BAB 1

95 4 0
                                    

Disaat kau berada diantara 2 orang bertikai maka jangan pernah tempatkan dirimu ditengahnya, sebaiknya kau langsung pergi tanpa komentar apapun

- Kutipan lady Elizia Katrina standburry douches of weddington

" yah aku rasa aku hamil" Mary memberanikan diri memberi tahu ayahnya masalah yang sedang ia hadapi.

Sang ayah yang sedang sibuk membaca memandang Mary aneh namun tak mengeluarkan kata-kata.

"Ayah aku hamil" kata Mary lagi sebari menekankan kata-katanya.

"Trus" ayahnya kembali melanjutkan membaca korannya.

"Hanya itu yang ingin kau katakan yah?" mary malah bingung dengan jawaban ayahnya. Ayah Mary kemudian merapikan koran yang sedang ia baca dan memperbaiki posisi duduknya mengahadap putrinya.

" nak umurmu sudah 25 tahun bukan? Jujur saja aku tak marah tapi kecewa iya"

"Maafkan aku dad"

"Hei kau tak perlu minta maaf, harusnya kau memberikanku ucapan selamat, bukankah aku sebentar lagi akan menjadi kakek" ayahnya memberikan senyuman bahagianya.

"Apakah kau sudah bilang ke pacarmu?" lanjut ayah ayah lagi

"Belum yah, aku ingin mengejutkannya" Mary mengedipkan sebelah matanya.

Setelah menyampaikan hal itu ia merasa bebannya diangkat sebagian. Mary mengira ayahnya akan marah besar namun sama seperti yang biasanya terjadi hal yang selalu Mary takutkan selalu tak ada yang terjadi.

"Boleh ayah tanya lagi?" ayah Mary mengeluarkan rawut muka seriusnya

"Apa yah?"

"Apakah kau yakin ingin menikahi aditya pacarmu itu?

"Kalau aku tak menikah , bagaimana dengab anakku dad?, dan tentu saja aku masih memikirkan kehormatan keluarga kita.

"Kenapa kau harus memikirkan kehormatan keluarga kita nak? Lagi pula jujur saja ayah belum rela melepasmu untuk menikah"

Mary memutar bola matanya. Saat ia akan menjawab ibu mary datang dari arah dapur
"Ayahmu terkena daughter complex"

"Hei aku tak kena itu" ayah mary menyela dengan nada tingginya

"Oh ya? Bukan aku yang menangis dengan saat Mary lahir" balas ibu mary sengit

"Hentikan kalian ber2 sudah mau jadi nenek kakek jugaan masih aja suka bedebat" Mary yang selalu melihat perdebatan tak penting orang tuanya mulai merasa tak enak.

"Oh maafkan ibu nak . tapi selamat untukmu karena sebentar lagi akan menjadi ibu.

Mereka ber3 berpelukan namun ketukan dari arah pintu menyudahi pelukanan mereka. Mary segera menuju pintu depan untuk membukakan pintu. Terlihat sudah ada 3 orang pria berdiri 1 pria tua dan yang lainnya lebih mirip seperti pengawal namun mereka semua menggunakan pakaian formal.

"Selamat pagi" kata pria tua itu memulai
"Selamat pagi pak ada yang bisa saya bantu?" saut Mary ramah

"Bisa kami bertemu dengan mr. Ross?" kata orang yang lebih tua lagi

"Oh ya silahkan masuk"

Mary mempersilahkan orang-orang itu masuk dan langsung mempersilahkannya duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

"Saya akan panggilkan beliaunya" mary undur diri untuk memanggilkan ayahnya.

Tak berapa lama kemudian ayah mary datang dan ibunya juga mengikuti dari belakang.

The Strong ladyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang