Frice's pov
"Kak". Tanyaku saat melihat kakak bermain dengan tabe nya.
"Ya".
"Kak". Kataku lagi
"Iya"
"Kakak. Aku serius".
Aku pun gak betah dengan sikap kakak yang gini."Iya. Ada apa?" Sahutnya dengan wajah yang tidak bersalah.
"Kakak tau gak".
"Gak tau".
"Kan memang belum diberi tau.
Ih kakak ini". Bikin kesel aja nih orang."Ok. kakak dengarkan". Dan dia langsung meletakkan tabe nya.
Sekarang keluarga Braaydein
atau Keluarga Richard dan keluarganya kumpul bersama di ruang keluarga yang
sangat elegan
"Kak Richard aku mau bagi cerita buat kakak. Ini seru dan khusus buat kakak"."Emang apa? Ada wanita alay yang kamu gak suka deket kakak? Apa ada orang yang bikin kamu marah?" Tanyanya dengan asal.
Memang aku selalu curhat dengan orang aneh ini. Tentang aku yang gak suka ada wanita yang deket dengan kakakku. Dan aku selalu cerita seluruh aktivitasku ke kakakku ini.
"Bukan gitu. Ini lain dari yang lain"."Ada apa sich Frice?". Kata mamaku
"Apa kakak tau ada orang yang gak kenal kakak?"
"Gak tau". Jawabnya cuek.
"Sebenarnya ada apa? Kan dia ketua OSIS semua pasti kenal". Kata papaku. Dia sangat persis seperti kakakku. Dingin.
"Sebenarnya itu ma, pa ada temanku yang memang benar-benar tidak tau tentang kakakku ini. Dengan polosnya dia tanya....."
Flashback on
"Ada apa Bell kok bingung mukamu itu?" Tanyaku saat melihat perubahan wajahnya seketikan.
"Sebenarnya itu aku gak tau siapa Kak Richard Arley B itu? Kan nanti aku susah carinya".
"Kamu beneran tidak tau kak Richard ya?"
"Iya"
"Beneran? Serius? Suwer?" Tanyaku memastikan.
"Iya Fricellia".
"Hm dia itu Kak ketum yang nyampaikan pidato panjang lebar".
"Oh"
Flashback off
"Wow... begitu hebat". Kata papaku
"Iya pa aku saja hampir tertawa tentang itu. Tapi syukurlah aku masih ingat. Aku gak mau di anggap adik dari ketum. Dan saat ku tanya apa dia tampan?".
"Tampanlah!" Kata mamaku drngan sombongnya.
"Geer deh mama emang anak mama ini tampannya sedunia. Ya nggaklah. Dan jawabannya apa hanya biasa biasa saja".
"Hah.... " kata papaku melongo.
"Luar biasa anak mama yang tampan ini ada anak yang belum kenal". Mamaku juga kaget.
"Itu siswa baru kan? Apa salahnya dia gak kenal? Toh gak ada masalah buat aku".
"Iya sich tapi buat aku itu masalah yang serius".