chapter 6

5 1 0
                                    

Ben POV

Baru kali ini aku melakukan hal yang nekad. Tak tau kenapa ada bawaan berani untukku melakukan hal itu. Dan tak tau kenapa juga dia menerima yang kulakukan itu walaupun awalnya sedikit kesal.

Yah bitha. Gadis yang ciuman pertamanya mungkin telah kuambil tadi. Aagghh…mungkin sebentar lagi akan ada yang menggali kuburan untukku…

****

Setelah kejadian tadi, aku menjadi lebih santai berbicara dengan bitha. Dan begitu juga sebaliknya, bawaan jutek bitha mulai menghilang, sampai sampai dia bersedia untuk diantar pulang olehku.

"Gakpapa bit. Bdw rumah lo dimana?" tanyaku basa basi, karena hampir saja bitha mendengar suaraku yang berkata bahwa dia lebih lucu tersenyum daripada jutek

"Itu di Jln.Anggrek No.20" jawab bitha sedikit berteriak; 'gue udah tau rumah lo dimana' batinku senang 'udah tau kok lo pake nanya lagi?' batinku mulai terjadi perseteruan 'cuman basa basi ajah gileks' mungkin gue udah gila sekarang!

Setelah sampai didepan rumahnya bitha yang notaben adalah rumahnya vino juga, masih sempatnya aku dan bitha beraduh mulut sedikit.

"Yaudah gue masuk dulu, gabuan nanti mulut gue karena kelamaan ngomong sama lo" ucap bitha sedikit kesal dengan kelakuanku yang sering mengejeknya

"Lucu banget sih lo bit" batinku semakin tertarik dengan wanita didepanku


Kring…kring…kring

deringan ponsel menghiasi setiap langkah bitha. Tak tau kenapa mataku tak bisa berpaling dari wanita yang sedang melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumahnya; tapi tunggu, 'bukannya ponselku berdering tadi? astaga vino…" gumamku segera mengambil ponsel disaku bajuku

"Hallo vin, gue udah didepan rumah lo ni" ujarku pada sahabatku 'Vino Belden Arms' yang adalah kaka kandungnya bitha, wanita pertama yang membuatku terpukau dengan sikap dingin dan cueknya;

Setiap pertemuan dengan vino, galang dan guntur, selalu saja ada topik yang membicarakan tentang bitha, dan itu dibicarakan langsung oleh vino (vino, galang, dan guntur adalah sahabatku di club motor). Walaupun aku tidak pernah melihat wajahnya langsung, tapi vino selalu menceritakan kepribadian adik kesayangannya itu. Setiap kali vino menceritakan bitha, selalu saja ada rasa penasaran yang terlintas dibenakku. Tapi itu semua hilang ketika aku melihat adik kesayangan sahabatku berada satu kelas denganku. Walaupun jarang berkomunikasi, tetapi aku selalu memperhatikan setiap gerak geriknya.

"Hei bro, udah dateng lo? Maaf nunggu lama yah" teriak vino membuatku tersadar dari lamunan tentang adiknya

"Iya lumutan gue disini vin" ujarku radah radah kesal

"Maaf ben gue lagi dikamar tadi, lo juga gak nelfon gue kalo udah nyampe" ujarnya membuatku tersadar kalau sedari tadi aku tidak memberitahunya kalau aku sudah menunggu lama didepan rumahnya dan hanya melamun tentang bitha

"Yee gue lupa vin. Yaudah gue gak diajak masuk ni?" tanyaku sembari turun dari motorku

"Yaudah yuk masuk, sekalian gue kenalin sama ade gue" ujarnya

Dug…

"kenapa jantung gue ini?" batinku

ternyata kenalan dengan orang yang sudah kenal, jauh lebih sulit dibanding kenalan dengan orang yang belum kenal…

Should I Go?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang