Bitha POV
"Lo kenapa bit? Ada yang gangguin lo hah?" teriak bima dan sukses membuatku terkejut
"Lo kenapa sih bitha? Lo gak mau cerita sama gue hah?" teriak bima lagi membuatku mendengus kesal
"Lo bisa gak sih gak usa teriak teriak didepan gue?" hanya kalimat itu yang bisa kutanyakan kepada orang didepanku ini yang sudah mulai naik tanduh
"Tapi kenapa kamu gak---
"BIMA"
"Bukk…x_x" astaga Tuhan kenapa aku harus melihat kejadian seperti ini?
"Brengsek lo bim!" teriak ben yang sudah berada diatas bima; yah setelah satu pukulan melayang dibibirnya, sekarang dia terkapar dilantai
"Ben stop ben… stop!" teriakku tapi tidak dihiraukan olehnya
"Bukk" satu pukulan mendarat tepat dipelipis kening ben
"BEN BIMA GUE BILANG STOP!" akhirnya aku tidak bisa menahan kekesalan yang sudah memuncak dan itu sukses membuat mereka berhenti
"Kalian berdua brengsek tau gak!" hanya kalimat dengan nada suara lemah itulah yang keluar dari mulutku saat mereka berdua sudah berhenti berkelahi, setelah itu aku berlari kearah taman belakang sekolah
Kenapa rasanya hari ini aku sangat sial. Melihat pertengkaran antara 2 orang yang aku kenal, dan membiarkan ciuman pertamaku diambil oleh orang yang sahabatku sendiri benci…aaaggh!
"Bitha tunggu" teriak seseorang yang sudah kupastikan adalah ben
"Berhenti bitha" teriak ben lagi tetapi aku hanya berlari dengan kristal bening yang sudah membasahi pipiku
"Bit tunggu dulu dong" ujar ben tepat didepanku; yah dia berhasil mengejarku dan sekarang aku hanya tertunduk dihadapannya
"Bit lo kenapa sih? Lo marah yah karena kelakuan gue tadi?" tanya ben dan benar benar membuatku muak; 'gila yah ni orang? Mana ada orang yang ciuman pertamanya diambil, terus gak marah?! Saraf kali!'
"Sekarang lo tatap mata gue bitha" ucap ben yang terdengar mulai lelah tapi aku tidak menurutinya
"Lo tatap mata gue" ucap ben mengangkat wajahku yang sedari tadi tertunduk dan itu sukses mempertemukan mataku dan matanya; 'ternyata benar, warna mata lo sama dengan warna mata rivo, ben" batinku terpaku dengan pria didepanku
"Lo kenapa bit?" tanya ben membuatku tertunduk kembali dan menangis sejadi jadinya
"Yaudah gakpapa kalo lo gak mau cerita. Lo bisa nangis sepuasnya kok" ucap ben menarikku dalam pelukannya; 'yatuhan kenapa Engkau biarkan ciuman pertamaku jatuh kepada orang didepanku ini? Apakah gak salah?' batinku tak bisa berbuat apa apa
"Nangis ajah sepuas lo bit, gue siap kok jadi tempat buat lo nangis" ucap ben membuat aliran darah ditubuhku terhenti sejenak setelah itu kembali lagi seperti semula
"Gu-gue g-gak m-mau…hiks
"Udah gakpapa, lo nangis ajah dulu. Bentar gue bakal temuin lo sepulang sekolah, dan lo harus janji cerita sama gue" ucap ben; 'kenapa gue baru sadar ternyata lo itu baik ben? Tapi gue masih benci sama lo ben!' batinku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi
"Yaudah ayo kekelas. Pasti pak anton udah masuk sekarang" ajak ben
"T-tapi…
"Udah ayo. Mau nanti lo dihukum karena bolos jam terakhir?" potong ben dan dibalas anggukan keras dariku
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I Go?
Teen Fiction"Menjalani semuanya tanpa dirimu lagi, membuatku rasanya seperti hidup dalam lingkungan yang yang tidak ada makhluk hidupnya. Semua terasa mati. Tapi walaupun semua telah berubah, tak akan ku lupa semua yang telah kita lakukan. Akan selalu terukir n...