3

17.1K 87 1
                                    




Author POV

Sebuah rumah tua yang sudah hampir seabad berdiri bercatkan warna dominan putih, pemiliknya tak mengganti warnanya hanya mempercantik halamannya dengan berbagai tanaman dan bunga-bunga cantik. Rumah itu dihuni oleh tiga perempuan. Lusi Pratama adalah wanita tertua di rumah itu yang memiliki dua anak gadis yang sekarang ini sedang bersekolah SMA. Yang pertama adalah Ranti Maharani dan adiknya, Mirabela Anandita Pratama. Hari ini ketiganya kebetulan berada dirumah tapi memiliki aktifitas berbeda setelah sebelumnya makan siang bersama. Lusi sang mama sibuk menghitung dan mengatur berbagai persiapan untuk pernikahan clientnya. Lusi memang seorang pemilik event organizer. Ranti yang tidak ada kelas tambahan pulang lebih cepat sehingga bisa ikut makan siang bersama. Setelah makan siang dia segera mengerjakan tugas-tugasnya dan memilah-milah pakaian mana yang akan dia gunakan untuk acara jalan-jalannya nanti sore. Pilihannya jatuh pada celana jins pendek dengan tanktop hitam dan cardigan putih serta dia ingin menggunakan kalung hati berwarna silver milik adiknya karna menurutnya itu yang paling simple dan cocok. Di kamar lainnya, Mira memilih membaca komik kesukaannya setelah makan siang tapi berakhir dengan tidur. Ranti mengetuk pintu kamar adiknya dan mendapat adiknya masih tidur langsung saja dia mengambil kalung yang tergantung di samping kaca rias dan langsung meninggalkan adiknya. Jam menunjukan setengah lima Mira baru bangun tidur dan masih bersantai di kasurnya sampai dia sadar kalau malam ini dia akan jalan dengan mba Ranti dan Mas Vian. Dia segera bangkit dan mengambil anduknya menuju kamar mandi yang terletak di luar kamarnya persis diantara kamar dia dan kakaknya.

"Eh dek aku dulu!" tiba-tiba Ranti langsung berlari dan masuk ke kamar mandi dan hampir menabrak adiknya.

"Kan aku duluan yang datang. Keluar gih!" teriak Mira.

"Bentar doang dek. Udah kebelet juga. Kamu kumpulin nyawa dulu aja." Jawab Ranti.

"Awas kamu, mba!" jawab Mira bersungut kemudian memutuskan kembali ke kamar dan memilah baju apa yang akan dia pakai.

Berbeda dengan kakaknya, dia memilih memakai jins panjang berwarna hitam dengan kaos v neck berwarna pink dan berencana mencepol rambutnya. Tak lama berselang pintu kamar mandi terbuka

"Dek, udah tuh!" teriak Ranti dan langsung masuk ke kamarnya mulai memakai baju memoles make up tipis dan memakai parfum.

30 menit kemudian mereka sudah siap di kamar masing-masing dan keluar kamar untuk pamitan dengan mama.

"Dek, kita langsung ke mall ya, mas vian nunggu disana." Ucap Ranti membertahu adiknya agar tidak menunggu.

"Ya , mba. Pakai taksi kan?" Jawabnya dan dijawab anggukan oleh Ranti.

"Ma, aku sama mba Ranti pergi dulu ya." Pamit Mira

"Mau pergi sama Vian? Kok Viannya belom dateng?" Tanya mama yang memang sudah tau karna kami kemarin malam meminta ijin pada mama.

"Mas Vian nunggu di Mall, ma. Dia habis ada acara sama temannya jadi nunggu di Mall, kejauhan kalau kesini." Jawab Ranti.

"Yaudah kalian ati-ati pulangnya, jangan malem-malem." Jawab mama mereka dan mengantar kedua anaknya keluar.

--------------.-----------

"Hai, sini!" teriak mas Vian dari samping pintu masuk Mall tepat setelah atm center.

Aku dan mba Ranti langsung menuju mas Vian.

"Udah lama, mas?" Tanya mba Ranti

"Ga kok, yuk. Mau ngapain dulu nih." Tanya mas Vian menengok kearahku dan mba Ranti yang berada di samping kanan dan kirinya.

If I canTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang