"Kamu percaya takdir?"
"Kekacauan apa yang kamu bicarakan? Kamu pikir kita sedang di mana? Semua yang kita jalani adalah takdir."
"Begitukah?"
Perempuan itu mengangguk dan kembali menatap bintang-bintang di langit malam. Satu hembusan nafas yang ia keluarkan, satu kalimat yang terselip hembus bersamanya.
Dalam jiwanya ia berkata, "Takdirkan aku buta bila aku tidak pernah bisa bertemu untuk melihatmu. Takdirkan aku tuli bila alu tidak pernah mendengar kata-katamu. Takdirkan aku lumpuh bila aku tidak pernah bisa mengejar bayanganmu. Aku harap itu kau, yang dapat mengubah takdirku. Membuat segalanya berjalan sesuai dengan yang kuingin. Harap-harap hati perempuan ini dapat mengatakan harapannya sebelum tenggelam dalam getir takdir yang kikir."
Laki-laki di sebelah menatap mata perempuan itu. Merasa tidak perlu lagi mengadah untuk menikmati sinar-sinar bintang. Apa gunanya bila lihat mata perempuan itu saja terlihat lebih mudah?
Setiap kedipannya berkata, "Ingin rasanya ku lawan takdir. Takdir yang mencekik leherku sampai-sampai hati ini sadar, ada peraturan yang terus berlaku membuatku hanya bisa diam dalam seribu tikam."
"I love, You."
***
Sebuah mobil melaju kencang tanpa menyapa angin-angin yang melewatinya. Dari matahari sedang panas-panasnya hingga malam yang menggelap, akhirnya mobil tersebut sampai di sebuah pantai. Sayang, hanya suara deru deras ombak terdengar. Karena langit tidak mau memberi cahaya yang dapat memperlihatkan birunya laut.
Chanyeol menghembuskam nafasnya, "Aigoo, pergilah tidur, anak kecil."
Eunji mencibir dan berlalu-bergumam, "Anak kecil apanya, huh!"
Eunji memasuki kamar villanya dan membuka pintu balkon. Ada suguhan bulan bulat sempurna dan suara tabrakan ombak. Eunji membawa bantal dan duduk di luar sana.
Chanyeol membuka pintu balkon ruang tamu. Ia bersandar di pagar dan membuka ponselnya. Terlihat foto derp Eunji yang dihiasi stiker-stiker 'kotoran'. Chanyeol tersenyum, "Kotoran ini! Berhasil membuatku mencium aromanya," ia terkikik tanpa bersuara.
Chanyeol mengambil posisi terlentang menghadap langit. Eunji pun melakukan yang sama dengan bantalnya.
Setelah beberapa menit, Chanyeol terlelap di tengah angin malam. Sedangkan Eunji merasa perutnya sudah penuh dengan angin. Ia bergidik dingin dan masuk ke dalam.
Malam berbisik agar matahari tak lagi tertutup. Chanyeol terbangun dengan suguhan langit pagi yang cerah. Ia beranjak dan menyingkirkan selimut yang sebelumnya tidak ada di sana.
"Apa ini?," ia melirik kain tebal tersebut, dan tersenyum senang, "anak anjing yang perhatian."
***
Chanyeol keluar dari sebuah ruangan dan memakai jaketnya, "Ayo pergi, Eunji-a."
Eunji terlihat sedang berurusan dengan kompor.
Chanyeol menghampiri, "sedang apa?"
Eunji menyodorkan sebuah piring, "kamu makan dulu ini sambil menunggu aku mandi."
"Apa? Daritadi kamu belum mandi?"
Eunji mengangguk cuek. Mewajarkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASSING THE RULES
FanfictionThe hardest complication created by the rules. The hardest goodbye created by the rules. The most unforgettable live created by the rules A fantasy story has written by Sherly. Poster by ShArt의 Chanji fantasy story. Hanya cerita fantasi yang tidak...