#2. His

7.8K 800 82
                                    

🌸 KookV 🌸

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy reading~ ^^

.

.

.

.

.

Taehyung tidak sadar dirinya masih berdiri seorang diri, entah sudah berapa lama, mungkin puluhan menit. Dalam keheningan dia memandang dua makam di hadapannya. Selalu tempat ini.

Sekalipun sadar mereka yang sudah tiada tidak mungkin bisa kembali lagi, Taehyung tetap ingin bertemu. Dia tidak bisa mencegah dirinya untuk merasa demikian.

Taehyung ingat dulu dirinya merasa bahagia. Dulu pernah ada kedamaian dalam hatinya. Namun sekarang tidak lagi. Tidak pernah ada yang membuat Taehyung merasa hangat selama beberapa waktu terakhir.

Air mata yang menetes mengingatkan Taehyung untuk segera beranjak, sebelum dirinya kembali menangisi dua makam yang telah mengering itu.

Jadi Taehyung kemudian melangkah pergi. Mulanya pelan, selangkah demi selangkah, tapi mimpi buruk seakan tak pernah berhenti mengejarnya di belakang. Dia ingin pergi jauh, menghilang, ke mana saja asal bukan dunia ini. Langkahnya pun berubah menjadi cepat dan semakin cepat lagi. Taehyung hanya ingin lari dari rasa sakit

Di tengah guyuran hujan yang mulai berubah menjadi rintik gerimis, Taehyung berlari melintasi jembatan. Ketika kedua kakinya terasa penat dan rasa sakit kian menggerogoti dari dalam dadanya, barulah dia akhirnya berhenti. Dia menangis memegang dadanya yang sesak, entah karena terlalu banyak berlari atau karena luka batin. Semuanya terasa sakit.

Taehyung menangis sebab menyadari bahwa tidak ada lagi yang akan meletakkan tangan di punggungnya meski kini dia amat membutuhkannya. Tidak pelukan atau usapan lembut seperti dulu, ataupun bisikan kata-kata lembut.

Tidak ada yang menemaninya menangis. Tidak ada yang menghapus air matanya.

Dia sendirian.

Selagi menangis Taehyung menoleh ke pembatas jembatan. Hujan kini kian reda dan terlihatlah riak dari permukaan air di bawah memantulkan cahaya berkilauan. Lalu Taehyung melangkah mendekat. Dia menjatuhkan tas dan berdiri tepat di depan beton pembatas. Buku-buku dan peralatan sekolah lainnya tercecer di atas aspal di sebelah kakinya, tapi dia tak peduli.

Pada saat itu kembali muncul hasrat dalam diri Taehyung yang mendorongnya untuk melewati batasan di depannya. Ayo akhiri ini sekarang, dia berkata pada dirinya sendiri. Inilah saatnya. Tak akan ada yang menghalang-halangi kalau dia melompat sekarang.

Taehyung ingin terbebas dari rasa sakit dan penyesalan ini, sebab dia merasa tak punya tenaga lagi yang tersisa untuk membendung air mata.

Saat Taehyung tinggal selangkah lagi terbebas dari penderitaan, saat dia akan bisa menyudahi semuanya saat ini juga, kenyataan kembali menghempaskannya. Mendadak sekali dering ponsel memecah keheningan. Di antara barang-barang berserakan, Taehyung melihat ponselnya menyala dengan satu panggilan masuk. Sederet huruf di layar mengunci pandangannya.

Save Me | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang