Seperti yang Dean bilang pada Adra sewaktu di kantin, lelaki itu datang ke rumah Adra untuk belajar bersama. Sekarang mereka berdua sedang berkutat dengan buku mereka masing-masing, terutama Adra yang sedang mengerjakan PR bahasa Inggrisnya. Gadis itu jika sudah bertemu dengan pelajaran bahasa Inggris, akan berdiam, dan benar-benar mempelajari. Adra sangat menyukai pelajaran itu.
"Adra."
"Hmm."
"Kamu mau makan sate padang?"
Adra menoleh, menatap Dean di sampingnya. "Lo laper?"
Dean mengangguk. "Mau temani saya ke taman depan?" Tanyanya lalu melirik jam di tanganya. "Baru jam delapan malam, Dra."
Adra mengangguk. "Sebentar, gue mau pakai bedak, sama ganti baju dulu." Adra hendak bangkit, tetapi Dean langsung mencegahnya.
"Kenapa?" Tanya Adra.
"Ngga usah dandan," ucap Dean.
"Kumel gini, lo ntar malu."
"Lebih baik seperti ini, alami," ucap Dean tersenyum.
Adra yang mendengar itu, terkekeh geli. Dean ini benar-benar lelaki formal, dan sangat frontal.
"Gue cuma pakai bedak, kok."
Dean menggeleng. "Nanti kalau abang satenya naksir kamu, gimana? Saya nasibnya gimana?"
Adra terkekeh. "Yaudah, mau ambil jaket aja."
Dean mengangguk. Entah kenapa, Adra merasa berada di dekat Dean, seperti ia berada di dekat Kevin. Hampir sama, tetapi mereka berdua tak serupa.
"Ayok, Yan."
******
"Gimana?"
"Apanya?"
"Sate padangnya, enak?"
Adra mengangguk. Keduanya telah berada di taman depan komplek Adra, dan mereka berdua sedang duduk di dekat salah satu gerobak penjual sate padang.
"Nanti, kapan-kapan saya ajak kamu makan soto Makasar yang enak." Ucap Dean lalu ia memakan lagi satenya.
"Gue ngga suka, soto Makasar."
"Kalau yang ini, saya jamin kamu suka."
"Yan, kok malah ngajak kuliner, sih? Nanti gue gendut!"
"Bagus kalau kamu gendut."
"Kok bagus?!" Seru Adra kesal. Pasalnya, untuk mendapatkan porsi tubuh idealnya yang sekarang, cukup banyak menguras tenaga dan waktu.
"Supaya tidak ada yang suka," ucap Dean. "Termasuk Kevin."
Adra menepuk pundak Dean kesal, gadis itu merengut. "Jahat!"
"Kamu tenang aja, kalau ngga ada yang suka, saya masih suka kamu."
Adra yang semula cemberut, kini kembali tersenyum. Bibir gadis itu berkedut, bahkan pipinya memerah. Ia seperti gadis yang baru saja memasuki tahap puber, yang masih sangat baru.
YOU ARE READING
Dean-dra.
Teen FictionAdra, wakil ketua osis. Tegas dan sangat friendly. Dean, cowok formal, dan kadang sedikit iseng, yang entah kenapa bisa membuat Adra senyum-senyum sendiri. Dipertemukan disebuah ruang osis, dan dari situlah kisah mereka berdua dimulai. Cover by: sem...