Chapter 4

24 0 1
                                    

Quertha POV

"AAASSTTAAGGAA!!" Umpatku setelah melihat siapa yang menunduk dihadapan Ayahku.

Dia! Aiden Axton Admiral, seorang pedagang muda dan tampan yang kedainya kuhancurkan kemarin.

Aku menggunakan Invisible Magic untuk mengelabuhi ayah dan orang itu bahwa aku disini, diruang yang sama dengan mereka.

"Benar Yang Mulia, hamba tidak meminta uang atas hal itu, tetapi hamba ingin tanggung jawab bahwa Putri Quertha harus membantu hamba berjualan di Magnus Maior Academy dan tanpa sihir apapun!" ucap Aiden yang membuatku terkejut, sehingga tanpa sadar aku sudah menampakkan diri. Dan sekarang aku berada di samping pria ini! Ya Dewa! aku sungguh bodoh!

"Quertha? sejak kapan kau disini?" suara ayah menusuk ditelingaku.

"Sejak... tadi" ucapku.

"Ayah yakin kau mendengar apa yang dibicarakan pemuda ini"

"Iya ayah, aku mendengarnya"

"Jadi keputusan ayah adalah, kau akan membantunya menjadi pedagang di Magnus Maior Academy sampai kau lulus dari sekolah itu"

Mataku terbelalak. Aku? Pedagang? Oke aku terima bila aku menjadi pedagang bahkan pemulung sekalipun. Tapi aku mohon jangan bersama pemuda arogan ini!

"Tapi ayah, apakah aku harus bersama dengannya selama aku disana?"

"Tentu saja sayang"

"Tapi..."

"Tidak ada penolakan Quertha, ini adalah perintah seorang raja"

"Baik ayah"

"Terimakasih Yang Mulia, hamba mohon izin"

"Baiklah pemuda, dan kau Quertha, persiapkan dirimu untuk nanti malam"

"Baik ayah"

Aku langsung berlari mengejar pria arogan itu, ternyata dia baru sampai gerbang.

"Aiden!"

"Putri? Hormat hamba..."

"Sudahlah, aku tak suka ada seseorang yang menunduk dihadapanku"

"Ada apa putri?" Wah, polos sekali dia menanyakan 'ada apa putri?'

"Aku ingin berbicara empat mata denganmu, di taman kerajaan SEKARANG!"

"Baik putri" ucapnya santai, oh bahkan terlalu santai untuk tikus yang akan disantap oleh sang singa.

Sesampainya di taman, aku mempersilahkan Aiden duduk di gazebo, salah satu tempat favoritku. Aku tak tahu mengapa aku mengajaknya kemari.

"Anda ingin berbicara apa putri?"

"Panggil saja Quertha!"

"Baiklah, kau ingin bicara apa Quertha?"

"Hey! kepalamu baru terbentur tembok atau apa? Setelah mengadu kepada ayahku kau memasang wajah polosmu itu seolah tak pernah terjadi apa- apa? ayolah! akukan sudah bilang untuk menggantinya dengan uang berapapun yang kau mau, asalkan saja aku tidak berada ditempat itu bersama orang sepertimu!" ucapku sambil menunjuk tepat didepan hidungnya.

"Kau bilang apa?" tanyanya sambil menyingkirkan telunjukku dari hidungnya.

"Kau tidak dengar apa yang ku ucapkan?"

"Quertha, aku bukan orang yang gila harta, maksudku aku tak suka mendapat bantuan dari orang lain"

"Tapi mengapa kau meminta kepada ayahku bahwa aku harus membantumu? bukankah hal itu sama saja dengan kau meminta bantuan orang lain?"

Beauty WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang