Ribet

426 7 0
                                    

Tidak ada yang spesial dari hidupku ini.  Aku lebih merasa bahwa semakin kesini hidupku semakin rumit.  Semakin banyak masalah-masalah yang datang ke dalam hidup ku. 
Mereka mengusik ku. 
Mereka menghancurkan Benteng pertahanan ku.
Aku hancur.
Aku goyah.

2 Bulan telah ku lewati, tak ada yang istimewa,  tak ada yang spesial.  2 Bulan ini sama seperti 2 Bulan sebelumnya sama sama hambar.

Ku lirik jam tangan ku,  dan ternyata masih pukul 06.00. Bel masuk masih akan berbunyi 1 jam lagi,  tetapi aku sudah disini,  duduk di meja kelasku dan menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. 

Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa aku sudah berada di kelas sepagi ini.  Jawabannya adalah aku lelah. Aku lelah melihat mereka bertengkar, aku lelah melihat Mama dan Papa yang selalu bertengkar.  Aku lelah.

Butiran air itu menetes membasahi pipiku.  Aku menangis.  Tidak aku tidak boleh menangis.  Aku tak boleh terlihat lemah.  Aku harus menjadi Rain yang tegar,  Rain yang sombong,  Rain yang kuat.
Aku menyeka air mataku sesegera mungkin.  Agar temanku tidak melihat.  Tapi terlambat.

"Rain lo kenapa,  kok mewek gitu sih?  Jelek tau!  Senyum dong!! " ucap Irsyad sembari menghampiri diriku.

"Apasih syad?  Siapa yang nangis,  gue gak nangis kok.  Bener deh! " ujarku berbohong.

"Yaampun Rain,  lo itu sahabat gue.  Gue gak mau lihat 1 tetes air mata lo itu jatuh.  Lo bisa cerita sama gue. "

Hangat.
Itulah yang aku rasakan ketika Irsyad memelukku.  Dia benar-benar baik.  Dan entah mengapa air mataku mengalir lagi,  bahkan lebih banyak.

"Syad gue capek,  gue capek.  Nyokap bokap gak ada yang perduli sama gue.  Mereka berantem terus.  Gak ada yang sayang sama gue syad. "

"Ssttt...  Lo gak boleh ngomong gitu Rain.  Mereka sayang kok sama lo.  Dan lo harus inget,  ada gue di sini.  Gue gak akan pergi.  Gue sayang sama lo.  Udah jangan nangis lagi. "

"Syad,  makasih ya lo baik banget sama gue.  Gue gak tau harus harus gimana kalo gak ada lo. "

"Sama-sama.  Ke kantin yuk,  gue traktir deh. "

"Hmmm boleh deh.  Hehehe"

"Nah gitu dong ketawa.  Ketawa lo itu bagus Rain."

Irsyad sangat baik.  Dia yang menemaniku selama 2 Bulan ini.  Dia yang duduk di sebelah ku.  Yang selalu menghiburku.

"Mau apa Rain? "

"Gue mau air mineral aja syad. "

"Bener?  Lo udah sarapan belom? "

"Hmmm,  belom sih."

"Yaudah bu,  saya beli air mineral nya 2 sama roti nya 2. Kembaliannya ambil aja bu. " ujar Irsyad kepada ibu kantin.

"Nih Rain."

"Makasih ya syad. "

"Woy dek! " teriak seseorang dari jauh,  yang aku sangat yakini
itu suara Awan kakak dari Irsyad.

"Kenapa bang?"

"Lo ngapain disini?  Sama cewek sombong lagi. "

"Namanya Rain bang. "

"Jangan mau pacaran sama dia dek.  Nanti duit lo abis di buat belanja.  "

"Ehmm ehmm...  Ada apa ya?  Kalo mau ngomongin orang mending di depan mukanya aja gak usah dibelakang. " ujarku memendam amarah.

"Diem lo cewek resek. Lo tuh ya baru kelas 10 udah songong kaya gini. " ujar awan sembari menunjuk ku.

"APA?  MENTANG MENTANG LO KAKAK KELAS LO BISA... "

"Ehmmm ayo Rain  bentar lagi bel.  Bang kita duluan ya. "

"Gue belom selesai syad! ".

Hibernasi panjang membuat otak ku tak bisa berpikir lebih huhuhu.  Maaf ya cuma bisa ngasih segini.

Jangan lupa voment yakkk!  Luv yuuu!!

@stroberi_

R A I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang