Chanyeol cukup dekat. Mereka bahkan sering melupakan hubungan seonbae-hoobae. Dan ini adalah salah satu kebiasaan yang terjadi, yakni penderitaan Ha Chul karena kegilaan Chanyeol.

Seonbae : senior
Hoobae : junior

Chanyeol yang awalnya membenci cerita-cerita fiksi jadi menggila karena sebuah cerita yang ia baca. Awalnya, ia memiliki sebuah aplikasi baca online hanya untuk membaca buku psikologi. Akan tetapi, ia menemukan sebuah cerita fiksi masuk ke daftar bacanya. Pada chapter pertama, ia sungguh-sungguh tertawa saat membacanya, karena menurutnya cerita itu tidak masuk akal. Menceritakan dua orang idol yang bertemu di sebuah acara lalu mengadopsi anak bernama Chaeun dan seterusnya. Tapi ada dua hal yang begitu janggal. Pertama, nama pemeran di sana persis dengan namanya. Awalnya memang ia tidak memperdulikan sebuah nama dari pengarang itu, tapi alasan kedua membuatnya terus merasa aneh. Setelah ia mencari cerita itu di ponsel, laptop, dan komputer lain yang berbeda, hasilnya nihil. Cerita itu tidak ada di mana-mana kecuali di ponselnya. Aneh bukan? Memang. Karenanya, Chanyeol menjadi terus penasaran dengan cerita itu. Dan mulai saat itu juga, ia jadi sering menggila hanya karena gemas dengan ceritanya dan membayangkan dirinya benar-benar mengalami itu.

"Ahay! Ahay!." Ha Chul masih lompat-lompat kegirangan dengan tangan berbentuk siku yang ditarik-tarik ke arah perut, senang.

Telepon dinding berdering. Ha Chul tetap dengan lompat-lompatnya, berjalan mengangkat telepon.

"Iya." Telepon ditutup dan Ha Chul menoleh pada Chanyeol yang masih cemberut. "Hei Chanyeol, kau ada pasien."

Chanyeol mengangguk samar, berjalan gontai keluar ruangan. Ia membuka pintu dan melihat seorang wanita sedang mengamuk di ujung koridor.

"Lepaskan aku! Aku ingin bertemu dengan bajingan Chanyeol!." Berontaknya.

Lengannya dipegangi oleh dua orang dokter jaga. "Kita kan sedang membawa anda ke sana." Kata salah satunya lempeng, tak takut dengan pemberontakkan yang sudah sering mereka hadapi.

"Bohong! Kalian bohong!" Wanita itu terus berusaha melepas tangannya dari pegangan dokter jaga.

"Anda mau ke sana atau tidak?." Tanya salah satu dokter jaga.

Chanyeol berjalan menuju ujung lorong, mengampiri mereka.

Dua dokter jaga yang melihat Chanyeol menghampiri mereka langsung membungkukkan badan, hormat. Tangannya masih memegang lengan wanita yang mengamuk itu. "Dokter, ini ada pasien." Ucap salah satunya. "Katanya dia mau protes karena anda memberikannya resep untuk anjing gila."

PASSING THE RULESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang