Pagi ini, di depan gerbang sekolah, telah berdiri seorang gadis berparas cantik, bertubuh langsing, dan didukung oleh makeup tipis diwajahnya, bahkan masih bisa dikatakan makeup kah jika ia hanya memakai bedak dan lipbalm?
Adra Anandita.
Wakil ketua osis, kelas 11 IPA 1, sangat banyak dikagumi oleh para lelaki maupun perempuan disekolahnya. Karena selain pintar, dan tentunya selain ia wakil ketua osis, ia adalah wanita yang sangat menyenangkan.
Dan kini ia sedang mendata siswa dan siswi yang sedang terlambat.
"Kak, kakak kan baik, ayolah jangan hukum kita," kata salah satu adik kelasnya.
"Iya kak, kita janji deh nggak bakal terlambat lagi," ucap satunya lagi.
Adra tersenyum "Maaf, mungkin saya memang baik dimata kalian, tapi saya nggak sebaik itu untuk tidak memberi kalian hukuman karena keterlambatan kalian."
Kedua adik kelasnya cemberut, membuat Adra semakin tersenyum puas. Ia melirik salah satu sahabatnya yang juga kebetulan menjabat menjadi ketua osis, Kevin.
"Urus Kev, gue mau ke ruang osis, mau umumin sama anak-anak kalau kita ada perubahan struktur."
Kevin mengangguk, kemudian ia menatap kedua adik kelas didepannya "sekarang, mau dihukum yang gimana?"
❤️❤️❤️❤️❤️
"Diperuntukkan untuk semua anggota osis untuk berkumpul di ruang osis sekarang,"
"Sekali lagi, panggilan untuk semua anggota osis untuk berkumpul di ruang osis sekarang."
Adra mematikan pengeras suara itu, lalu mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibahas ketika rapat nanti.
"Gimana? Udah?"
Adra menoleh lalu mengangguk "Udah Kev, gimana tadi? Lo kasih hukuman apa?"
"Kepo lo," ucap Kevin melempar gumpalan kertas kearah Adra.
Adra cemberut "Jangan iseng, Kev! Ih."
Kevin hanya terkekeh, lalu tak lama, satu per satu anggota osis sudah mulai berkumpul di ruangan osis untuk membahas pergantian struktur osis.
"Kenapa harus sekarang sih, Dra?" Tanya Elina mendengus "Gue lagi ada kelas matematika nih."
"Sorry banget, Lin. Tapi, harus sekarang, karena besok kita akan mulai rapat soal pensi."
"Yuk mulai, udah lengkap nih, Dra!" Seru Kevin
Adra mengangguk, lalu duduk ditempatnya, begitu juga dengan anggota osis yang lain. Ketika rapat dimulai, semuanya telah menyimak apa yang Kevin dan Adra ucapkan bergantian.
"Gimana?" Tanya Adra
Lisa mengangguk "Gue setuju, lagian Iyan udah jarang banget ngumpul osis dan gue rasa tugasnya juga nggak dia kerjain dengan baik, kita angkat Tiara aja," usulnya
"Tapi gue mau jadi anggota biasa aja," ucap Tiara lagi.
"Ra, sekertaris 2 lagi kosong, dan kita semua milih lo buat jadi sekertaris, lo mau Gita kewalahan ngurus urusan pensi sendirian?" Tanya Adra
"Kalau kalian bersedia, saya bisa jadi sekertaris sementara."
Adra, Kevin, dan seluruh osis yang berada di ruangan itu menoleh pada sosok lelaki yang berdiri didepan pintu.
Dean Anggara.
Adra menaikkan alisnya satu "Lo siapa?"
"Dean."
"Lo bukan anggota osis kan?"
Dean menggeleng "Memang bukan, dan saya hanya menawarkan diri, lagian hanya sementara, kan? Selama pensi saja?"
Adra terdiam dan ia melirik Kevin, lalu menatap teman-temannya yang lain.
"Duduk dulu deh," ucap Adra pada Dean.
Dean berjalan santai dan duduk ditempat kosong, disebelah Adra.
"Lo siap ngejalanin tugas sekertaris?"
Dean mengangguk.
"Apa yang buat lo mau ngebantu kita?" Tanya Adra lagi.
Dean mengangkat bahunya acuh "Saya kasihan lihat kalian kewalahan, apalagi pensi tahun ini akan lebih meriah dari pada tahun sebelumnya."
"Gue setuju dia kita rekrut jadi Sekertaris," ucap Kevin.
Elina, Gita, Tiara dan yang lain juga mengangguk.
"Lagian, Dra, cuman sementara. Kita butuh jasa dia."
Adra diam menatap Dean yang menatapnya balik. Lalu ia mengangguk "Yaudah, kalau gitu besok kita ketemu lagi disini, gue harap kalian lengkap seperti ini," ucapnya pada semua anggota osis.
"Gue deluan," ucap Adra lagi.
Adra berjalan santai kearah kelasnya, lalu Dean menyusulnya, hingga mereka bersebelahan.
"Lo ngapain?"
"Saya hanya memastikan kamu aman."
Adra terkekeh "Gue biasa jalan sendirian kok, lagian cuman kekelas ini," ucapnya lalu berhenti berjalan "Mau ngobrol?" Tanyanya lagi.
Dean menggeleng "Nggak," ucapnya datar "Nggak tau kenapa, hati dan fikiran saya menyuruh mengikutimu."
Adra terkekeh lagi "Lo gausah formal gitu ngomongnya gabisa, ya? Pake lo gue aja lah."
"Saya memang begini ngomongnya."
"Yaudah, terus sekarang lo mau kemana?"
"Saya mau nganter kamu sampai kekelas kamu."
"Supaya apa?"
"Supaya baik jalannya, hehe."
"Yan, kok malah nyanyi sih," dengus Adra kesal.
"Hehehe, bolehkan saya antar kamu?"
Adra mengangguk.
Dan entah kenapa, Adra merasa bahwa hidupnya akan berubah setelah ini.
❤️❤️❤️
Haaaaaiii!!!!!
Aff bawa cerita baruuuu! Mau cerita yang beda aja, hehe. Kan biasanya aff selalu pakai cowok yang pecicilan, eh nggak deng, Rico kan dingin. Tapi, Dean nggak sedingin Rico kok! Dean itu... Ah pokoknya special! Makanya baca terus yaaa!❤️
YOU ARE READING
Dean-dra.
Teen FictionAdra, wakil ketua osis. Tegas dan sangat friendly. Dean, cowok formal, dan kadang sedikit iseng, yang entah kenapa bisa membuat Adra senyum-senyum sendiri. Dipertemukan disebuah ruang osis, dan dari situlah kisah mereka berdua dimulai. Cover by: sem...