Vino masih bertanya-tanya dalam hatinya, apakah ellya menyukai pemberian ku(?).
Sesak nafas bagai embun yang merebah disetiap pagi, degup jantung ini setiap kali mentari hadir. Akankah kau tau betapa hati ini selalu ingin menunggu, menunggu kehadiran yang akan membuat jemu.
Note yang selalu ellya bawa dalam saku kantongnya menbuat nya tersadar bahwa sekarang ia sedang menunggu, menunggu dia hadir. Dia siapa? Vino Wirawan.
Bel pulang sekolah sudah bunyi 15 menit yang lalu, namun para siswa masih berlalu lalang di halaman sekolah. Entah ada ekskul atau pelajaran tambahan.
ellya sedang resah, ia sedang duduk di parkiran sambil melintikan jari-jarinya, dia sedang menunggu sesuatu. Awan mendung ini tambah membuat perasaan ellya semakin tak karuan, sebenarnya ellya tidak suka menunggu. Apalagi menunggu hal yg sama sekali membuatnya bingung.
"Ell, maaf ya lama." Tibatiba vino datang dengan motornya, keadaan vino sungguh berantakan. dasi yg copot menggantung dilehernya, buku yg masih ia genggam ditangannya. Grabak grubuk.
"Iya gak apa apa, lagian santai aja rapihin dulu dasi buku sama rambut lu tuh kaya abis perang aja." Jawab ellya santai sambil menyelipkan rambut kedalam daun telinganya."Eh iya sorry, tadi buru-buru takut lo nunggu lama hehe. Yaudah naik sini buruan." Vino menjawabnya dengan nada salah tingkah.
"Mau kemana sih emang?"
"Mau bahagiain ellya." Vino malah sedikit menggombal membuat wajah ell bersemu merah.
"Gila lo." Langsung saja ellya naik ke atas motor, sebenarnya entah apa yang bisa menyebabkan ellya dan vino dekat. Tapi semenjak desy selalu meledek ellya didepan vino semua jadi terasa aneh, seperti ada dentuman keras menusuk jantung. Cinta.
*ellya pov
Setelah aku menaiki motor ninja berwarna hitam ini, tubuh ku rasanya agak panas. Entah karena cuacanya atau memang aku grogi diboncengi vino untuk kedua kalinya. Perjalanan berlangsung selama 30 menit, cukup lama. Tapi jujur aku tidak bosan, karena saat di perjalanan vino selalu mencairkan suasana. Yaa sekarang tentang vino♡. It so simple."Nahh udah sampe." Vino memberhentikan motornya didepan sebuah gedung tinggi, gedung kantor. Aku masih bertanya-bertanya apa maksudnya. Saat itu adzan maghrib sedang dikumandangkan, memanggil semua umat islam untuk beribadah.
"Pas banget udah adzan, sholat dulu vin."
Kata ku saat vino melepas jaketnya. Sepertinya vino terkekeh.
"Hah iyaa ayuk sholat, masjidnya di lantai 5." Langsung vino menarik kedua tangan ku untuk masuk kedalam gedung itu.Setelah sampai di lantai 5 aku sempat bengong melihat kelakuan vino, ia menegur seluruh karyawan yg tengah ingin sholat. "Lo kenal seluruh pegawai disini ya?" Tanyaku sembari aku melepas sepatu ku. "Hampir, kantor ini kan berdiri dari gue lahir. Jadi pas gue masih kecil gue udah sering diajak kesini. Udah akrab."
"Pantesan aja, emang ini kantor siapa?" Mungkin kantor ayahnya gumamku dalam hati.
"Bokap. Udah yuk sholat udah mau mulai tuh. Nanti gue tunggu sini ya." Tanpa aku menjawabnya vino langsung bergegas masuk kedalam masjid.Selesai sholat sekitar 15 menit aku dan vino bertemu lagi, dia begitu fresh setelah keluar dari masjid. Air wudhu telah merontokkan seluruh rasa penat diwajahnya.
"Udah nih, mau kemana sekarang?" Langsung saja ku tanya dia, abis dia kan gak jelas. Hm atau aku saja yg begitu penasaran.
"Iya sabar, makan dulu yuk gue laper." Ajak vino, tapi langsung ku tolak.
"Aduh lo kelamaan, langsung aja kenapa sih. Mau kemana? Makan belakangan aja, gue juga belum laper. Udah malem tau." Penjelasan ku panjang lebar membuat vino termenung di tempat.
"Hm oke deh. Sabar sabar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlalu
RomanceTidak akan ada pelangi sebelum ada hujan. Tidak akan ada senyum sebelum ada tangis. Semua itu harus dimulai dari yang pahit. Manusia harus ikhlas bila ingin menuju masa depan. Karena apa? Karena seseorang tidak akan menuju masa depan bila membaw...