Chapter 2

22 2 1
                                    


Quertha POV

"Oh Dewa! aku sungguh lelah menjadi seorang Magjistare, mungkin setengah hidupnya untuk sekolah sekolah dan sekolah" gumamku pada diriku sendiri dikamarku yang memang bisa dibilang megah. Tentu saja, namanya juga putri. Arrgghh aku ingin hidup sederhana.

Tok...Tok...Tok...

"Masuk!"

"Quertha,"

"Ibu? ada apa?"

"Kau akan didaftarkan oleh Jendral untuk melanjutkan sekolah"

"Arrghh!! apakah itu harus? mengapa aku baru tahu?"

"karena kamu selalu menghindari hal- hal yang berbau sekolah! Sayang, sekolah menyenangkan bila kau telah menemukan sesuatu yang menyenangkan. Ibu pernah merasakannya dan ibu yakin kau akan merasakannya juga"

"Maksud ibu?"

"Sudahlah lupakan. Apakah kau sudah makan?"

"Sebentar, biar aku ingat- ingat dulu....... Emmmm aku rasa belum" ucapku sambil memegang daguku.

"Baiklah, ayo makan"

"Aku akan bersiap- siap. Bu, ngomong- ngomong apa kekuatan sihir ibu yang sesungguhnya?"

"Ibu? Ibu adalah seorang controler Magjistare"

"Wah, benarkah? apa saja yang bisa ibu kendalikan?"

"Semuanya"

"Ha!? semua!? itu artinya ibu bisa mengendalikan pikiran semua orang?"

"Iyap! kau benar. Sudahlah, kau siap- siap saja sana. Ibu akan tunggu 10 menit di ruang makan istana"

Akhirnya ibu meninggalkanku. Aku termenung memikirkan kekuatan asli dari ibuku. Controler Magjistare. Kekuatan hebat bukan?, aku ingin sekali memilikinya.

"Hormat saya untuk tuan putri" ucap pelayan pribadiku, Gunfi.

"Ada apa Gunfi?"

"Keluarga kerajaan telah menunggu anda, dan Ratu Gracia juga telah datang"

"AAAAAPPPA!!?? Bibi Gracia datang!? oh astaga! persiapkan telingamu Quertha. Aku yakin setelah ini telingaku akan panjang mendengarkan pidato tentang ini dan itu dari bibiku. Ya sudah, aku akan bersiap, kau tolong bantu aku seperti biasa"ucapku kepada Gunfi.

Aku belum menceritakannya? baiklah, bibiku itu seorang ratu dari kerajaan Bourtisa, kakak dari ibuku.  Kerajaannya terletak di samping Pulau Magjistare ini, tapi walaupun begitu rakyat Bourista juga seotang Magjistare berhubung pulau ini yang paling besar. Jadi pulau ini yang bernama Magjistare. Baiklah, kembali ke bibiku. Dia seorang ratu yang luar bias cerewetnya, menurutku. Dan aku tak habis pikir jika dia dihadapan rakyat, atau sedang ada rapat kerajaan. Aku yakin itu membutuhkan waktu 15 hari untuk menyelesaikannya.

*************

Aku telah siap dengan gaun merah mudaku, dan sepatu yang seiras, aku mengurai rambutku dan hanya memakai ikat kepala kerajaan, bisa dibilang pengganti mahkota. Aku memakainya karena untuk menyampaikan rasa hormatku kepada Ratu Bourtisa, dan rasa sayangku kepada bibiku.

"Keponakanku, kau sudah besar! tapi mengapa kau terlihat kurusan? apa ibumu memberi makan yang benar, dan juga mengapa gaunmu terlihat pucat. Aku dengar kau juga akan bersekolah kembali? aku senang untuk itu dan ju...."

"Bibi, apakah bila bibi tidak bicara alam semesta akan hancur? Ayolah bi, Quertha bukan anak kecil lagi yang bisa bibi ceramahi dan di serbu dengan kata- kata yang membingungkan untuk dijawab"

Beauty WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang